Vertigo Posisi Paroksismal Jinak (BPPV): Penyebab, Gejala dan Cara Mengobati

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Benign paroxysmal positional vertigo (BPPV) merupakan salah satu penyebab paling umum terjadinya vertigo, yaitu sensasi tiba-tiba rasa sekeliling seperti berputar. BPPV dapat menyebabkan episode singkat... terjadinya pusing berputar intensitas ringan sampai berat. Pusing berputar ini biasanya dicetuskan oleh perubahan posisi kepala, seperti ketika baru menundukkan kepala, berbaring tidur, dan ketika bangun dari posisi tidur. Pusing ini juga menghilang dengan sendirinya setelah beberapa menit. Namun gejala pada setiap orang dapat berbeda-beda. Konsultasikan kepada dokter jika Anda mengalami vertigo yang terus berulang, berat, atau berkepanjangan. Segera pergi ke layanan kesehatan jika pusing disertai dengan gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, kesulitan bicara, penurunan kesadaran, atau kelemahan separuh badan. Read more

Apa itu Vertigo Posisi Paroksismal Jinak?

Vertigo posisi paroksismal jinak
Sumber gambar: Premier Neurology & Wellness Center

Vertigo posisi paroksismal jinak atau BPPV (benign paroxysmal positional vertigo) ialah suatu gangguan telinga bagian dalam yang merupakan penyebab paling umum dari vertigo[1, 2, 3].

Vertigo ialah jenis pusing spesifik yang membuat penderita merasa ruangan di sekitarnya seperti berputar[2, 4].

Vertigo posisi paroksismal jinak menyebabkan episode singkat rasa pusing ringan hingga intens. Kondisi ini biasanya dipicu oleh perubahan posisi kepala kepala seperti menundukkan kepala, mengarah pada timbulnya vertigo secara tiba-tiba[1, 5].

Vertigo didefinisikan sebagai persepsi subjektif dari gerakan rotasi atau translasi tanpa adanya stimulus eksternal. Pada kasus BPPV, sinyal aberrant dari kanal semiserkuler menimbulkan ilusi gerakan yang menghasilkan vertigo[3].

Diperkirakan bahwa setidaknya 20% dari pasien yang mengunjungi dokter karena vertigo mengalami BPPV[6].

BPPV termasuk kondisi yang sangat umum, dengan insidensi diperkirakan 107 per 100.000 per tahun dan prevalensi dalam waktu kehidupan sekitar 2,4%. BPPV diduga sangat langka terjadi pada anak-anak tapi dapat mempengaruhi orang dewasa pada semua usia, terutama usia lanjut[7].

Penyebab Vertigo Posisi Paroksismal Jinak

Vertigo posisi paroksismal jinak terjadi ketika kristal kalsium karbonat kecil yang disebut otoconia terlepas dari lokasi normal mereka pada utricle, yang merupakan organ sensori di dalam telinga bagian dalam[1, 4].

Kristal yang terlepas dapat bergerak bebas di dalam ruang-ruang yang dipenuhi cairan pada telinga bagian dalam, termasuk kanal semisirkuler (salah satu organ vestibuler pada telinga bagian dalam yang berfungsi mengontrol keseimbangan)[1, 4].

Ketika partikel kristal terakumulasi di dalam salah satu kanal, partikel tersebut akan mempengaruhi gerakan cairan normal yang berfungsi untuk mendeteksi gerakan kepala, mengakibatkan telinga bagian dalam mengirimkan sinyal yang salah ke otak[7].

Pengiriman sinyal yang salah akibat partikel kristal tidak sesuai dengan rangsang yang terdeteksi telinga lain, dengan yang dilihat mata, atau dengan yang dilakukan oleh otot dan sendi. Ketidaksesuaian informasi ini dikenali oleh otak sebagai sensasi berputar (vertigo) yang normalnya berlangsung kurang dari satu menit[7].

Sering kali, penyebab dari BPPV tidak diketahui (idiopatik). Beberapa faktor penyebab BPPV sering berkaitan dengan pukulan ringan hingga berat pada kepala[5].

Penyebab yang kurang umum lainnya meliputi kerusakan pada telinga bagian dalam atau terkadang kerusakan yang terjadi selama operasi telinga atau diposisikan pada punggung dalam waktu lama[5].

Faktor Risiko Vertigo Posisi Paroksismal Jinak

Beberapa faktor berikut dapat meningkatkan risiko terkena vertigo posisi paroksismal jinak[2, 5]:

  • Usia 50 tahun atau lebih
  • Wanita berisiko lebih besar daripada pria
  • Cedera pada kepala
  • Diopname atau istirahat di tempat tidur dalam waktu lama
  • Memiliki jenis migrain tertentu
  • Aerobik intensitas tinggi
  • Mengendarai sepeda melalui jalan yang kasar
  • Gangguan telinga bagian dalam seperti penyakit Meniere

Gejala Vertigo Posisi Paroksismal Jinak

Pasien dengan vertigo posisi paroksismal jinak mengalami gejala utama berupa perasaan berputar atau miring. Gejala tersebut timbul ketika pasien menggerakkan kepala dengan cara tertentu, seperti berguling di tempat tidur, menoleh dengan cepat, membungkuk, atau membalikkan kepala ke belakang[4, 8].

BPPV biasanya berlangsung selama satu hingga dua menit. Vertigo dapat bersifat ringan atau cukup berat hingga mengakibatkan rasa mual dan muntah. Pasien dapat mengalami kesulitan untuk berdiri atau berjalan tanpa kehilangan keseimbangan[8].

Pasien dapat memiringkan kepala ke belakang atau ke depan ketika berjalan, dan dapat terjatuh hingga berisiko menimbulkan cedera. Onset vertigo dapat mendadak dan menakutkan, mengakibatkan pasien berpikir bahwa mereka sakit parah, misalnya stroke[4].

Tanpa penanganan, gejala dari sesi vertigo biasa akan berkurang dengan sendirinya setelah beberapa hari atau minggu, dan terkadang kondisi pasien dapat pulih dengan segera. Pada kasus langka, gejala dapat berlangsung selama bertahun-tahun[4].

Jenis Vertigo Posisi Paroksismal Jinak

BPPV dapat dibedakan menjadi dua yaitu canalithiasis dan cupulolithiasis, sebagai berikut[7]:

  • Canalithiasis

Canalithiasis ditandai dengan kristal yang dapat bergerak dengan bebas di dalam cairan pada kanal. Dalam canalithiasis memerlukan waktu kurang dari satu menit bagi kristal untuk berhenti bergerak setelah perubahan posisi kepala tertentu memicu sensasi berputar.

Setelah kristal berhenti bergerak, gerakan cairan terhenti dan nystagmus serta vertigo berhenti.

  • Cupulolithiasis

Cupuloluthiasis ditandai dengan kristal yang tergantung pada serabut saraf yang merasakan gerakan cairan pada kanal.

Pada cupulolithiasis, kristal terjebak pada serabut saraf sensori yang akan membuat nystagmus dan vertigo berlangsung lebih lama, hingga kepala dipindahkan ke posisi berlawanan.

Diagnosis Vertigo Posisi Paroksismal Jinak

Untuk mendiagnosis BPPV dokter akan menanyakan mengenai gejala yang dialami dan memeriksa riwayat kesehatan pasien. Konfirmasi diagnosis dilakukan dengan pengamatan nystagmus, yaitu pola menyentak mata pasien yang menyertai vertigo yang disebabkan oleh perubahan posisi kepala[4].

Pengamatan nystagmus dilakukan melalui tes diagnostik yang disebut Dix-Hallpike maneuver. Pertama-tama, ketika duduk, kepala pasien ditengokkan sekitar 45 derajat ke satu sisi. Kemudian pasien dengan cepat dibaringkan ke belakang dengan kepala diposisikan pada tepi meja pemeriksaan[4].

Gerakan tersebut dapat menimbulkan vertigo dan dokter dapat mengamati ada tidaknya pola menyentak dari nystagmus pada mata pasien. Hasil positif mengkonfirmasi diagnosis BPPV[4].

Dokter juga dapat melakukan beberapa tes kesehatan lain, seperti[2]:

  • Electronystagmography (ENG) atau videonystagnmography (VNG): untuk memeriksa gerakan mata dan reaksi pada hal-hal yang merangsang vertigo.
  • Tes imaging seperti MRI dan CT scan: dapat membantu mengkonfirmasi tidak adanya penyebab lain gejala.

Pengobatan Vertigo Posisi Paroksismal Jinak

Kondisi BPPV episodik dan sering kali menghilang dengan sendirinya. Opsi penanganan untuk BPPV meliputi pemantauan kondisi, pengobatan vestibulosupresan, rehabilitasi vestibuler, canalith repositioning, dan operasi[2, 6].

Prosedur Reposisi

Pada mayoritas kasus, BPPV dapat diperbaiki secara mekanis menggunakan prosedur tertentu untuk memindahkan kristal kembali ke tempat yang seharusnya[2, 7].

Berikut beberapa teknik yang dapat digunakan untuk memindahkan kristal penyebab BPPV[2, 4, 7]:

  • Canalith repositioning maneuver: berupa serangkaian gerakan kepala spesifik yang bertujuan untuk mengarahkan kristal kembali ke tempat yang seharusnya dengan memanfaatkan gravitasi.
  • Epley maneuver: meliputi gerakan memutar kepala secara berurutan yang membantu memindahkan kristal dan membantunya keluar dari kanal semisirkuler.
  • Liberatory maneuver: melibatkan gerajan kepala cepat dalam bidang dari kanal yang terpengaruh untuk mencoba mengeluarkan kristal yang menggantung. Teknik ini kemudian dilanjutkan dengan canalith repositioning.

Prosedur pemindahan partikel kristal memerlukan waktu sekitar 15 menit. Prosedur pemindahan partikel tunggal efektif dalam mengatasi sekitar 80% hingga 90% kasus BPPV. Latihan atau maneuver pemindahan tambahan dapat diperlukan jika gejala masih berlanjut[1].

Setelah prosedur dilakukan, pasien biasanya diminta beristirahat selama sekitar 10 menit sebelum pulang untuk memastikan tidak terjadi episode cepat vertigo setelah kristal dipindahkan[2].

Biasanya tidak diperlukan obat untuk BPPV kecuali pasien mengalami mual atau muntah berat. Jika pasien mengalami mual ekstrim, dokter dapat meresepkan obat anti emetik[4].

Perawatan Mandiri

Episode baru BPPV dapat terjadi setelah penanganan berhasil dilakukan. Rata-rata tingkat kambuhnya kondisi sebesar 15-50%[1].

Untuk mengatasi BPPV kambuh, pasien dapat melakukan perawatan mandiri dengan melakukan serangkaian gerakan sesuai petunjuk dokter atau terapis[1].

Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan jika vertigo posisi kambuh[1]:

  • Bergerak dengan perlahan ke posisi telinga yang bagus dan tunggu selama satu menit
  • Selanjutnya, bergerak perlahan ke posisi menunduk dan geser ke kaki tempat tidur
  • Tundukkan kepala Anda hingga mencapai bagian ujung tempat tidur dan berlutut atau berdiri di lantai
  • Dengan pelan-pelan, gerakkan kepala ke belakang hingga posisi tegak, sebaiknya pasien berpegangan pada tempat tidur.

Beberapa kiat berikut juga dapat membantu pasien dalam mengatasi gejala dan mencegah terjadinya bahaya lain[2, 8]:

  • Menghindari tidur pada sisi yang terpengaruh
  • Menggunakan dua atau lebih bantal di bawah kepala ketika tidur
  • Ketika bangun tidur, angkat kepala perlahan dan duduk pada tepi tempat tidur sebentar sebelum berdiri
  • Menghindari membungkuk untuk mengambil benda
  • Segera duduk jika merasa pusing
  • Menggunakan pencahayaan yang cukup baik jika terbangun di malam hari
  • Menghindari mengemudikan kendaraan jika terdapat kemungkinan serangan vertigo terjadi
  • Menjaga area berjalan di rumah bersih dan tidak terdapat benda yang mungkin menyebabkan tersandung
  • Menghindari tempat tinggi
  • Menghindari menggunakan alat atau mesin yang dapat menyebabkan bahaya jika pusing kambuh

Operasi

Operasi jarang dilakukan, dan biasanya dipertimbangkan bagi pasien yang tidak terbantu dengan prosedur canalith repositioning. Opsi operasi meliputi:[6]

  • Labyrinthectomy
  • Oklusi kanal posterior
  • Neurektomi singular
  • Vestibular nerve section
  • Transtympanic aminoglycoside application

Pencegahan Vertigo Posisi Paroksismal Jinak

BPPV tidak selalu dapat dicegah, namun menghindari beberapa penyebab dapat menurunkan risiko terkena vertigo posisi paroksismal jinak, seperti:[2]

  • Menerapkan gaya hidup sehat
  • Menghindari kegiatan berisiko cedera kepala
  • Menghindari olahraga ekstrim seperti bersepeda di area berbahaya dan aerobik intensitas tinggi

Mendapatkan penanganan medis yang sesuai untuk gangguan pada telinga juga dapat membantu mencegah timbulnya kondisi BPPV[2].

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment