Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Testosteron dan turunannya merupakan salah satu pilihan terapi yang digunakan untuk kondisi hipogonadisme atau kekurangan hormon seksual pada pria, kanker payudara yang tidak dapat ditangani dengan pembedahan.
Testosteron atau testosterone adalah jenis obat terapi hormon dalam bentuk suntik yang diberikan untuk mengatasi rendahnya kadar hormon testosteron di dalam tubuh yang disebut dengan hipogonadisme[1].
Testosteron merupakan hormon yang sangat penting untuk menghasilkan tubuh dengan cara alami. Hormon ini dimiliki oleh pria dan wanita. Jumlah testosteron di dalam tubuh wanita lebih sedikit jika dibandingkan jumlah testosteron pada pria[1].
Pada pria, hormon ini berperan dalam menjaga beberapa hal, seperti[1]:
Kadar hormon testosteron yang normal di dalam tubuh berfungsi membantu untuk mengurangi resiko tekanan darah tinggi (hipertensi) dan serangan jantung.
Testosteron terbagi menurut golongannya diantaranya adalah[4] :
Testosteron dan turunannya digunakan sebagai terapi pengganti untuk pria dewasa dengan kondisi yang terkait tidak adanya atau kurangnya produksi testosteron endogen.
Daftar isi
Berikut ini info mengenai Testosteron dan Turunannya, mulai dari indikasi hingga peringatannya[5]:
Indikasi | Digunakan untuk mengobati kadar testosteron rendah. |
Kategori | Obat resep |
Konsumsi | Dewasa |
Kelas | Androgen dan Obat Sintetis Terkait |
Bentuk | Injeksi (suntikan) |
Kontraindikasi | → Hiperkalsemia atau hiperkalsiuria, pria dengan kanker payudara atau prostat. → Kehamilan dan menyusui. |
Peringatan | Pasien dengan kondisi berikut, wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan Testosteron dan Turunannya : → Pasien dengan gangguan kardiovaskular, metastasis tulang, gangguan ginjal atau hati, epilepsi, migrain, diabetes, atau kondisi lain yang dapat diperburuk oleh retensi cairan, misalnya gagal jantung. → Lansia, anak laki-laki prapubertas. → Pantau tanda-tanda virilisasi (wanita) dan perkembangan priapisme atau rangsangan seksual yang berlebihan (pria). → Hemoglobin periodik, penentuan lipid dan pemeriksaan prostat rektal. |
Kategori Obat Pada Kehamilan & Menyusui | Cara Pemberian Obat: ↔ Bukal / IM / Hidung / Parenteral / PO / SC / Topikal / Transdermal : Kategori X: Penelitian pada hewan atau manusia telah menunjukkan kelainan janin atau ada bukti risiko janin berdasarkan pengalaman manusia atau keduanya, dan risiko penggunaan obat pada wanita hamil jelas lebih besar daripada manfaat yang mungkin didapat. Obat ini dikontraindikasikan pada wanita yang sedang atau mungkin hamil. |
Testosteron merupakan salah satu hormon di antara beberapa jenis hormon yang sebut dengan androgen. Androgen merupakan hormon seks utama yang khusus di produksi oleh pria. Hormon ini juga sangat penting untuk memenuhi fungsi bagi wanita, yaitu dorongan seksual. Testosteron memiliki peranan yang sangat penting untuk kesehatan dan penyakit[2].
Berikut ini fungsi hormon testosteron dan turunannya bagi pria[2]:
Testosteron juga dapat membantu perubahan suasana hati yang normal yang dikirim melalui otak ke kelenjar pituitari di dasar otak untuk pengendalian produksi testosteron pada pria. Kelenjar pituitari bekerja dengan cara memberikan sinyal ke testis untuk menghasilkan testosteron. Jika kadar testosteron semakin tinggi, otak akan mengirimkan sinyal ke hipofisis untuk mengurangi produksi[2].
Beberapa androgen (hormon seks pria) yang ada pada wanita. Hormon-hormon ini dianggap memiliki efek penting, yakni[3]:
Dengan seimbangnya testosterin bersama dengan androgen dan estrogen memberikan ovarium bekerja dengan baik. Androgen memiliki peranan yang sangat penting untuk fungsi otak agar tetap normal, seperti suasana hati, dorongan seks, dan fungsi kognitif[3].
Fungsi dan kegunaan lainnya diantaranya adalah[4]:
Penggunaan Testosteron dan Turunannya hanya khusus di peruntukan untuk orang dewasa.
Hipogonadisme pria bukal → Tawaran 30 mg. |
Intramuskular kanker payudara metastatik Dioperasi → Sebagai enanthate: 200-400 mg setiap 2-4 minggu. |
Hipogonadisme pria intramuskular → 50-400 mg setiap 2-4 minggu untuk cipionate → 50-400 mg setiap 2-4 minggu untuk enantate (atau dosis awal 250 mg setiap 2-3 minggu diikuti dengan dosis pemeliharaan setiap 3-6 minggu) → Hingga 50 mg 2-3 kali seminggu untuk propionate. |
Hipogonadisme Lisan → Awal, 120-160 mg / hr ester undecylate diikuti dengan dosis rumatan 40-120 mg / hr. |
Hipogonadisme Pria Subkutan → Sebagai implan SC: 100-600 mg. → Dosis 600 mg biasanya mampu mempertahankan kadar testosteron plasma dalam kisaran fisiologis selama 4-5 bulan. |
Hipogonadisme Pria Transdermal → Sebagai pemberian tempel 2,5-7,5 mg setiap hari: Oleskan ke punggung, perut, paha, lengan atas sesuai petunjuk. → Sebagai patch skrotum yang mengandung 10 atau 15 mg (memasok 4-6 mg dalam 24 jam): Gunakan sesuai petunjuk. |
Penggunaan Testosteron dan Turunannya jika digunakan tidak sesuai dengan bisa menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Testosteron dan Turunannya hanya diperuntukan untuk resep dokter dan tidak jual bebas di apotik.
Efek samping umum yang sering dilaporkan, diantaranya[5] :
Efek samping yang terjadi pada pria, diantaranya[5] :
Efek samping yang terjadi pada wanita, diantaranya[5]:
Efek samping yang terjadi pada anak laki-laki dan anak perempuan[5]:
Info Efek Testosteron dan Turunannya Tenaga Medis[5]:
Untuk memahami lebih detil mengenai Testosteron dan Turunannya, seperti operdosis, penyimpanan, cara kerja Testosteron dan Turunannya, interaksi dengan obat lain serta dengan makanan berikut datanya[5].
Penyimpanan | Simpan pada suhu ruangan |
Cara Kerja | Deskripsi: Testosteron adalah androgen endogen utama yang bertanggung jawab untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan organ seksual pria dan mempertahankan karakteristik seks sekunder pada pria yang kekurangan androgen. ⇔ Farmakokinetik: Penyerapan: Diserap dari saluran GI, kulit, dan mukosa mulut Distribusi: 80% terikat pada globulin pengikat hormon seks. Jalani resirkulasi enterohepatik. Waktu paruh testosteron: 10 hingga 100 menit. Metabolisme: Metabolit hati ke aktif dan tidak aktif. Ekskresi: Diekskresikan melalui urin sebagai metabolit dan feses sebagai obat tidak berubah (6%) |
Interaksi Dengan Obat Lain | → Meningkatkan aktivitas ciclosporine, antidiabetik, tiroksin, antikoagulan. → Penggunaan testosteron jangka panjang dapat menyebabkan resistensi terhadap efek penghambat neuromuskuler. → Tingkatkan retensi cairan dari kortikosteroid. |
Interaksi Dengan Makanan | Tidak tersedia |
Overdosis | Tidak ada gejala overdosis |
Pengaruh Pada Hasil Lab. | Dapat menurunkan protein terikat yodium (PBI) dan konsentrasi globulin pengikat tiroksin. Dapat menyebabkan penurunan ekskresi kreatinin dan kreatin dan peningkatan ekskresi 17-ketosteroid. |
Untuk apa obat testosteron?
Diberikan untuk mengatasi rendahnya kadar hormon testosteron dalam tubuh, atau yang disebut dengan hipogonadisme[5].
Bagaimana aturan pakai testosteron?
Melalui injeksi atau suntikan dengan Pemberian obat hanya dilakukan di fasilitas kesehatan, seperti klinik atau rumah sakit, dan tentunya di bawah pengawasan dokter atau tim medis[5].
Bagaimana cara menyimpan obat ini?
– Simpan obat suntik testosteron pada suhu ruangan jauh dari cahaya dan kelembaban.
– Jangan simpan di dalam kamar mandi dan membekukan obat[5]
Bagaimana dosis testosteron untuk anak?
Keamanan dan efektivitas belum ditentukan pada pasien anak-anak (kurang dari 18 tahun)[5].
Dalam dosis dan sediaan apakah obat ini tersedia?
Tersedia dalam bentuk injeksi atau suntikan[5]
Apa yang harus diketahui sebelum menggunakan testosteron?
– Jika memiliki riwayat alergi
– Menggunakan obat lain
– Memiliki penyakit lain[1].
Apakah obat ini aman untuk ibu hamil atau menyusui?
Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori X (kontraindikasi) dan tidak boleh digunakan oleh ibu hamil[5].
Obat-obatan apa yang mungkin berinteraksi dengan testosteron?
Cyclosporine, ivacaftor, warfarin, axitinib, insulin, lomitapide, ritonavir[1]
Kondisi kesehatan apa yang dapat berinteraksi dengan obat ini?
Kanker payudara, kanker prostat, penyakit hati, penyakit ginjal, penyakit jantung, penyakit paru-paru, pembesaran kelenjar prostat, sleep apnea (kesulitan bernapas saat sedang tidur), diabetes, depresi[1].
Berikut ini beberapa obat bermerek yang mengandung Testosteron dan Turunannya[1]:
Brand Merek Dagang | |
Aveed | Depo-Testosterone |
Delatestryl | Testosterone undecanoate |
Depo-Testosterone | Xyosted |
Depo-Testosterone |
1) Anonim. Drugs.com. Testosteron. 2021.
2) Anonim. Harvard Health. Testosterone — What It Does And Doesn't Do. 2019.
3) Health Engine Australia. Testosterone. 2019.
4) Anonim. Drugbank.com. Testosteron. 2021.
5) Anonim. Mims.com. Testosteron. 2021.