Daftar isi
Kolitis adalah gangguan pencernaan kronis yang ditandai dengan peradangan pada lapisan dalam usus besar. [1, 2] Kondisi ini seringkali dikaitkan dengan diare, sakit perut, kembung, dan darah pada tinja. [2]
Kolitis bisa disebabkan oleh infeksi, hilangnya suplai darah di usus besar, penyakit radang usus (IBD) dan invasi dinding usus besar dengan kolagen atau sel darah putih limfositik. [1, 2] Kolitis umumnya terjadi pada orang yang berusia sebelum 30 tahun. [4]
Di bawah ini ada beberapa fakta seputar kolitis yang harus Anda ketahui diantaranya yaitu: [1, 4]
Berdasarkan penyebabnya, kolitis dikategorikan menjadi beberapa jenis yaitu: [4]
Kolitis ulseratif (UC) adalah salah satu dari dua kondisi yang diklasifikasikan sebagai penyakit radang usus. Kondisi ini biasanya dimulai di rektum dan menyebar ke usus besar.
Jenis kolitis ini merupakan yang paling sering didiagnosis dibandingkan dengan jenis lain. Kolitis ini dapat terjadi ketika sistem kekebalan bereaksi berlebihan terhadap bakteri dan zat lain di saluran pencernaan. [4]
Kolitis pseudomembran (PC) terjadi akibat pertumbuhan berlebih dari bakteri Clostridium difficile. Bakteri jenis ini biasanya hidup di usus, tetapi tidak menimbulkan masalah karena diimbangi dengan keberadaan bakteri baik.
Obat-obatan tertentu, terutama antibiotik, dapat menghancurkan bakteri sehat. Hal ini memungkinkan Clostridium difficile untuk mengambil alih, melepaskan racun yang menyebabkan peradangan. [4]
Kolitis iskemik (IC) terjadi ketika terbatasnya aliran darah ke usus besar secara tiba-tiba. Gumpalan darah bisa menjadi penyebab penyumbatan tiba-tiba. Aterosklerosis, atau penumpukan timbunan lemak, di pembuluh darah yang memasok usus besar biasanya menjadi penyebab IC berulang. [4]
Kolitis mikroskopis adalah kolitis yang hanya dapat diidentifikasi oleh dokter dengan melihat sampel jaringan usus besar di bawah mikroskop. Seorang dokter akan melihat tanda-tanda peradangan, seperti limfosit (sejenis sel darah putih).
Kolitis mikroskopis dapat terjadi akibat menebalnya lapisan usus besar karena penumpukan kolagen di bawah lapisan jaringan terluar. [4]
Kolitis alergi adalah kolitis yang dapat terjadi pada bayi, biasanya dalam dua bulan pertama setelah lahir. Kondisi ini dapat menyebabkan gejala yang dapat meliputi refluks, meludah berlebihan, rewel, dan kemungkinan bercak darah pada tinja bayi. [4]
Tinjauan Kolitis adalah radang pada usus besar yang biasanya terjadi pada orang berusia di bawah 30 tahun.
Gejala-gejala kolitis yang umum dapat meliputi: [2]
Gejala lainnya yang mungkin dapat Anda alami termasuk: [2]
Ada beberapa penyebab kolitis diantaranya ialah: [1]
Siapakah yang paling berisiko mengalami kolitis?
Faktor risiko pada setiap jenis kolitis dapat berbeda-beda. Anda lebih berisiko mengalami kolitis ulseratif jika Anda: [4]
Anda lebih berisiko mengalami kolitis pseudomembran jika Anda: [4]
Anda lebih berisiko mengalami kolitis iskemik jika Anda: [4]
Kapan Anda harus mengunjungi dokter Anda?
Kunjungi dokter Anda jika Anda mengalami tanda dan gejala kolitis atau radang usus besar.
Tanda atau gejala yang umum dari kolitis adalah diare. Anda harus menemui dokter Anda jika Anda mengalami diare yang tampaknya tidak terkait dengan infeksi, demam, atau makanan yang terkontaminasi. Gejala lain yang menunjukkan sudah waktunya menemui dokter meliputi:
Segera dapatkan pertolongan medis jika Anda melihat banyak darah di tinja Anda. Jika Anda merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan perut Anda, sebaiknya bicarakan dengan dokter Anda.
Meskipun penyakit radang usus biasanya tidak berakibat fatal, kondisi ini termasuk penyakit serius yang dalam beberapa kasus dapat menyebabkan penderitanya mengalami komplikasi yang mengancam jiwa. [3]
Ada beberapa komplikasi kolitis diantaranya adalah: [2, 3]
Dokter Anda mungkin bertanya tentang seberapa sering gejala Anda muncul dan kapan gejala itu pertama kali terjadi. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh dan melakukan tes diagnostik seperti: [4]
Apa saja pertanyaan yang dapat Anda ajukan kepada dokter Anda?
Beberapa pertanyaan dasar untuk ditanyakan kepada dokter Anda meliputi: [3]
Pengobatan kolitis tergantung pada apa yang menyebabkan kolitis. Pengobatan bertujuan untuk meredakan gejala dan mengurangi risiko komplikasi. [3]
Dokter Anda mungkin meresepkan obat anti-inflamasi untuk mengobati pembengkakan dan nyeri yang meliputi kortikosteroid dan aminosalicylates, seperti mesalamine, balsalazide dan olsalazine. [3, 4]
Hal ini berguna untuk menekan respons kekebalan yang melepaskan bahan kimia penyebab peradangan di lapisan usus. Obat-obatan ini termasuk azathioprine, mercaptopurine, cyclosporine dan methotrexate. [3]
Antibiotik bertujuan untuk mengobati infeksi. Antibiotik yang sering diresepkan dapat meliputi ciprofloxacin dan metronidazole. [3, 4]
Selain mengendalikan peradangan, beberapa obat juga dapat membantu meringankan tanda dan gejala Anda. Obat-obatan lain yang juga dapat digunakan untuk mengatasi kondisi ini adalah obat anti diare, obat pereda nyeri dan lain-lain. [3]
Dokter dapat merekomendasikan diet khusus yang diberikan melalui selang makanan (nutrisi enteral) atau nutrisi yang disuntikkan ke pembuluh darah. [3]
Operasi pengangkatan sebagian atau seluruh usus besar atau rektum Anda dapat menjadi pilihan jika perawatan lain tidak berhasil. [3]
Berikut ini beberapa cara yang bisa Anda terapkan untuk mencegah terjadinya kolitis: [1, 2, 3]
1. Anonim. Colitis. MedicineNet; 2020.
2. Anonim. Colitis. The George Washington University Hospital; 2020.
3. Anonim. Inflammatory bowel disease. Mayo Clinic; 2020.
4. Saurabh Sethi, MD, MPH, Brindles Lee Macon, Marijane Leonard. Colitis. Healthline; 2019.
5. Anonim. Colitis. MedlinePlus; 2020.