Dermatitis seboroik adalah penyakit kulit inflamasi umum yang muncul dengan morfologi papulosquamous di daerah yang kaya kelenjar sebaceous, terutama kulit kepala, wajah, dan lipatan tubuh [1].
Dermatitis seboroik adalah kondisi peradangan kulit kronis yang umum, ditandai dengan penskalaan dan bercak eritematosa yang tidak jelas [2].
Dermatitis seboroik ini umumnya tidak terjadi pada bayi, namun orang tua akan khwatir ketika muncul sisik yang keras berminyak pada mahkota dan daerah frontal kulit kepala [1].
Daftar isi
Berikut ini merupakan beberapa fakta yang perlu diketahui tentang dermatitis seboroik [1, 2] :
Jenis dermatitis seboroik dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan usia pasien yang mengalami, yaitu dewasa dan anak anak :
Dermatitis seboroik yang terjadi pada orang dewasa umumnya paling sering menyerang daerah wajah, kulit kepala, dan dada, dengan sekitar 88%, 70%, dan 27% kasus berkembang menjadi lesi di area ini [1].
Untuk wilayah kepala dan leher, dermatitis seboroik dewasa bersifat simetris dan melibatkan sepertiga tarea engah wajah, termasuk daerah malar, bagian tengah dahi, alis (terutama aspek medialnya), daerah postaurikular, dan saluran telinga luar [1].
Dermatitis seboroik jenis ini secara khas mempengaruhi lipatan nasolabial dan alar, dan blepharitis [1].
Dermatitis seboroik pada orang dewasa dapat memunculkan psoriasis berupa papula dan plak merah berlubang yang memiliki batas tegas dan sisik lamella longgar berwarna keperakan [1].
Bagian kuku diketahui memiliki kemungkinan menunjukkan perubahan psoriatis, dan tanda Auspitz positif [1].
Dermatitis seboroik infantil adalah dermatitis seboroik yang terjadi pada anak anak yang berada pada usia minggu kedua kehidupan [1].
Dermatitis seboroik infantil ini cenderung berlangsung selama 4 hingga 6 bulan [1].
Dermatitis seboroik pada anak anak umumnya akan menyerang daerah popok, lipatan kulit leher, dan aksila [1].
Ruam yang ditimbulkan oleh dermatitis seboroik jenis ini biasanya tidak gatal atau nyeri, dan ringan [1].
Gejala khas dermatitis seboroik yaitu [3] :
Pada kulit yang berwarna terang, dermatitis seboroik menunjukkan gejala berupa adanya bercak berwanra kemerahan.
Pada kulit yang berwarna gelap, dermatitits seboroik akan menunjukkan gejala berupa bercak kulit yang tertutup sisik berwarna kekuningan, berkilau, dan berminyak lebih gelap daripada yang terlihat pada kulit terang.
Gejala berupa bercak pada kuli ini paling sering terjadi pada area kulit yang memiliki banyak kelenjar sebaceous (penghasil minyak) sebagai berikut [3] :
Selain itu, bercak sebagai gejala dermatitis seboroik juga dapat menyebar ke bagian tubuh lain, seperti [3] :
Selain bercak, gejala lain dari dermatitis seboroik yaitu [4] :
Penyebab dermatitis seboroik yang diketahui sejauh ini yaitu [3, 4] :
Segera periksakan diri kedokter apabila [4] :
Dermatitis seboroik biasanya tidak berbahaya, dan komplikasi serius diketahui sangat jarang terjadi [1].
Namun, Eritroderma telah dilaporkan pada neonatus yang mengalami imunosupresi dengan dermatitis seboroik umum [1].
Meskipun demikian, penelitian belum secara tegas menetapkan bahwa dermatitis seboroik menyebabkan eritroderma itu sendiri, mengingat kecenderungannya untuk kulit yang kaya sebasea [1].
Adapun masalah atau komplikasi lain yang paling umum terkait dengan dermatitis seboroik yaitu kesalahan diagnosis kondisi [1].
Dalam mendiagnosis dermatitis seboroik ini, pertama-tama akan mencoba mengesampingkan kondisi kulit lain yang mirip dengan dermatitis seboroik, seperti psoriasis atau eksim (juga disebut dermatitis atopik) [3].
Pemeriksaan lebih lanjut seperti tes usap, dapat dilakukan namun umumnya jarang dibutuhkan [3].
Jika tes usap ini dilakukan, maka akan dapat diketahui jika dermatitis seboroik disebabkan oleh infeksi bakteri kulit(impetigo) [3].
Pengobatan dermatitis seboroik dapat dilakukan dengan melakukan penghambatan kolonisasi jamur kulit, pengurangan pruritus dan eritema, pelonggaran kerak dan sisik, serta pengurangan inflamasi [2].
Adapun pengobatan yang dapat dilakukan untuk dermatitis seboroik antara lain [2] :
Obat anti jamur yang dapat digunakan untuk pengobatan dermatitis seboroik antara lain :
Namun untuk terapi pengobatan menggunakan obat anti jamur ini perlu juga diketahui efek sampingnya sebagai berikut [2] :
Dermatitis seboroik diketahui juga dapat diobati menggunakan antibiotik, dimana gel bila dioleskan dua kali sehari selama delapan minggu ditemukan efektif [2].
Agen anti jamur tanpa resep yang digunakan untuk mengobati dermatitis seboroik antara lain [4] :
Terapi kortikosteroid topikal merupakan terapi jangka pendek, kadang-kadang diresepkan untuk mengurangi komponen inflamasi [2].
Adapun kortikosteroid yang telah digunakan untuk mengobati dermatitis seboroik, antara lain: hidrokortison dan beklometason dipropionate [2].
Pengobatan dermatitis seboroik diketahui juga dapat dilakukan dengan menggunakan tacrolimus dan Pimecrolimus yang berfungsi menghambat kalsineurin [2].
Kedua obat tersebut bekerja terutama sebagai anti-inflamasi dengan cara menghambat produksi sitokin [2].
Adapun pencegahan atau langkah perawatan diri untuk mengontrol dermatitis seboroik antara lain [4] :
Gunakan minyak zaitun untuk mengolesi kulit kepala dan biarkan selama satu jam atau lebih.
Selanjutnya, sisir rambut dan jangan lupa untuk mencuci rambut (keramas) dengan bersih.
Bilas sabun sepenuhnya dari tubuh dan kulit kepala dan hindari sabun yang keras dan gunakan pelembab.
Hentikan penggunaan semprotan rambut, gel, dan produk penataan rambut lainnya seperti produk kulit dan rambut yang mengandung alkohol.
Iritasi umumnya dapat dicegah dengan penggunaan pakaian katun yang bertekstur halus [3].
Selain itu pakaian katun juga dapat membantu menjaga sirkulasi udara di sekitar kulit [3].
Bagi perempuan, perlu juga diketahui bahwa, ketika sedang mengalami dermatitis seboroik, sebaiknya hindari penggunaan foundation atau concealer yang berat karena akan dapat menyumbat pori-pori di kulit [3].
Selain itu, tidak apa-apa menggunakan alas bedak ringan sesekali dan pastikan alas bedak maupun tabir surya yang digunakan tidak terlalu berminyak [3].
1. Dan Tucker; Sadia Masood & Aga Khan. Seborrheic Dermatitis. National Center for Biotechnology Information, US. National Library of Medicine, Natiional Institutes of Health; 2020.
2. Thomas Berk & Noah Scheinfeld. Seborrheic Dermatitis. National Center for Biotechnology Information, US. National Library of Medicine, Natiional Institutes of Health; 2010.
3. Anonim. Seborrheic dermatitis: Overview. ational Center for Biotechnology Information, US. National Library of Medicine, Natiional Institutes of Health; 2020.
4. Anonim. Seborrheic dermatitis. Mayo Clinic; 2020.