Jotang kuda adalah salah satu jenis tanaman liar yang dapat digunakan sebagai pengobatan tradisional.
Tanaman ini berasal Amerika tropis dan telah menyebar pada beberapa negara tropis di beberapa kawasan dunia seperti Afrika Barat, India, Jepang, Cina, Inggris dan kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia[1].
Daftar isi
Jotang kuda berasal dari keluarga Asteraceae dan memiliki nama ilmiah yaitu Synedrella nodiflora[1].
Tanaman ini memiliki beberapa sebutan lain sesuai dengan asalnya seperti dalam bahasa Inggris dikenal dengan Node weed atau Cinderella Weed dan sebutan Ekwu ewu di Nigeria[2].
Jotang kuda merupakan jenis rerumputan yang kecil, tahunan, dan memiliki bau yang sedikit menyengat atau seperti bau kambing[1].
Tanaman ini dapat tumbuh pada semua daerah tropis dan sub tropis serta pada tanah yang cukup lembab dan terkena cukup matahari[1].
Beberapa ciri – ciri fisik dari tanaman ini adalah sebagai berikut[1]:
Kandungan gizi dan senyawa aktif dari daun jotang kuda adalah sebagai berikut[1,2,3]:
Nama | Jumlah | Unit |
---|---|---|
Energi | 413.60 | kcal |
Kadar air | 81.05 | persen |
Protein | 16.51 | persen |
Karbohidrat | 10.01 | persen |
Lemak | 0.25 | persen |
Serat | 1.20 | persen |
Kadar abu | 12.00 | persen |
Tembaga | 1500 | mg/ kg |
Timbal | 600 | mg/ kg |
Vitamin A | 2136.66 | mg/ gram |
Vitamin B1 | 16.00 | mg/ gram |
Vitamin B2 | 14.00 | mg/ gram |
Vitamin B3 | 1.81 | mg/ gram |
Vitamin C | 2.20 | persen |
Vitamin E | 6.00 | mg/ gram |
Asam oksalat | 99.77 | mg/ 100 gram |
Hidrogen sianida | 111.38 | mg/ kg |
Fitin | 1.99 | mol/ kg |
Tannin | 5.90 | persen |
Lignin | 0.81 | persen |
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa daun jotang kuda memiliki vitamin A yang baik untuk kesehatan mata.
Selain itu, tanaman ini juga memiliki beberapa kandungan senyawa aktif lainnya yang baik untuk kesehatan yaitu[1]:
Bagian dari jotang kuda yang sering dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai penyakit adalah daun dari tanaman ini[1].
Beberapa manfaat dari jotang kuda adalah sebagai berikut:
Jotang kuda mampu melawan beberapa bakteri dan jamur seperti bakteri bacillus subtilis dan e.coli serta jamur Aspergillus flavus yang dapat menyebabkan beberapa infeksi seperti infeksi mata, meningitis, infeksi pada mulut, infeksi pada luka bakar serta infeksi pada usus[4,5].
Jotang kuda dapat melawan beberapa bakteri dan jamur yang dapat menyebabkan gangguan pada kulit yaitu bakteri s. aureus dan jamur candida albicans[5,12].
Tanaman ini dapat dapat mengatasi penyakit kulit seperti bisul, jerawat, kudis, radang kulit serta infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri serta jamur[5,12].
Jotang kuda mengandung antioksidan yang baik untuk menjaga stamina serta sel atau jaringan dalam tubuh dari kerusakan serta meningkatkan kekebalan dalam tubuh[4].
Selain itu, antioksidan ini juga bermanfaat untuk mencegah radikal bebas serta racun yang masuk ke dalam tubuh dan mencegah penuaan dini[4].
Jotang kuda memiliki sifat antikonvulsan yang mampu mengembalikan kestabilan rangsangan pada sel saraf dan menurunkan frekuensi serta tingkat keparahan dari kejang[6].
Ini menunjukkan bahwa jotang kuda dapat digunakan untuk mengatasi kejang khususnya pada penderita penyakit epilepsi.
Tanaman ini telah digunakan dalam waktu yang lama di Ghana untuk mengatasi penyakit epilepsi[6].
Jotang kuda memiliki sifat anti depresi atau antipsikotik yang berguna untuk mengatasi berbagai penyakit mental dan meningkatkan kualitas tidur[7].
Tanaman ini dapat memberikan rasa tenang dan mengurangi depresi atau kecemasan. Ini sangat baik untuk mengobati penyakit mental seperti skizofrenia, insomnia, stress, dan penyakit mental lainnya[7].
Jotang kuda memiliki efek hepatoprotektif yang dapat melindungi hati dari kerusakan yang disebabkan oleh stres oksidatif serta racun seperti karbon tertaklorida (CCl4)[8].
Tanaman ini dapat menurunkan kadar ALT, AST, dan MDA yang juga dapat memicu kerusakan atau gangguan pada hati serta penyakit hati[8].
Kandungan senyawa aktif yang terdapat pada jotang kuda seperti flavonoid, alkaloid, serta glikosida dapat menekan dan menghambat radang pada tubuh[9].
Tanaman ini berperan aktif untuk menghambat pembengkakan dari radang dan mengurangi penumpukan cairan yang menyebabkan radang[9].
Beberapa jenis radang yang dapat dan telah terbukti diobati adalah radang sendi atau rematik, radang pada telinga, radang pada tenggorokan, dan lainnya[9].
Jotang kuda memiliki sifat analgesik yang dapat digunakan sebagai penghilang rasa sakit. Tanaman ini dapat digunakan untuk meredakan nyeri pada radang, nyeri saraf, sakit kepala, sakit perut, serta sakit pada telinga[7,9,10].
Selain meredakan rasa sakit, jotang kuda juga dapat menurunkan demam karena sifat antipiretik yang dimilikinya[1].
Jotang kuda mampu membantu untuk mengeringkan luka terbuka atau luka basah pada kulit. Tanaman ini menghentikan pendarahan secara signifikan dan mencegah infeksi pada luka[11].
Jotang kuda telah digunakan di beberapa negara seperti Nigeria sebagai pengobatan tradisional untuk menghentikan perdarahan pada luka dan menyembuhkan luka[11].
Jotang kuda mampu mengatasi dan mencegah penyakit jantung karena tanaman ini mampu mengurangi kadar lemak jahat yang berbahaya untuk jantung[12].
Tanaman ini juga dapat membantu untuk memperlancar saluran pernapasan seperti berguna untuk penderita asma[11].
Tanaman ini telah digunakan di beberapa negara seperti Ghana dan Nigeria sebagai pengobatan tradisional untuk mengatasi penyakit asma dan penyakit jantung[11].
Kandungan serat dalam jotang kuda mampu merangsang usus untuk meningkatkan frekuensi buang air besar dan berat dari feses. Ini berarti tanaman ini dapat digunakan sebagai obat pencahar[12].
Tanaman ini dapat mengatasi kesulitan buang air besar serta rasa sakit saat buang air besar atau sering dikenal dengan wasir atau sembelit[12].
Ekstrak jotang kuda dapat menurunkan kadar gula darah yang tinggi dalam tubuh, meningkatkan metabolisme penyerapan gula serta produksi insulin, dan menghambat proses perubahan glukosa menjadi glikogen pada hati[13].
Aktivitas ini sangat baik untuk penderita diabetes dalam menurunkan kadar gula darah dan mencegah komplikasi dari penyakit diabetes[13].
Kandungan flavonoid dalam jotang kuda dapat mengurangi jumlah feses yang basah dan mengurangi radang pada usus sebagai penyebab dari diare[13].
Tanaman ini memiliki peran yang baik untuk mengurangi penyerapan cairan normal dan menghentikan diare serta nyeri perut [13].
Jotang kuda dapat meningkatkan tingkat kesuburan, mengurangi peluang kematian janin, serat meningkatkan hormon seksual[16].
Tanaman ini telah digunakan di beberapa negara termasuk India dan Bangladesh sebagai pengobatan tradisional untuk mencegah aborsi atau kematian janin serta meningkatkan hormon seksual[16,17].
Pada umumnya, jotang kuda tidak memberikan efek samping bila digunakan secara tidak berlebihan.
Beberapa efek samping dari tanaman ini bila digunakan secara berlebihan atau dalam waktu panjang adalah:
Jotang kuda memiliki peluang untuk menjadi racun dalam tubuh bila digunakan melebihi 2500 mg/kg. Tanaman ini dapat memberikan reaksi keracunan seperti diare, muntah, mual, serta nyeri pada perut bila digunakan secara berlebihan[14].
Jotang kuda yang dikonsumsi dengan jumlah yang berlebihan dapat menurunkan kadar sel darah putih dan meningkatkan kadar albumin serta globulin, bilirubin, serta protein[15].
Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal dan jantung khususnya bagi penderita gangguan pada ginjal serta jantung[15].
Jotang kuda dapat memberikan reaksi hipoglikemia atau kadar gula yang terlalu rendah, khususnya bagi seseorang yang memiliki kadar gula yang rendah[13].
Pemantauan kadar gula darah sangat disarankan saat mengkonsumsi tanaman ini dan seseorang yang memiliki kadar gula rendah tidak disarankan untuk mengkonsumsi secara berlebihan[13].
Jotang kuda dapat menyebabkan kehilangan terlalu banyak cairan bila dikonsumsi secara berlebihan karena sifat pencahar yang dimilikinya. Ini dapat meningkat frekuensi buang air besar yang berlebihan bila dikonsumsi dalam jangka waktu lama[12].
Beberapa cara penggunaan jotang kuda adalah sebagai berikut:
Daun muda jotang kuda dapat dikonsumsi secara langsung sebagai lalapan atau dimasak menjadi tumisan serta sop.
Ini dapat membantu untuk menurunkan diabetes, mengatasi wasir atau sembelit, mencegah aborsi, dan digunakan sebagai antioksidan[15].
Getah dari daun jotang kuda dapat digunakan untuk mengurangi sakit telinga dan dioleskan pada infeksi mulut atau gusi untuk mengatasi infeksi gusi serta menguatkan gusi[15,18].
Getah ini juga dapat dicampur dengan minyak gosok atau minyak jarak untuk dioleskan pada perut yang sakit dan pada radang sendi atau rematik[15].
Daun jotang kuda dihancurkan dan diperas hingga mendapatkan sari dari daun tersebut. Sari daun tersebut dapat digunakan untuk mengatasi infeksi telinga[18].
Seluruh bagian jotang kuda (daun, batang, serta bunga) dapat direbus dengan air hingga mendidih, disaring, dan diminum untuk mengatasi epilepsi serta mengobati masalah jantung[15].
Rebusan daun jotang kuda juga dapat dibuat dengan cara yang sama, tetapi hanya menggunakan daun saja. Rebusan ini berguna untuk mengatasi epilepsi, sebagai obat pencahar, dan mencegah aborsi[15].
Daun jotang kuda dihancurkan hingga sedikit halus dan berair, lalu ditempelkan pada sakit kaki, radang sendi atau reumatik, luka terbuka serta sakit kepala[15,18].
Jotang kuda dapat ditanam sendiri pada pekarangan rumah dengan menggunakan tanah yang lembab dan subur[1].
Selain itu, tanaman ini dapat disimpan pada wadah terbuka serta diletakkan pada suhu ruangan dan terhindar dari sinar matahari langung untuk mencegah tanaman tersebut menjadi layu[1].
Jotang kuda merupakan salah satu jenis tanaman liar yang dapat digunakan sebagai pengobatan tradisional karena kandungan gizi dan senyawa aktif yang dimilikinya. Namun, tanaman ini dapat memberikan efek samping khususnya penderita penyakit ginjal, jantung serta kadar gula darah yang rendah.
1) Adjibode A.G, Tougan U.P, Youssao A.K.I, Mensah G.A, Hanzen Ch. & Koutinhouin G. B. Synedrella nodiflora (L.) Gaertn: a review on its phytochemical screening and uses in animal husbandry and medicine. International Journal of Advanced Scientific and Technical Research. 2015.
2) Catherine V. Nnamani. Nutritional Assessment of Underutilised Traditional Leafy Vegetables of South-Eastern Nigeria. Nutritional Assessment of Underutilised Traditional Leafy Vegetables of South-Eastern Nigeria. 2014.
3) K. M. Okukpe & A. A. Adeloye. Evaluation of the nutritional and anti-nutritional constituents of some selected browse plants in Kwara State, Nigeria. Nigerian Society for Experimental Biology. 2011.
4) Sumi Wijaya, Ting Kang Nee, Khoo Teng Jin, Lim Kuan Hon, Loh Hwei San & Christophe Wiart. Antibacterial and antioxidant activities of Synedrella nodiflora (L.) Gaertn. (Asteraceae). National Institute of Health. 2011.
5) Bhogaonkar P Y, Dagawal M J & Ghorpade D S. Pharmacognostic studies And Antimicrobial Activity Of Synedrella Nodiflora (L.) Gaertn. Bioscience Discovery. 2011.
6) Patrick Amoateng, Eric Woode & Samuel B. Kombian. Anticonvulsant and related neuropharmacological effects of the whole plant extract of Synedrella nodiflora (L.) Gaertn (Asteraceae). Journal of Pharmacy and Bioallied Sciences. 2012.
7) Patrick Amoateng, Samuel Adjei, Dorcas Osei-safo, Kennedy K. E. Kukuia, Emelia Oppong Bekoe, Thomas K. Karikari & Samuel B. Kombian. Extract of Synedrella nodiflora (L) Gaertn exhibits antipsychotic properties in murine models of psychosis. National Institute of Health. 2017.
8) Charles Gnanaraj, Muhammad Dawood Shah, ATM Emdadul Haque, Jaafar Sadeq Makki & Mohammad Iqbal. Hepatoprotective and Immunosuppressive Effect of Synedrella nodiflora L. on Carbon Tetrachloride (CCl4)-Intoxicated Rats. Journal of Environmental Pathology, Toxicology and Oncology. 2016.
9) Hien Thi Thu Le, Jiyoung Park, Jain Ha, Susi Kusumaningrum, Jin Hyub Paik & Sayeon Cho. Synedrella nodiflora (Linn.) Gaertn. inhibits inflammatory responses through the regulation of Syk in RAW 264.7 macrophages. Spandidos Publications. 2020.
10) Patrick Amoateng, Samuel Adjei, Dorcas Osei-Safo, Kennedy Kwami Edem Kukuia, Irene Akwo Kretchy, Joseph Adusei Sarkodie & Benoit Banga N’Guessan. Analgesic effects of a hydro-ethanolic whole plant extract of Synedrella nodiflora (L.) Gaertn in paclitaxel-induced neuropathic pain in rats. Springer. 2017.
11) M. Idu & H.I.Onyibe. Medicinal plants of Edo state. Nigeria : Res J Med Plant. 2007.
12) M.A Jimoh & O.D Omodamiro. Evaluation In-Vitro Antioxidant, Antimicrobial and Laxative Potential of Ethanol Leaves Extract of Synedrella nodiflora (L) Gaertn on Wistar Albino Rats. Scholars Academic Journal of Pharmacy. 2017.
13) Ronok Zahan, Laizuman Nahar, Anamul Haque, Ashik Mosaddik, Abul Fazal, Zahangir Alam & M Ekramul Haque. Antidiarrhoeal and hypoglycemic effects of Synedrella nodiflora. Inforesights Publishing UK. 2012.
14) Julius K. Adesanwo, Clifford O. Egbomeade1, Dorcas O. Moronkola & David A. Akinpelu. Chemical, Toxicity and Antibacterial Studies on Methanol Extracts of Melanthera scandens, Ageratum conyzoides, Aspilia africana and Synedrella nodiflora. Journal of Exploratory Research in Pharmacology. 2019.
15) Patrick Amoateng, Samuel Adjei, Dorcas Osei-Safo, Believe Ahedor, Seidu A Mahmood, Benoit B N'guessan, Isaac J Asiedu-Gyekye & Alexander K Nyarko. Long-term continuous administration of a hydro-ethanolic extract of Synedrella nodiflora (L) Gaertn in male Sprague-Dawley rats: biochemical, haematological and histopathological changes. Ghana Medical Association. 2016.
16) Koutinhouin G. Benoît, Tougan Polycarpe Ulbad, KpodékonT. Marc, Boko K. Cyrille, Goudjihounde Martin, Aoulou Abel & Thewis André. Valuation of Synedrella nodiflora leaves in rabbit feeding as feed supplement: impact on reproductive performance. International Journal of Agronomy and Agricultural Research. 2014.
17) A Mannan & K Ahmad. Preliminary study of sex hormones of medical importance in Bangladeshi plants. National Institute of Health. 1978.
18) Abhijith Pappan & Binu Thomas. Contribution of invasive plants in herbal medicinal practices. International Journal of Herbal Medicine. 2017.