Esofagitis lebih umum diderita oleh orang dewasa dari pada anak-anak. Anak yang menderita esofagitis menurut The Boston Children’s Hospital sekitar 1 dari 10.000 anak. Prevalensi esofagitis endoskopi di negara barat lebih umum contohnya saja di Amerika Serikat tercatat sekitar 7%.
Sedangkan negara non barat seperti di Tiongkok 1,5% hingga 5% kasus, di Korea 2,7%, dan di Jerman 2%. Di Indonesia sendiri kasus esofagitis ditemukan sebanyak 22,8%. [4] [5] [6]
Daftar isi
Esofagitis adalah peradangan yang dapat merusak jaringan esofagus, atau saluran otot yang membawa makanan dari rongga mulut ke perut. [1, 2, 3, 4]
Esofagitis disebabkan oleh refluks asam (asam lambung kembali kekerongkongan), efek samping obat-obatan tertentu, dan infeksi bakteri atau virus. Kondisi ini menyebabkan sulit menelan, dan nyeri dada. [1, 3, 4]
Jika tidak diobati, esofagitis dapat menyebabkan komplikasi seperti jaringan parut atau penyempitan kerongkongan, dan kesulitan menelan. [3]
Berikut di bawah ini adalah fakta-fakta mengenai esofagitis: [1] [2] [3] [4]
Siapa yang paling berisiko mengalami esofagitis?
Faktor risiko seseorang untuk terserang esofagitis meliputi: [3, 4]
Jika Anda memiliki sistem kekebalan tubuh yang sehat maka peluang untuk terkena infeksi kerongkongan akan rendah.
Ada 4 tipe esofagitis yang diketahui yaitu: [2, 4]
1. Esofagitis Eosinofilik
Merupakan salah satu jenis esofagitis yang disebabkan oleh terlalu banyak eosinofil di esofagus. Kondisi ni terjadi ketika tubuh Anda merespons alergen secara berlebihan. Pada anak-anak, kondisi ini bisa membuat mereka sulit makan. Pemicunya meliputi: [2, 4]
2. Refluks esofagitis
Jenis yang kedua ialah esofagitis refluks. Biasanya jenis ini disebabkan oleh suatu kondisi yang dikenal sebagai penyakit refluks gastroesofageal (GERD) yaitu terjadinya peristiwa di mana asam lambung kembali ke kerongkongan. Penyakit ini menyebabkan peradangan kronis dan iritasi di bagian kerongkongan. [2]
3. Esofagitis yang diinduksi obat
Esofagitis yang diinduksi obat terjadi ketika Anda minum obat tertentu tanpa disertai air yang cukup. Kondisi ini menyebabkan obat-obatan tersangkut di kerongkongan terlalu lama. Obat-obatan yang diminum termasuk: [2]
4. Esofagitis infeksiosa
Esofagitis infeksiosa cukup jarang terjadi dan biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, atau parasit. Seseorang dapat berisiko lebih tinggi untuk menderita jenis esofagitis ini jika ia memiliki sistem kekebalan yang lemah karena memiliki riwayat penyakit atau obat-obatan. Jenis ini umum terjadi pada orang yang menderita HIV atau AIDS, kanker, dan diabetes. [2]
Berikut ini adalah tanda dan gejala esofagitis yang umum meliputi: [3, 4]
Orang yang berusia muda terutama bayi dan anak kecil, akan mengalami ketidaknyamanan atau rasa sakit, tanda-tanda esofagitis lainnya termasuk: [3, 4]
Kapan harus ke dokter?
Segera temui dokter Anda jika ada tanda atau gejala seperti: [3]
Anda harus mendapatkan perawatan darurat jika: [3]
Komplikasi kesehatan serius yang dapat dialami penderita esofagitis terkait dengan fungsi dan struktur kerongkongan. Komplikasi tersebut meliputi: [1, 3, 4]
Dokter akan menanyakan tentang gejala esofagitis yang Anda diderita, riwayat kesehatan medis, termasuk segala kondisi lainnya untuk didiagnosis. [3]
Dokter Anda akan melakukan pemeriksaan fisik yang meliputi: [3]
Pengobatan untuk esofagitis ditujukan untuk mengurangi gejala, mengatasi komplikasi dan mengobati penyebab gangguan. Pengobatan esofagitis bervariasi berdasarkan penyebab yang mendasarinya. [3]
Jika tidak diobati, esofagitis dapat merusak lapisan kerongkongan Anda dan mengganggu fungsinya, dalam menyalurkan makanan dan cairan dari mulut ke perut. [3]
Ketika penyempitan kerongkongan yang Anda diderita telah sangat parah maka cara yang dapat dokter lakukan biasanya memperluas kerongkongan Anda. Dalam hal ini dokter Anda menggunakan bantuan perangkat endoskopi yang dimasukkan ke dalam kerongkongan. [3]
Beberapa pengobatan yang bisa menjadi pilihan untuk mengobati esofagitis mencakup: [3]
Obat herbal terkadang digunakan untuk mengatasi mulas atau gejala refluks misalnya licorice, elm kulit licin, chamomile, dan lain-lain. Namun, Anda perlu berhati-hati sebelum memutuskan mengkonsumsi obat ini karena obat herbal dapat memiliki efek samping yang serius, dan dapat mempengaruhi obat-obatan lain yang sedang anda konsumsi. Sebaiknya tanyakan kepada dokter Anda tentang dosis yang aman sebelum memulai menggunakan obat herbal apa pun.
Terapi bisa membantu menenangkan stres dan kecemasan serta dapat mengurangi tanda dan gejala mulas atau refluks. Mintalah saran kepada dokter Anda tentang teknik relaksasi yang tepat, terapi tersebut bisa relaksasi otot progresif atau citra yang dipandu. [3]
Tehnik ini menggunakan jarum tipis yang dimasukkan ke titik-titik tertentu di tubuh Anda. Tehnik ini diduga dapat membantu orang dengan regurgitasi dan mulas. Sebelum melakukan tehnik ini tanyakan terlebih dahulu kepada dokter Anda apakah akupunktur aman untuk Anda.
Diet telah diketahui dapat mengurangi gejala esofagitis. Diet GERD ditujukan untuk mengurangi refluks asam, yang merupakan penyebab utama esofagitis. [1]
Makanan yang menenangkan gejala esofagitis:
Makanan dan minuman yang memperburuk gejala esophagitis:
Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi gejala atau mencegah esofagitis, diantaranya: [3, 4]
1. John P. Cunha, DO, FACOEP. 2020. MedicineNet. Esophagitis (Pain, Symptoms, Causes, Grades, and Cure)
2. Anonim. 2020. Oesophageal Patients Association. Types of esophagitis
3. Anonim. 2020. Mayoclinic. esophagitis
4. Ann Pietrangelo. 2017. Healthline. Esophagitis
5. Edwin J. Zarling. 1998. World Journal Gastroenterol . A review of reflux esophagitis around the world
6. Ricky C Tarigan1, Bogi Pratomo. 2019. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia. Analisis Faktor Risiko Gastroesofageal Refluks di RSUD
Saiful Anwar Malang