Tinjauan Medis : dr. Fendria Suwangsana
Perlu ditekankan bahwa kebanyakan kondisi vertigo terkait dengan kelainan atau penyakit lain. Oleh karena itu vertigo akan lebih bijaksana apabila dianggap sebagai suatu gejala, bukan suatu kondisi medis
Daftar isi
Vertigo adalah suatu kondisi pusing berputar yang dapat terjadi karena adanya masalah pada saraf sensorik, otak, ataupun bagian dalam telinga.
Siapapun dapat mengalami, usia berapapun itu, namun umumnya penderita vertigo berusia 65 tahun ke atas.
Saat vertigo terjadi, lingkungan sekeliling atau ruangan akan serasa berputar. Hanya saja, vertigo bukanlah suatu penyakit, melainkan adalah gejala. Ini karena vertigo dapat disebabkan oleh berbagai macam kondisi medis.
Vertigo terbagi menjadi dua jenis yang umumnya dikenal dengan vertigo sentral dan juga vertigo periferal. Berikut adalah jenis-jenis vertigo yang dimaksud :
Vertigo jenis ini dikenal dengan kondisi klinis di mana penderitanya ketika pusing berputar mengalami halusinasi walau tubuh dalam keadaan diam. Struktur vestibular pada sistem saraf pusat yang mengalami disfungsi menjadi alasan dibalik kondisi jenis vertigo ini.
Ketika pada batang otak vestibular aparatus mengalami disfungsi atau memiliki lesi, vertigo sentral terjadi. Pada lansia, iskemia pada struktur vestibular sentral yang ada di inti vestibular, batang otak serta otak kecil mengakibatkan vertigo sentral.
Lansia dengan vertigo sentral pun diketahui adalah yang punya risiko vaskular. Sementara vertigo sentral pada penderita berusia muda diketahui disebabkan oleh demielinisasi akut seperti multiple sclerosis.
Vertigo jenis ini adalah suatu kondisi sensasi berputar yang rasanya seperti sedang mabuk dan dapat kehilangan keseimbangan. Kemampuan fokus pada mata pun berkurang saat vertigo ini terjadi.
Selain itu, vertigo periferal ditandai dengan telinga berdenging atau salah satu telinga kehilangan pendengaran. Vertigo periferal pun disebut lebih parah dan serius daripada jenis vertigo sentral walau keduanya adalah vertigo yang berbeda.
Vertigo dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik itu karena masalah sistem saraf pusat atau ketidakseimbangan maupun gangguan yang terjadi di bagian dalam telinga.
1. Kolesteatoma
Telinga bagian tengah terdapat pertumbuhan kulit yang tidak bersifat kanker. Infeksi berulang dapat meningkatkan risiko kulit non-kanker ini berkembang.
Struktur telinga tengah dapat mengalami kerusakan ketika pertumbuhan kulit bersifat non-kanker ini terjadi di belakang gendang telinga. Gangguan pendengaran pun timbul, beserta efek pusing atau vertigo.
2. Neuritis Vestibular
Neuritis vestibular terjadi karena infeksi di mana kemudian saraf vestibular meradang. Kondisi inilah yang membuat vertigo muncul disertai kehilangan keseimbangan, mual hebat dan penglihatan memburam tapi pendengaran tetap normal.
3. Labirinitis
Labirin telinga bagian dalam dapat terkena peradangan karena infeksi padahal di dalamnya ada yang namanya saraf vestibulocochlear yang berfungsi sebagai pengirim informasi ke otak mengenai suara, posisi, dan juga gerakan kepala.
Labirinitis dapat menjadi sebab seseorang mengalami vertigo yang disertai juga dengan tinitus, gangguan pendengaran, penglihatan terganggu, nyeri telinga dan nyeri kepala.
4. BPPV / Benign Paroxysmal Positional Vertigo
Ada organ otolith di telinga bagian dalam di mana terdapat cairan sekaligus partikel kristal kalsium karbonat di dalam struktur ini. Pada kondisi BPPV, kristal-kristal tadi terlepas lalu dapat mengenai kanal setengah lingkaran karena jatuh.
Saat kristal yang jatuh kemudian menyentuh sel-sel rambut sensorik yang kemudian menjadi sebab sensasi pusing berputar terjadi. Periode vertigo tak sampai semenit, namun dapat diikuti dengan gejala lain seperti mual-mual.
Timbunan cairan yang ada di bagian dalam telinga mampu menjadi faktor alasan vertigo menyerang. Pendengaran akan terganggu dengan munculnya dengungan juga.
Umumnya, kondisi ini terjadi pada orang-orang yang usianya antara 40-60 tahun. Penyebab pasti dari penyakit ini belum jelas diketahui.
Hanya saja, diduga bahwa infeksi virus, penyempitan pada pembuluh darah, serta reaksi autoimun dapat menjadi pemicunya.
6. Faktor Lainnya
Selain dari kelima kondisi yang ditengarai sebagai penyebab vertigo, masih ada faktor lainnya yang perlu diwaspadai, seperti :
Vertigo bukanlah penyakit keturunan atau genetik pada kebanyakan kasus, melainkan berupa gejala dari kondisi medis tertentu.
Hanya saja, vertigo berulang ada kemungkinan cukup besar kondisi ini adalah diturunkan dan terdapat faktor genetik dibaliknya.
Vertigo yang berpotensi merupakan faktor keturunan atau genetik adalah vertigo yang disebabkan oleh ataksia, penyakit Meniere, dan juga migrain.
Vertigo merupakan kondisi pusing berputar yang memang terjadi secara dadakan. Namun bagi yang belum menyadari, ini gejala vertigo yang bisa dikenali :
Waktu yang tepat untuk mencari pertolongan medis adalah ketika gejala vertigo mulai sering terjadi atau muncul.
Vertigo berulang perlu segera diperiksakan, maka segeralah ke dokter. Dengan menempuh pemeriksaan, dokter akan mendiagnosa dengan cara :
Sepintas vertigo mungkin dianggap tidak terlalu serius karena pada beberapa kasus, sensasi pusing berputar hanya dialami beberapa menit.
Namun ketika vertigo sering kambuh atau terjadi berulang dan makin sering di kemudian hari, ada kemungkinan vertigo bisa memburuk.
Jika tak ditangani cepat dan tepat, beberapa kondisi yang bisa jadi bahaya komplikasi dari vertigo yang sudah serius antara lain :
Saat gejala benar-benar menunjukkan bahwa kondisi yang dialami adalah vertigo, segera dapatkan penanganan yang tepat sesuai apa yang menyebabkannya.
Ada beberapa kasus vertigo yang dapat sembuh sendiri tanpa penanganan khusus. Namun jika penyebabnya berupa penyakit tertentu, penanganan perlu disesuaikan dengan sebabnya.
Ketika kondisi gejala vertigo diperiksakan, maka pihak medis biasanya akan memberikan solusi perawatan berupa obat-obatan maupun terapi khusus.
Penanganan ini diperuntukkan bagi yang kondisi vertigonya disebabkan oleh bakteri ataupun virus.
Jika terdapat infeksi ataupun kondisi dalam bentuk cacar, obat antibiotik atau antiviruslah yang paling tepat diberikan.
Pada kasus vertigo dengan gejala mual serta muntah-muntah seperti kondisi morning sickness, antihistamin dan antiemetik paling dibutuhkan.
Kedua jenis obat tersebut akan meredakan rasa mual yang dirasakan oleh penderita.
Terapi ini adalah jenis terapi fisik yang bertujuan membuat sistem vestibular lebih kuat dari sebelumnya.
Rehabilitasi vestibular lebih dianjurkan dan diperlukan oleh penderita vertigo berulang.
Untuk kasus neuroma akustik atau BPPV yang menjadi penyebab vertigo, langkah operasi kemungkinan adalah yang paling dianjurkan sekaligus yang paling tepat.
Untuk kasus vertigo disebabkan oleh penyakit Meniere, maka obat-obat inilah yang kemungkinan dokter berikan.
Tujuan pemberian obat-obat tersebut adalah untuk meredakan rasa pusing yang tak kunjung reda.
Kortikosteroid atau antibiotik dalam bentuk injeksi dapat diberikan bila terjadi masalah dengan bagian dalam telinga pasien.
Salah satu dari obat tersebut akan disuntikkan oleh dokter ke bagian tengah telinga untuk meredakan gejala.
Penanganan lainnya adalah berupa terapi diuretik sekaligus mengurangi asupan sodium (makanan-makanan yang bergaram tinggi).
Terapi diuretik serta pembatasan asupan garam/sodium ini bertujuan untuk mengurangi kadar cairan pada kasus penyakit Meniere.
Selain dari perawatan yang diberikan secara medis, pasien juga dapat merawat diri sendiri dengan beberapa langkah ini.
Pada kasus vertigo yang disebabkan BPPV, sayangnya pencegahan tidak dapat dilakukan.
Namun selalu berikan perlindungan bagi area kepala saat sedang beraktivitas fisik atau berolahraga agar tidak terjadi cedera di bagian kepala.
Selebihnya, dalam mencegah vertigo, gaya hidup yang sehat dan baik adalah kuncinya. Tujuannya adalah untuk meminimalisir gejala serangan vertigo.
Sama seperti ketika mencegah penyakit serius seperti penyakit jantung, diabetes maupun penyakit asam urat, pola hidup perlu diperbaiki.
Bila penggunaan obat tertentu memicu vertigo, segera konsultasikan dengan dokter untuk penurunan dosis atau penghentian pemakaian.
Mulailah dari sekarang mengubah pola hidup jadi lebih sehat dan baik agar vertigo tak mudah menyerang apalagi kambuh. Segera cek ke dokter bila vertigo terlalu sering muncul agar lebih cepat diatasi.
Teresa L. Johnson. 2018. Mentalfloss. 13 Facts About Vertigo.
Stanley J. Swierzewski, III, M.D. 2015. Health Communities. Vertigo
Anne C. Poinier, MD., et all. 2018. University of Michigan Health. Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)
d by Nayana Ambardekar, MD. 2018. WebMD. Vertigo
Markus MacGill & Stacy Sampson, D.O. 2019. Medical News Today. Everything you need to know about vertigo.
Anonim. 2020. NHSinform. Vertigo
Forshing Lui, et all. 2019. National Center for Biotechnology Information, U.S. National Library of Medicine. Central Vertigo.
Janelle Martel & Graham Rogers, MD. 2017. Healthline. I Feel Dizzy: Peripheral Vertigo.
Anonim. 2018. The Hearing Clinic. Facts About Dizziness