Penyakit & Kelainan

Nefropati Diabetik: Penyebab – Gejala dan Cara Mengobati

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Nefropati Diabetik adalah sejenis penyakit ginjal yang diakibatkan oleh diabetes melitus (DM). Penyakit ini merupakan salah satu komplikasi paling umum yang sering kali dialami oleh para penderita diabetes, baik pada penderita diabetes tipe 1 maupun diabetes tipe 2. [1, 2, 6]

Apa itu Nefropati Diabetik?

Nefropati diabetik atau disebut juga penyakit ginjal diabetik adalah sindrom yang ditandai oleh adanya jumlah patologis urin albumin ekskresi, lesi glomerulus diabetes, dan hilangnya laju filtrasi glomerulus (glomerular filtration rate/GFR) pada penderita diabetes. [3, 5, 6]

Nefropati diabetik dipercaya tidak memunculkan gejala apapun pada tahap-tahap awal kemunculannya. Namun seiring dengan lamanya menderita penyakit diabetes dan diabetes semakin sulit dikendalikan, hingga akhirnya semakin mempengaruhi tingkat kesehatan ginjal maka barulah muncul gejala penyakit nefropati. [5, 6]

Gejala umum yang ditimbulkan nefropati diabetik seperti; mual dan muntah, sulit berkonsentrasi, pembengkakan pada lengan atau tungkai, nafsu makan berkurang atau bahkan hilang, lemas dan terdapat busa pada urin. [1,3,5]

Nefropati diabetik tidak dapat diobati, namun pengobatan dini terhadap penyakit diabetes dan tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah langkah tepat untuk mencegah perkembangan nefropati diabetik. Pasalnya, penyakit ini merupakan komplikasi serius dari diabetes, baik diabetes tipe 1 maupun tipe 2. Dilaporkan bahwa sekitar 25-40 % penderita diabetes akan mengalami nefropati diabetik bila diabetes tidak diobati dengan baik. [2, 3, 6, 7]

Fakta Nefropati Diabetik

Berikut ini beberapa fakta tentang nefropati diabetik: [1, 2, 3, 5, 6, 7]

  • Penyumbang Utama adalah Penyakit Diabetes

Diabetes adalah penyakit yang seringkali dikaitkan dengan masalah kadar gula atau tekanan darah yang berlebihan dalam tubuh. Kadar gula darah atau tekanan darah yang terlalu tinggi disertai pencegahan yang tidak pasti merupakan penyebab utama timbulnya neuropati diabetik. Penyakit ini kemudian menyebabkan berbagai macam penyakit ginjal.

Ginjal adalah organ yang berfungsi menyaring limbah dan kelebihan cairan dari darah sebelum dibuang melalui cairan urine. Jika seseorang mengidap penyakit diabetes, maka akan memproduksi kadar gula yang tinggi dan kadar gula darah yang tinggi tersebut dapat menimbulkan nefropati diabetik. Penyakit ini kemudian membuat ginjal tidak mampu menyaring limbah dan kelebihan cairan dalam tubuh, hal ini menyebabkan penumpukan yang kemudian mengarah pada gagal ginjal.

  • Nefropati Diabetik Tidak Memiliki Gejala pada Tahap Awal Kemunculannya

Nefropati diabetik diketahui sebagai salah satu komplikasi terburuk dari penyakit diabetes. Penyakit ini sebenarnya timbul karena tingginya gula darah atau teknanan darah (akibat dari diabetes) yang sudah lama tidak diobati.

Bila seiringnya waktu tidak diobati dan terjadi penambahan kerusakan pada organ ginjal barulah nefropati diabetik menunjukkan gejalanya yang ditandai dengan pembekakan pada tubuh, hilangnya nafsu makan, tubuh terasa lemas dan lain-lain.

  • Nefropati Diabetik tidak Selamanya Timbul untuk Penderita Diabetes

Tidak semua penderita diabetes mengalami nefropati diabetik. Penyakit ini hanya muncul apabila penderita diabetes tidak mengobati penyakitnya. Semakin baik penderita mengendalikan diabetes dan tekanan darahnya, maka semakin rendah kemungkinan untuk mengidap nefropati diabetik.

  • Tidak ada Obat untuk Nefropati Diabetik

Sesungguhnya tidak ada obat yang tepat untuk menghilangkan penyakit berbahaya ini. Kemungkinan yang bisa dilakukan adalah dengan mencegah kemunculannya. Cara terbaik adalah meningkatkan pola hidup sehat, seperti menghindari rokok, rajin berolahrga, mengonsumsi makanan yang sehat dan mengobati sejak dini penyakit diabetes.

Penyebab Nefropati Diabetik

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, bahwa penyebab utama penyakit nefropati diabetik adalah diabetes, baik diabetes tipe 1 maupun tipe 2. Namun demikian, diketahui bahwa diabetes itu sendiri bukan penyebab tunggal timbulnya penyakit berbahaya ini. [1]

Berikut beberapa faktor penyebab nefropati diabetik: [2, 4, 5, 6]

  • Gula darah tinggi (hiperglikemia) yang tidak terkontrol.
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi) yang tidak terkontrol.
  • Perokok.
  • Kolesterol.
  • Memiliki riwayat keluarga pengidap diabetes dan penyakit ginjal.
  • Lamanya penderita mengidap penyakit diabetes.
  • Obesitas atau kelebihan berat badan.

Faktor Risiko Penyebab Nefropati Diabetik

Selain faktor diabetes tipe 1 maupun tipe 2 dan beberapa faktor yang telah disebutkan sebelumnya, berikut ini kemungkinan faktor-faktor lain penyebab nefropati diabetik; [6, 7, 8]

  • Keturunan etnis Afrika-Amerika, Hispanik, atau suku Indian Amerika yang dipengaruhi oleh pola hidup orang barat (yang sudah terjadi sejak abad ke-19/zaman kolonialisme barat) sehingga penyakit-penyakit degeneratif, seperti hipertensi, penyakit kardiovaskular dan diabetes melitus meningkat.
  • Penderita mengalami diabetes melitus tipe 1 sebelum berusia 20 tahun.
  • Penderita mengalami komplikasi diabetes lainnya, seperti penyakit mata atau kerusakan saraf.

Gejala Nefropati Diabetik

Walaupun nefropati diabetik tidak menunjukkan gejala di awal perkembangannya, namun pada tahap selanjutnya penyakit ini bisa menimbulkan beberapa gejala sebagai berikut: [1,3]

  • Kontrol tekanan darah tinggi akan semakin memburuk.
  • Terdapat protein dalam urin.
  • Timbul pembengkakan pada kaki, pergelangan kaki, tangan atau mata.
  • Frekuensi buang air kecil meningkat.
  • Mengurangi kinerja obat insulin atau obat diabetes pada penderita diabetes.

    Gejala lainnya berupa; [6]
  • Mengalami kebingungan.
  • Kehilangan konsentrasi.
  • Sesak napas.
  • Kehilangan selera makan.
  • Mual dan muntah.
  • Rasa gatal yang terus menerus.
  • Merasakan Kelelahan.
  • Sakit kepala.
  • Demam.
  • Kehilangan indera perasa.

Kapan Harus ke Dokter?

Apabila, Anda merasakan gejala-gejala yang sedikit mengarah ke persoalan penyakit ginjal, sebaiknya temui dokter dan konsultasikan kondisi Anda kepada dokter. [2,3]

Dan apabila Anda didiagnosis diabetes (apapun tipenya), sebaiknya Anda perlu melakukan pemeriksaan rutin paling banyak 1 tahun sekali untuk mengamati kadar keton dan gula darah di dalam urin Anda. Sekaligus mengikuti tes untuk memeriksa kadar kreatinin dalam darah Anda. Kedua prosedut pemeriksaan ini membantu menentukan seberapa baik ginjal Anda berfungsi. [1, 4, 6]

Komplikasi Nefropati Diabetik

Sebagaimana gejala kemunculannya, komplikasi nefropati diabetik pun dikenal lambat dan bertahap-tahap dari hari ke hari hingga tahun ke tahun. Penyakit ini terkenal dengan komplikasinya yang sangat berbahaya yaitu, penyakit ginjal kronis yang berimbas pada stroke dan serangan jantung. [1,3]

Berikut ini beberapa komplikasi yang dicurigai disebabkan nefropati diabetik: [1, 3, 5, 6, 7]

  • Retensi cairan, yang dapat menyebabkan pembengkakan di lengan dan kaki, tekanan darah tinggi, atau cairan di paru-paru (edema paru).
  • Peningkatan kadar kalium dalam darah Anda (hiperkalemia).
  • Penyakit jantung dan pembuluh darah (penyakit kardiovaskuler), kemungkinan menyebabkan stroke.
  • Kerusakan pembuluh darah retina (retinopati diabetik).
  • Anemia.
  • Sakit kaki, disfungsi ereksi, diare dan masalah lain yang berhubungan dengan kerusakan saraf dan pembuluh darah.
  • Komplikasi kehamilan yang membawa risiko bagi ibu dan janin yang sedang berkembang.
  • Kerusakan permanen pada ginjal Anda (penyakit ginjal stadium akhir), yang pada akhirnya membutuhkan dialisis atau transplantasi ginjal untuk bertahan hidup.

Diagnosis Nefropati Diabetik

Perihal diagnosis nefropati diabetik, umumnya dokter akan memeriksa terlebih dahulu beberapa penyakit yang dicurigai sebagai penyebab nefropati diabetik, seperti diabetes tipe 1 atau 2, hipertensi, perokok, obesitas dan sebagainya. [1,3,4]

Jika pasien memiliki diabetes, dokter akan merekomendasikan pemeriksaan rutin untuk memeriksa kontrol glukosa darah dan memastikan apakah ada komplikasi yang ditimbulkan oleh diabetes tersebut. [3]

Berikut ini beberapa test yang akan dilakukan dokter pada saat mendiagnosis komplikasi diabetes: [1, 2, 3, 4, 5]

  • Tes Urin

Sampel urin diuji untuk protein yang disebut albumin. Jumlah albumin yang ditemukan dalam urin menunjukkan jumlah kerusakan ginjal Anda.

Mikroalbuminuria (sejumlah kecil albumin dalam urin) menunjukkan bahwa Anda berisiko mengalami nefropati diabetik atau mungkin mengalami nefropati diabetik tahap awal.

Proteinuria, atau makroalbuminuria, (jumlah albumin yang lebih besar dalam urin) menunjukkan bahwa Anda memiliki nefropati diabetik yang lebih parah yang dapat memengaruhi kemampuan ginjal Anda untuk menyaring limbah.

  • Tes Darah

Tes darah juga disarankan untuk memeriksa fungsi ginjal. Tingkat kreatinin, produk limbah dalam darah, dapat diukur untuk menghitung perkiraan laju filtrasi glomerulus (eGFR) pasien. EGFR memberikan indikasi seberapa baik ginjal bekerja untuk menyaring produk limbah dari darah.

  • Tes Pencitraan

Pada prosedur ini, dokter menggunakan foto rontgen (sinar-X) dan ultrasound untuk mendiagnosis serta menilai struktur dan ukuran ginjal pasien. Dokter juga akan menyarankan kepada pasien untuk menjalani juga CT scan dan magnetic resonance imaging (MRI) agar bisa dipastikan seberapa baik darah beredar di dalam ginjal pasien.

  • Tes Fungsi Ginjal

Dokter akan melakukan tes ini untuk melihat seberapa baik ginjal pasien bekerja dan mendeteksi jenis gangguan yang terjadi pada organ tersebut. Biasanya urine dan darah pasien akan dijadikan sampel pada pemeriksaan ini.

Dokter juga berangkali akan merekomendasikan biopsi ginjal untuk mengambil sampel jaringan ginjal. Pasien akan diberi obat mati rasa (anestesi lokal), kemudian dokter akan menggunakan jarum tipis untuk mengangkat potongan kecil jaringan ginjal untuk diperiksa di bawah mikroskop.

Biasanya penderita diabetes dianjurkan menjalani tes darah dan urine minimal setahun sekali untuk memeriksa fungsi ginjal.

Pengobatan Nefropati Diabetik

Tidak ada obat untuk nefropati diabetik namun yang bisa dilakukan adalah mencegah perkembangannya. Caranya turunkan tekanan darah dan tetap menjaga perkembangan gula darah. Hal ini bertujuan untuk memperlambat perkembangan nefropati diabetik. [1, 2]

Dokter akan meresepkan beberapa obat yang terbukti secara klinis dapat memperlambat perkembangan penyakit tersebut, yakni: [2, 3, 4, 6, 8]

Obat ini membantu mengontrol gula darah tinggi.

Obat ini terbukti dapat membantu memperlambat perkembangan kerusakan ginjal. Meskipun obat-obat ACE inhibitor – termasuk di dalamnya adalah obat ramipril, quinapril, dan lisinopril, biasanya digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dan masalah medis lainnya, obat-obat tersebut seringkali diberikan kepada penderita diabetes untuk mencegah komplikasi, bahkan jika sekalipun tekanan darah mereka normal.

Obat ini seringkali diberikan jika pasien memiliki efek samping dari penggunaan penghambat obat-obatan ACE inhibitor.

  • Kelola Gula Darah Tinggi

Beberapa obat telah terbukti membantu mengontrol gula darah tinggi pada penderita nefropati diabetik. Studi mendukung tujuan hemoglobin A1C rata-rata kurang dari 7%.

  • Obat-obat Penurun Kolesterol seperti Obat Statin

Obat ini digunakan untuk mengobati kolesterol tinggi dan mengurangi protein dalam urin.

  • Obat-obatan untuk Kesehatan Tulang

Dokter akan memberikan obat-obat yang dapat mengatur keseimbangan kalsium fosfat pasien. Hal ini penting agar kesehatan tulang tetap terjaga.

Walaupun tidak ada obat untuk nefropati diabetik, namun perkembangan penyakit tersebut dapat diminimalisir. Intinya perkembangan penyakit tersebut harus dihentikan, jika tidak, maka akan semakin mempengaruhi ginjal. Efek parah dari hal tersebut adalah gagal ginjal, yaitu penyakit ginjal stadium akhir. [1, 2, 5]

Ada dua cara yang akan dilakukan dokter sebagai alternatif perawatan terhadap pasien nefropati diabetik yang mengalami gagal ginjal: [1, 5]

  • Dialisis Ginjal

Tujuan dari prosedur ini adalah cara untuk membersihkan limbah dan cairan ekstra atau yang berlebihan dalam darah. Dan ada dua jenis prosedur dialisis, yakni dialisis hemodialisis dan dialisis peritoneal.

  • Transplantasi

Dalam beberapa situasi, pilihan terbaik adalah transplantasi ginjal atau transplantasi ginjal-pankreas. Jika Anda dan dokter Anda memutuskan untuk melakukan transplantasi, Anda akan dievaluasi untuk menentukan apakah Anda memenuhi syarat untuk operasi ini.

Pencegahan Nefropati Diabetik

Sebagaimana uraian sebelumnya, bahwa tidak ada obat yang tepat untuk mencegah nefropati diabetik, namun yang boleh dilakukan adalah meminimalisir perkembangan penyakit tersebut. [1]

Jika pasien pernah didiagnosis menderita diabetes, maka ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk menjaga kesehatan ginjal dan mengurangi risiko nefropati diabetik: [3, 6, 7]

  • Menjaga kadar gula darah.
  • Mengelola tekanan darah untuk menghindari tekanan darah tinggi.
  • Tidak merokok.
  • Turunkan berat badan jika pasien mengalami obesitas.
  • Perhatikan pola makan, dengan mengonsumsi daging tanpa lemak, biji-bijian dan sayur-sayuran segar. Hindari produk olahan yang tidak sehat atau tidak bersih.
  • Olahraga yang teratur
  • Konsumsilah obat-obat yang diresepkan dokter seperti obat-obatan penghambat reseptor angiotensin dan ACE inhibitor. Obat-obat tersebut dapat menurunkan jumlah protein dalam urin dan dapat mencegah atau memperlambat perkembangan nefropati diabetik.

Pasien harus melakukan pemeriksaan kesehatan ginjal secara ruitn paling kurang setahun sekali untuk memeriksa perkembangan ginjal dan memastikan kinerja ginjalnya agar terhindar dari nefropati diabetik atau penyakit ginjal lainnya. [2, 3, 6]

1. Anonim. Diabetic Nephropathy. Mayo Clinic; 2021
2. Reviewed by Michael Dansinger, MD. Diabetic Nephropathy. WebMD; 2019.
3. Medical Editor, Dr Michael Jones. Diabetic nephropathy. myDr.com.au; 2016.
4. Anonim. Complications Kidney Disease (Nephropathy). American Diabetes Association; 2021.
5. Radica Z. Alicic, Michele T. Rooney and Katherine R. Tuttle. Diabetic Kidney Disease : Challenges, Progress, and Possibilities. Clinical Journal of the American Society of Nephrology; 2017.
6. Rose Kivi, Medically reviewed by Peggy Pletcher, M.S., R.D., L.D., CDE. Diabetic Nephropathy. HealthLine. 2018.
7. Andy KH Lim. Diabetic nephropathy – complications and treatment. International Journal of Nephrology and Renovascular Disease; 2014.
8. Slamet Suyono. Diabetes Melitus di Indonesia. Metabolik Endokrin; 2006.

Share