Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Mata kering merupakan suatu kondisi dimana seseorang tidak memproduksi cukup banyak air mata untuk melubrikasi dan memelihatan mata. Air mata dibutuhkan oleh mata untuk menjaga kesehatan dari permukaan
Daftar isi
Mata kering adalah sebuah kondisi ketika produksi air mata oleh mata kurang sehingga mata menjadi lebih mudah terasa perih dan gatal [1,2,4,5,13].
Istilah untuk mata kering juga dikenal dengan dry eye syndrome di mana kondisi ini membuat tingkat kerentanan mata terkena infeksi bakteri meningkat [1,2,4,5,13].
Dalam kondisi mata yang kering, permukaannya dapat mengalami peradangan menyebabkan luka di bagian kornea [1].
Namun meski terasa begitu mengganggu, rata-rata penderita mata kering tidak sampai kehilangan penglihatan kecuali jika terdapat komplikasi yang sangat berat.
Tinjauan Mata kering atau dry eye syndrome adalah produksi air mata yang berkurang sehingga mata mudah mengalami iritasi dan radang.
Mata kering dapat disebabkan oleh sejumlah faktor, seperti berikut ini :
1. Ketidakseimbangan komposisi air mata
Ada 3 komposisi yang membentuk air mata, yaitu lendir, air dan minyak di mana bila komposisi tersebut mengalami perubahan maka mata kering dapat terjadi [3].
Perubahan komposisi air mata misalnya seperti timbulnya rosacea, penyumbatan kelenjar minyak atau karena blefaritis [1,2,3].
2. Penguapan atau evaporasi air mata terlalu cepat
Ketika mata terpapar udara atau angin yang terlampau kuat, khususnya udara atau angin kering serta asap, maka proses penguapan atau evaporasi air mata terjadi lebih mudah dan cepat [1,2,3].
Begitu pula saat mata jarang berkedip, terutama saat menatap layar komputer saat sedang bekerja atau saat sedang membaca [2].
Kondisi-kondisi seperti entropion (bulu mata masuk ke dalam) dan ektropion (bulu mata ke luar) dapat pula menjadi faktor penyebab mata kering [1].
3. Penurunan produksi air mata
Produksi air mata berisiko tinggi menurun disebabkan oleh penyakit tertentu atau faktor-faktor lain seperti [1,3] :
Beberapa faktor di bawah ini juga perlu diwaspadai karena mampu meningkatkan risiko mata kering [1,4] :
Tinjauan Ketidakseimbangan komposisi air mata, penguapan atau evaporasi air mata karena faktor lingkungan, serta penurunan produksi air mata disebabkan oleh berbagai kondisi kesehatan, pengaruh tindakan medis atau pengaruh obat mampu menjadi penyebab mata kering.
Mata kering dapat terjadi pada kedua sisi mata dan menimbulkan keluhan-keluhan seperti [1,2] :
Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter?
Jika gejala-gejala di atas dialami dalam jangka panjang atau tak kunjung membaik dalam beberapa hari, segera ke dokter.
Mata nyeri atau perih yang disertai kemerahan dan kelelahan perlu segera diperiksakan.
Dokter biasanya akan memastikan kondisi mata pasien dan penyebabnya sebelum kemungkinan merujukkan pasien ke dokter spesialis mata.
Tinjauan
Ketika mengalami beberapa gejala yang telah disebutkan tersebut, sejumlah metode diagnosa yang perlu pasien tempuh antara lain :
Pemeriksaan mata meliputi pemeriksaan fisik pada mata pasien untuk melihat apa saja gejala fisik yang dialami serta pemeriksaan riwayat kesehatan [1,2,4,5].
Dokter juga akan menanyakan riwayat medis dan kesehatan pasien secara menyeluruh [1].
Hal ini dilakukan agar dokter dapat mendiagnosa penyebab mata kering pasien dan menentukan pengobatan yang sesuai.
Tes ini dilakukan oleh dokter dengan menggunakan tes Schirmer, yaitu menempatkan potongan kertas yang mampu menyerap air mata [1,2,4,5].
Kertas khusus ini ditempelkan di bawah kelopak mata bawah pasien selama 5 menit. Selanjutnya, dokter melakukan pengukuran jumlah strip dari kertas yang telah basah karena air mata pasien [1,2,4,5].
Pasien didiagnosa mata kering apabila kertas yang dibasahi air mata tidak sampai 10 mm dalam waktu tersebut [1,2,4,5].
Tes pengukuran lainnya adalah phenol red thread test, yaitu sebuah prosedur di mana dokter menggunakan tetes mata dengan kandungan pewarna khusus [1].
Tes pewarna fluorescein juga bermanfaat untuk mengetahui kondisi bagian permukaan mata [1,2,5].
Ketika tetes mata ini dilakukan, biasanya pola perubahan warna mata pasien akan terlihat.
Dari perubahan tersebut akan dapat diketahui tingkat kecepatan mata menjadi kering sekaligus terlihat area permukaan mata sebelah mana yang rusak [1].
Tes lissamine green adalah sebuah metode pemeriksaan yang berguna untuk mengidentifikasi adanya bagian permukaan bola mata yang rusak [1,2,5].
Tes ini serupa dengan tes pengukuran volume air mata maupun tes pewarna fluorescein.
Dokter akan menggunakan pewarna khusus pada sebuah kertas lalu membasahinya dengan larutan saline sebelum ditempel ke permukaan bola mata pasien [1,5].
Tanda awal kerusakan mata akan dapat terlihat melalui prosedur ini.
Tinjauan Pemeriksaan mata kering dilakukan dengan sejumlah metode seperti pemeriksaan mata, pemeriksaan riwayat kesehatan, pengukuran volume air mata, dan tes lissamine green.
Penanganan mata kering disesuaikan dengan tingkat keparahan dan penyebabnya.
Namun biasanya, beberapa langkah berikut adalah cara mengatasi mata kering :
1. Mengatasi Pengaruh Lingkungan
Karena mata kering dapat terjadi karena faktor lingkungan, maka penanganan terhadap efek dari lingkungan dapat dilakukan [1].
Menghindari paparan langsung udara atau angin dari AC, kipas angin atau alat pengering rambut [1,3,5].
Mengistirahatkan mata dari layar monitor komputer atau televisi juga merupakan penanganan penting untuk masalah mata kering [1,3,5].
2. Obat-obatan
Beberapa jenis obat-obatan pun dapat digunakan oleh penderita untuk mengatasi mata kering, seperti :
3. Prosedur Bedah
Jika dokter menjumpai bahwa mata kering pasien dalam kondisi yang lebih serius, maka ada kemungkinan metode operasi direkomendasikan oleh dokter, seperti :
Prosedur bedah ini adalah sebuah proses penjahitan sebagian kelopak mata dan menyatukannya [1,10].
Umumnya, tindakan medis ini hanya akan dianjurkan oleh dokter bila fungsi kelopak mata sebagai pelindung mata telah rusak [10].
Jika kornea mata pasien kering, maka dokter baru akan merekomendasikan tarsorrhaphy supaya kelembaban mata terjaga baik [10].
Metode oklusi punctal adalah tindakan medis yang umumnya diterapkan untuk mengatasi kondisi mata kering [1,4,5].
Oklusi punctal bersifat sementara di mana pada beberapa kondisi pasien dokter memberikan plester penutup dengan tujuan agar air mata bisa keluar [5].
Dokter juga menggunakan penyumbat yang larut di kelopak mata bawah dan bila metode ini kurang efektif dokter akan mempertimbangkan oklusi permanen [5].
Amniotic membrane grafting biasanya diterapkan pada pasien yang mengalami ulkus kornea [1,11].
Bila mata kering berkomplikasi dan terjadi ulkus pada kornea, maka metode ini dapat ditempuh oleh pasien [11]
Belum diketahui pasti data mengenai dampak mata kering yang tidak ditangani atau dalam kondisi terabaikan [1].
Namun meski mata kering tidak membuat penderitanya nyaman, kondisi ini hampir tidak pernah berakibat fatal [1].
Faktor intermiten dapat menyebabkan masa eksaserbasi yang kemudian membuat kondisi mata kering dianggap bersifat kronis [1].
Bahkan untuk mata kering pasca operasi, seperti operasi refraksi atau operasi katarak biasanya seiring waktu dapat pulih dengan baik [1].
Tinjauan Beberapa metode untuk menangani mata kering adalah dengan meminimalisir pengaruh lingkungan, penggunaan obat-obatan (tergantung kondisi mata dan kondisi tubuh pasien menyeluruh), serta prosedur bedah.
Serangkaian risiko komplikasi di bawah ini dapat terjadi ketika mata kering diabaikan tanpa penanganan yang tepat.
Tinjauan Kondisi mata kering yang tidak ditangani secara tepat dapat memburuk dan berujung pada beberapa komplikasi seperti infeksi mata, kerusakan permuksaan mata, penurunan kualitas hidup, dan beberapa kondisi psikis.
Mengetahui situasi apa yang mampu meningkatkan risiko mata kering memampukan seseorang untuk mencegahnya, seperti misalnya sebagai berikut :
Tinjauan Menghindari paparan asap, udara kering, penggunaan mata terlalu lama atau berlebihan; menggunakan humidifer; menggunakan tetes mata artifisial (buatan); serta menggunakan kacamata hitam adalah beberapa upaya meminimalisir risiko mata kering.
1. Mark I. Golden; Jay J. Meyer; & Bhupendra C. Patel. Dry Eye Syndrome. National Center for Biotechnology Information; 2020.
2. Laura A. Vickers & Preeya K. Gupta. The Future of Dry Eye Treatment: A Glance into the Therapeutic Pipeline. Ophthalmology and Therapy; 2015.
3. Stephen C. Pflugfelder, M.D. & Cintia S. de Paiva, M.D., Ph.D. The pathophysiology of dry eye disease: What we know and future directions for research. HHS Public Access; 2018.
4. Cynthia Matossian, MD, FACS, Marguerite McDonald, MD, FACS, Kendall E. Donaldson, MD, MS, Kelly K. Nichols, OD, MPH, PhD, Sarah MacIver, OD, & Preeya K. Gupta, MD. Dry Eye Disease: Consideration for Women's Health. Journal of Women's Health; 2019.
5. Maya Salomon-Ben Zeev, Darby Douglas Miller, & Robert Latkany. Diagnosis of dry eye disease and emerging technologies. Clinical Ophthalmology; 2014.
6. Hiok Hong Chan, Samantha SY Lee & Louis Tong. Use of tetracyclines and macrolides in dry eyes and blepharitis: A systematic review. Research Gate; 2014.
7. Steven J Dell. Intense pulsed light for evaporative dry eye disease. Clinical Ophthalmology; 2017.
8. Takashi Kojima, Murat Dogru, Motoko Kawashima, Shigeru Nakamura & Kazuo Tsubota. Advances in the diagnosis and treatment of dry eye. Progress in Retinal and Eye Research; 2020.
9. M L McDermott & J W Chandler. Therapeutic uses of contact lenses. Survey of Ophthalmology; 1989.
10. Manisha Acharya, Abha Gour, & Abhishek Dave. Commentary: Tarsorrhaphy: A stitch in time. Indian Journal of Ophthalmology; 2020.
11. Olivia G Mead, Sean Tighe & Scheffer C G Tseng. Amniotic membrane transplantation for managing dry eye and neurotrophic keratitis. Taiwan Journal of Ophthalmology; 2020.
12. American Optometric Association. Computer vision syndrome. American Optometric Association; 2021.
13. Sharon Yeo & Louis Tong. Coping with dry eyes: a qualitative approach. BioMed Central Ophthalmology; 2018.
14. M Guillon & S Shah. Rationale for 24-hour management of dry eye disease: A review. Contact Lens & Anterior Eye; 2019.