Daftar isi
Sakit kepala keto adalah jenis sakit kepala yang timbul sebagai efek dari diet keto atau diet ketogenik [1,2].
Diet keto sendiri adalah salah satu diet paling populer dan banyak diterapkan, yakni dengan mengganti asupan karbohidrat dengan lemak [1,2,3].
Dengan kata lain, diet keto adalah diet rendah karbohidrat tinggi lemak; namun rupanya, efektif dalam menurunkan berat badan, diet ini bisa menyebabkan sakit kepala [1,2].
Meski rata-rata program atau metode diet mampu mengakibatkan efek pusing, penting untuk mewaspadai sakit kepala sebagai efek samping dari diet tersebut, salah satunya sakit kepala keto.
Pada tahap penyesuaian tubuh terhadap diet keto yang baru mulai dijalani, berbagai kondisi berpotensi terjadi, termasuk sakit kepala.
Karena rata-rata terjadi di awal diet keto, berikut ini kemungkinan faktor yang mendasari timbulnya sakit kepala.
1. Efek Obat Tertentu
Pada awal menjalani diet keto, seseorang yang sedang menggunakan atau mengonsumsi obat tertentu dapat mengakibatkan sakit kepala keto [1].
Penggunaan dosis berlebih obat tertentu, seperti diuretik atau jenis obat lainnya yang mampu menyebabkan dehidrasi akan memicu sakit kepala keto [1].
Diuretik sendiri merupakan jenis obat yang dikonsumsi untuk mengatasi beberapa kondisi seperti [4] :
Tujuan dari penggunaan diuretik adalah sebagai pembuang air dan garam berlebih dari dalam tubuh lewat urine saat buang air kecil [4].
Walaupun efeknya bisa berbeda-beda pada tiap pengonsumsi, sakit kepala adalah yang paling sering terjadi [1].
Jika menempuh diet keto di awal disertai dengan penggunaan obat jenis diuretik, maka pusing atau sakit kepala ditambah kram otot, mulut kering dan gangguan pendengaran bisa terjadi sebagai efek samping [1].
2. Dehidrasi
Kemungkinan lain yang mampu menyebabkan seseorang mengalami sakit kepala keto adalah dehidrasi [1].
Dehidrasi merupakan kondisi saat tubuh kekurangan cairan yang kemudian bisa berakibat pada rasa pusing, lemas dan tak bertenaga [5].
Dehidrasi sendiri pun masih termasuk sebagai salah satu efek samping diet keto karena pelaku diet keto akan buang air kecil lebih sering dari biasanya [1].
Frekuensi buang air kecil meningkat karena pada masa transisi, tubuh menggunakan bentuk karbohidrat yang disebut glikogen [6].
Glikogen pada dasarnya tersimpan dalam tubuh dan terikat dengan air, maka ketika tubuh akhirnya menggunakan dan bahkan menghabiskan glikogen, air akan terlepas [6].
Sebagai bentuk pelepasan air dalam tubuh, pelaku diet keto akan lebih sering buang air kecil [6].
Alasan lain mengapa dehidrasi bisa terjadi adalah karena tubuh memroduksi kadar hormon insulin lebih sedikit [6].
Padahal, hormon insulin sangat penting dalam penyerapan glukosa dari darah; berkurangnya insulin tentu merupakan dampak dari asupan karbohidrat yang lebih sedikit [6].
Elektrolit akan terpengaruh oleh penurunan kadar insulin dalam tubuh; sementara itu, hidrasi tubuh bergantung pada elektrolit [1,6].
Contohnya saja, saat kadar insulin menurun drastis maka ginjal akan melepaskan sodium (garam) secara berlebihan sehingga efeknya tubuh mengalami dehidrasi, lalu berakibat pula pada timbulnya sakit kepala [7].
Biasanya, beberapa gejala lain akan turut menyusul, yakni penglihatan ganda, mulut kering, dan sensasi kepala pusing seperti melayang [8].
Energi tubuh berasal dari glukosa yang didapat dari asupan karbohidrat [1,2].
Untuk tubuh dan otak dapat berfungsi optimal, maka tubuh memerlukan glukosa atau karbohidrat yang cukup [1,2].
Sementara itu, diet keto adalah metode diet yang membatasi asupan karbohidrat dan bahkan menggantikannya dengan lemak [1,2,3].
Oleh karena itu, di tahap awal menjalani diet keto tidak mudah dan justru memicu ketosis [1,2,3].
Ketosis sendiri merupakan istilah untuk proses metabolisme yang masih terbilang wajar, terutama saat tubuh tak memperoleh cukup karbohidrat sehingga tak ada yang dibakar dan diubah menjadi tenaga [9].
Karena tak memadainya karbohidrat yang dibakar, tubuh menggunakan lemak sebagai pengganti dan membakarnya untuk menjadi energi [9].
Keton adalah istilah bagi senyawa hasil produksi dari proses metabolisme ketosis ini [1,2,3,9].
Keton berkadar sangat tinggi dalam urine maupun darah pada kondisi ketosis, namun masih dalam tahap normal serta tidak terlalu berbahaya [1,2,3,9].
Namun saat tubuh mulai mengandalkan keton daripada glukosa sebagai sumber energi tubuh, penurunan kadar gula darah akan terjadi cukup drastis [1,2,3,9].
Ketika kadar gula darah terlalu rendah, hal ini mampu menyebabkan sakit kepala, tubuh cepat lelah, dan ketidakmaksimalan pada fungsi otak [10,11].
4. Kebiasaan Tidak Sehat
Pola hidup atau kebiasaan tak sehat menjadi faktor yang memungkinakn menjadi penyebab sakit kepala keto [1].
Menjalani diet keto tentunya diimbangi dengan kebiasaan sehat, seperti pengelolaan stres yang benar, tidur yang cukup, tidak terlambat makan, dan berolahraga [1].
Namun bila pada awal diet keto pelaku diet mengalami stres, kurang tidur, dan sering telat makan, ini bisa menjadi penyebab sakit kepala [12].
Sakit kepala keto menimbulkan keluhan tidak hanya berupa sakit kepala atau pusing [1].
Beberapa keluhan lain yang juga perlu diwaspadai sebagai kondisi penyerta sakit kepala keto adalah [1,13] :
Sakit kepala keto juga umumnya terjadi selama kurang lebih 1-7 hari yang sebenarnya tidak berbahaya namun akan cukup mengganggu keseharian penderita [13].
Gejala-gejala di atas juga dikenal dengan istilah keto flu dan berisiko memburuk bila tubuh kekurangan cairan dan elektrolit tanpa diatasi segera [13].
Ketika memutuskan untuk memeriksakan diri ke dokter karena sakit kepala keto cukup menimbulkan ketidaknyamanan selama beraktivitas, berikut ini adalah beberapa pemeriksaan yang kiranya perlu ditempuh pasien :
Dokter akan memeriksa kondisi fisik pasien dan meminta pasien menjelaskan gejala yang dirasakan selama ini [14].
Dokter juga akan bertanya detail mengenai riwayat medis pasien, termasuk riwayat medis keluarga pasien [14].
Dokter pun tak akan melewatkan pertanyaan seputar pola diet pasien selama ini sehingga dapat diketahui kondisi yang mendasari sakit kepala.
Untuk memastikan apakah sakit kepala memang disebabkan oleh diet keto atau kondisi lain, tes darah kemungkinan besar harus pasien tempuh [14].
Tes darah juga bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi infeksi yang menyebabkan pasien sakit kepala.
MRI scan atau CT scan adalah dua proses pemindaian yang memeriksa bagian kepala pasien untuk memastikan apakah terdapat tumor di sana [14].
Tes pemindaian juga biasanya dilakukan oleh dokter untuk mengetahui apakah terjadi kerusakan otak akibat cedera.
Beberapa pemeriksaan lain kemungkinan dibutuhkan agar dokter bisa mengetahui pasti kondisi yang mendasari sakit kepala pasien, seperti pemeriksaan tekanan bola mata dan pungsi lumbal [14].
Khusus jika pasien mengalami tubuh kejang, maka elektroensefalografi adalah tes yang perlu ditempuh.
Karena sakit kepala keto terjadi karena tubuh mengalami dehidrasi atau kadar gula darah rendah, maka memenuhi kebutuhan cairan dan mengasup makanan bernutrisi tinggi adalah penanganan terbaik.
Berikut ini adalah beberapa langkah penanganan sekaligus pencegahan untuk sakit kepala keto [1,15] :
Bila sakit kepala terus-menerus terjadi selama menjalani diet keto hingga berhari-hari dan berminggu-minggu walau sudah mencoba mengatasinya, sudah saatnya untuk mencari pertolongan medis [1].
Diet keto adalah diet yang tepat bagi banyak orang untuk menurunkan berat badan, namun efek sampingnya juga perlu dipertimbangkan.
Cegah sakit kepala keto ketika memulai diet keto dengan memperbanyak asupan cairan dan mencegah penurunan kadar gula darah yang drastis.
1. Ryan Raman, MS, RD & Amy Richter, RD. What Is the Keto Headache, and How Do You Treat It?. Healthline; 2020.
2. Becky Upham & Jason Paul Chua, MD, PhD. 8 Things You Need to Know About the Keto Diet and Migraine. Everyday Health; 2021.
3. Wajeed Masood; Pavan Annamaraju; & Kalyan R. Uppaluri. Ketogenic Diet. National Center for Biotechnology Information; 2021.
4. Vijay B. Arumugham & Mohamed H. Shahin. Therapeutic Uses Of Diuretic Agents. National Center for Biotechnology Information; 2021.
5. Kory Taylor & Elizabeth B. Jones. Adult Dehydration. National Center for Biotechnology Information; 2021.
6. Valentín E Fernández-Elías, Juan F Ortega, Rachael K Nelson, & Ricardo Mora-Rodriguez. Relationship between muscle water and glycogen recovery after prolonged exercise in the heat in humans. European Journal of Applied Physiology; 2015.
7. Shoko Horita, George Seki, Hideomi Yamada, Masashi Suzuki, Kazuhiko Koike, & Toshiro Fujita. Insulin resistance, obesity, hypertension, and renal sodium transport. International Journal of Hypertension; 2011.
8. Shaun K Riebl, MS, RD, PhD & Brenda M. Davy, PhD, RD, FACSM. The Hydration Equation: Update on Water Balance and Cognitive Performance. ACSM's Health & Fitness Journal; 2014.
9. Nika N Danial, Adam L Hartman, Carl E Stafstrom, & Liu Lin Thio. How does the ketogenic diet work? Four potential mechanisms. Journal of Child Neurology; 2013.
10. Ewan C McNay & Victoria E Cotero. Mini-review: impact of recurrent hypoglycemia on cognitive and brain function. Physiology & Behavior; 2010.
11. Philip Mathew & Deepu Thoppil. Hypoglycemia. National Center for Biotechnology Information; 2022.
12. Katrin Probyn, Hannah Bowers, Fiona Caldwell, Dipesh Mistry, Martin Underwood, Manjit Matharu, Tamar Pincus & CHESS Team. Prognostic factors for chronic headache: A systematic review. Neurology; 2017.
13. Marcelo Campos, MD. What is keto flu?. Harvard Health Publishing; 2018.
14. Leeran Baraness & Annalee M. Baker. Acute Headache. National Center for Biotechnology Information; 2021.
15. B. Benelam & L. Wyness. Hydration and health: a review. Nutrition Bulletin; 2010.