Penyakit & Kelainan

Duodenitis : Gejala – Penyebab dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Duodenitis adalah suatu kondisi peradangan pada duodenum, yang merupakan bagian permulaan dari usus halus. Peradangan ini dapat menyebabkan nyeri perit, perdarahan, dan gejala pencernaan lainnya. Penyebab

Duodenum adalah bagian pertama dari usus kecil yang letaknya ada di bawah perut. [1, 3]

Berikut ini kita akan membahas penyakit yang berhubungan dengan Duodenum.

Apa itu Duodenitis?

Duodenitis adalah peradangan pada lapisan duodenum yang dapat menimbulkan rasa nyeri dan gejala gastrointestinal menyakitkan lainnya. [1, 4]

Duodenitis bisa berkembang menjadi penyakit yang akut dan kronis, dan dapat terjadi pada pria dan wanita dari segala usia. [1]

Walaupun menyebabkan nyeri, Duodenitis umumnya dapat disembuhkan dan tidak menyebabkan komplikasi jangka panjang. [1, 2]

Gejala Duodenitis

Duodenitis tidak selalu memperlihatkan gejala pada penderitanya. Kalaupun ada, biasanya setiap orang merasakan gejala yang berbeda. [1, 2]

Pada umumnya gejala Duodenitis meliputi: [1, 2]

  • Rasa mual
  • Muntah
  • Perut seperti terbakar atau kram
  • Sakit perut yang sampai ke punggung
  • Gangguan pencernaan
  • Merasa kenyang padahal Anda baru mulai makan

Gejala yang lebih parah bisa terjadi, seperti adanya perdarahan internal. [2]

Hal itu dapat menyebabkan feses menjadi lengket dan berwarna coklat tua atau hitam dan menghasilkan muntahan menyerupai bubuk kopi basah. [2]

Gejala-gejala itu bisa mengindikasikan perdarahan internal. Sebaiknya langsung hubungi dokter Anda segera jika Anda mengalami salah satu dari gejala tersebut. [1]

Penyebab Duodenitis

Penyebab paling umum dari Duodenitis adalah bakteri yang disebut Helicobacter pylori atau biasa disebut H. Pylori, yaitu bakteri yang menyerang perut atau usus kecil dan dapat menyebabkan peradangan. [1]

H. pylori dapat ditularkan dari orang ke orang, walaupun masih belum jelas bagaimana tepatnya. [1]

Sejauh ini kemungkinan yang paling banyak diyakini adalah penyebaran dilakukan melalui makanan dan air yang terkontaminasi. [1]

Menurut National Digestive Diseases Information Clearinghouse, kemungkinan sekitar 20-50% orang di Amerika Serikat terinfeksi H. pylori, sedangkan di negara berkembang penderita yang terinfeksi bisa mencapai 80%. [1]

Selain H. Plyori, penyebab lain dari duodenitis adalah: [1, 2]

  • Penggunaan obat-obatan tertentu dalam jangka panjang seperti aspirin, ibuprofen, atau naproxen
  • Terlalu banyak mengonsumsi alkohol
  • Penyakit Crohn
  • Penyakit radang usus
  • Kondisi autoimun yang menyebabkan gastritis atrofi
  • Penyakit celiac
  • Penyakit kolitis ulserativa
  • Refluks empedu
  • Penggunaan alat bantu pernapasan
  • Kombinasi infeksi virus tertentu – seperti herpes simpleks – dengan sistem kekebalan yang lemah
  • Dedera traumatis pada perut atau usus kecil Anda
  • Stres ekstrem yang disebabkan oleh operasi besar, trauma yang parah pada tubuh, atau syok
  • Menelan zat atau racun kaustik (yang bersifat korosif)
  • Merokok
  • Terapi radiasi
  • Kemoterapi

Faktor Risiko Duodenitis

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena Duodenitis, yaitu: [5]

  • Penyalahgunaan alkohol
  • Penyakit Crohn (penyakit radang usus yang dapat mempengaruhi bagian usus manapun)
  • Infeksi H. pylori
  • Terapi radiasi
  • Penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) dalam waktu lama, seperti ibuprofen (Advil, Motrin), naproxen (Aleve), atau aspirin
  • Stres atau penyakit parah
  • Merokok

Komplikasi Duodenitis

Duodenitis, terutama yang tak ditangani dengan baik secara medis, dapat menyebabkan komplikasi, seperti peradangan dinding perut, pendarahan internal, obstruksi usus, tukak lambung (tukak berdarah), ulkus duodenun berulang, atau pankreatitis sekunder. [4, 5]

Tetapi, jika kondisi Duodenitis Anda langsung mendapatkan perawatan yang tepat dari dokter, maka Anda dapat meminimalkan risiko komplikasi tersebut. [4]

Segera hubungi dokter segera jika Anda mengalami kondisi berikut: [1]

  • Anda mengalami demam dengan suhu 38 ° C atau lebih tinggi
  • Muntahan Anda terlihat seperti bubuk kopi bekas
  • Kotoran Anda berwarna hitam
  • Anda mengalami sakit perut yang parah

Kasus Duodenitis yang tidak diobati bisa menjadi kronis dan dapat menyebabkan tukak lambung serta pendarahan lambung. [1]

Seiring berjalannya waktu, ada beberapa kasus peradangan kronis pada lapisan perut yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker perut. [1]

Karena itu, langsung hubungi dokter apabila Duodenitis yang Anda alami terjadi lebih dari dua kali seminggu. [1]

Pengobatan Duodenitis

Sebelum memberikan resep pengobatan yang tepat, dokter akan menjalankan beberapa tes terlebih dahulu untuk memeriksa darah, urin, dan feses. [5]

Selain itu, ada kemungkinan diperlukan tes tambahan seperti pemeriksaan Endoskopi untuk melihat visualisasi duodenum dan mengambil sampel biopsi mukosa. [5]

Biopsi mukosa lalu diteliti lewat mikroskop untuk mengkonfirmasi infeksi H. pylori. [5]

Antibiotik

Jika duodenitis Anda disebabkan oleh infeksi H. pylori, maka dokter akan memberikan resep pengobatan dengan antibiotik. [5]

Biasanya, dokter akan memberikan dua jenis antibiotik untuk dikonsumsi selama 14 hari. Contoh pengobatan antibiotik meliputi: [5]

Penghambat Pompa Proton

Selain itu, obat-obatan seperti penghambat pompa proton untuk menurunkan jumlah asam di perut juga bisa menjadi pengobatan yang efektif untuk duodenitis, seperti: [5]

Antagonis Reseptor H2 Histamin

Selain obat-obatan di atas, Antagonis reseptor H2 histamin juga bisa membantu menurunkan jumlah asam dalam perut. Jenis obat-obatan ini meliputi: [5]

Antasid

Untuk meredakan gejala sementara, Anda juga bisa mengonsumsi antasida sebagai penetral asam lambung dan penghilang rasa sakit. [1]

Karena merupakan obat yang dijual bebas, maka Anda tidak perlu resep dokter untuk mengonsumsinya. Pilihan antasida meliputi: [1]

  • Calcium Carbonate (Tums)
  • Magnesium Hydroxide (Susu Magnesia)
  • Calcium Carbonate dan Magnesium Hydroxide (Rolaids)

Namun, antasida hanya direkomendasikan untuk penggunaan sesekali saja. Jika Anda sering mengalami gejala mulas, gangguan pencernaan, atau nyeri gastritis lebih dari dua minggu, segera temui dokter Anda. [1]

Jika Anda mengalami diare dan muntah, coba untuk mengganti cairan tubuh dengan meminum Oralit. [5]

Pencegahan Duodenitis

Orang yang sering mengalami Duodenitis mungkin memiliki alergi atau pemicu tertentu yang menyebabkan peradangan, seperti gluten bagi penderita penyakit celiac. [2]

Oleh karena itu, sangat disarankan untuk menghindari makanan tertentu yang memicu gejala Duodenitis. [2]

Anda juga sebaiknya menghindari makanan yang menyebabkan lebih banyak asam dalam perut, seperti alkohol, jus buah, makanan pedas, serta makanan berminyak, berlemak, dan yang digoreng. [2]

Makanan yang berserat tinggi dapat membantu meringankan gejala Duodenitis. [2]

1. Rose Kivi & Saurabh Sethi, M.D., MPH. Gastritis/Duodenitis. Healthline; 2020.
2. Jon Johnson & Debra Sullivan, Ph.D., MSN, R.N. What are Gastritis and Duodenitis?. Medical News Today; 2018.
3. Jen Lehrer MD, Kenny Turley PA-C, & L Renee Watson MSN RN. Duodenitis. UC San Diego Health; 2019.
4. Anonim. What causes duodenitis? Types, Symptoms, and Diagnosis. Bel Marra Health; 2017.
5. William C. Lloyd III, MD, FACS. Duodenitis. Healthgrades; 2021.

Share