Ceftazidime adalah antibiotik sefalosporin generasi ketiga yang biasa digunakan untuk mengobati infeksi bakteri. Ceftazidime bekerja dengan cara menghentikan pertumbuhan bakteri. [1,2,3,4]
Daftar isi
Berikut ini informasi terkait Ceftazidime mulai dari indikasi hingga perawatan. [1,2,4]
Indikasi | Antibiotik untuk Infeksi Bakteri |
Kategori | Obat Resep |
Konsumsi | Anak-anak dan dewasa |
Kelas | Antibiotik golongan Sefalosporin |
Bentuk | Bubuk dan Cair |
Kontraindikasi | → Hipersensitif terhadap Ceftazidime dan sefalosporin lainnya. → Gangguan ginjal. |
Peringatan | Pasien dengan kondisi berikut, wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan Ceftazidime: → Pasien memiliki alergi terhadap Ceftazidime dan antibiotik sejenis. → Pasien sedang mengonsumsi Chloramphenicol. → Pasien dengan gangguan hati dan ginjal. → Pasien dengan gangguan lambung atau usus. → Pasien diabetes. → Penderita gagal jantung kongestif. → Penderita epilepsi. → Pasien mengalami malnutrisi. → Anak-anak, ibu hamil dan menyusui. |
Kategori Obat pada Kehamilan & Menyusui | Cara Pemberian Obat: ↔ IM/IV Kategori B: Penelitian membuktikan Ceftazidime dapat membuat pil KB kurang efektif. Ceftazidime dapat masuk ke dalam ASI dan dapat membahayakan bayi yang menyusu. |
Ceftazidime dapat digunakan untuk mengobati beragam infeksi yang disebabkan oleh bakteri, termasuk infeksi yang berat hingga mengancam jiwa. Berikut beberapa penyakit yang membutuhkan pengobatan dengan Ceftazidime: [1,3,4]
Dosis pemberian Ceftazidime berbeda-beda, bergantung pada kondisi medis yang dialami pasien. Pemberian dosis dibagi menjadi dua, yaitu untuk dewasa dan anak. [1,2,3,4]
Meningitis: → Dosis 2 gram melalui injeksi intavena (IV) tiap 8 jam. → Tiga kali sehari. → Dosis masimum 6 gram per hari. → Harus tetap dilanjutkan 2 hari setelah gejala infeksi menghilang. → Durasi penggunaan 10 sampai 14 hari untuk infeksi berat. |
Sepsis: → Dosis 2 gram melalui injeksi IV tiap 8 jam. → Tiga kali sehari. → Dosis masimum 6 gram per hari. → Harus tetap dilanjutkan 2 hari setelah gejala infeksi menghilang. → Durasi penggunaan 10 sampai 14 hari untuk infeksi berat. |
Endometriosis: → Dosis 2 gram melalui injeksi IV tiap 8 jam. → Tiga kali sehari. → Dosis masimum 6 gram per hari. → Harus tetap dilanjutkan 2 hari setelah gejala infeksi menghilang. → Durasi penggunaan 10 sampai 14 hari untuk infeksi berat. |
Infeksi/Radang Panggul: → Dosis 2 gram melalui injeksi IV tiap 8 jam. → Tiga kali sehari. → Dosis masimum 6 gram per hari. → Harus tetap dilanjutkan 2 hari setelah gejala infeksi menghilang. → Durasi penggunaan 10 sampai 14 hari untuk infeksi berat. |
Infeksi Tulang (Osteomielitis): → Dosis 2 gram melalui injeksi IV tiap 8 jam. → Tiga kali sehari. → Dosis masimum 6 gram per hari. → Harus tetap dilanjutkan 2 hari setelah gejala infeksi menghilang. → Durasi penggunaan 10 sampai 14 hari untuk infeksi berat. |
Infeksi Intraabdominal: → Dosis 2 gram melalui injeksi IV tiap 8 jam. → Tiga kali sehari. → Dosis masimum 6 gram per hari. → Harus tetap dilanjutkan 2 hari setelah gejala infeksi menghilang. → Durasi penggunaan 10 sampai 14 hari untuk infeksi berat. |
Peritonitis: → Dosis 2 gram melalui injeksi IV tiap 8 jam. → Tiga kali sehari. → Dosis masimum 6 gram per hari. → Harus tetap dilanjutkan 2 hari setelah gejala infeksi menghilang. → Durasi penggunaan 10 sampai 14 hari untuk infeksi berat. |
Pneumonia: → Dosis 500 mg hingga 1 gram IM atau injeksi IV tiap 8 jam. → Tiga kali sehari. → Dosis masimum 6 gram per hari. → Harus tetap dilanjutkan 2 hari setelah gejala infeksi menghilang. → Durasi penggunaan 10 sampai 14 hari untuk infeksi berat. |
Infeksi Kulit atau Jaringan Lunak: → Dosis 500 mg hingga 1 gram IM atau injeksi IV tiap 8 jam untuk infeksi ringan. → 2 gram IM atau injeksi IV tiap 8 jam untuk infeksi ringan. → Tiga kali sehari. → Dosis masimum 6 gram per hari. → Harus tetap dilanjutkan 2 hari setelah gejala infeksi menghilang. → Durasi penggunaan 10 sampai 14 hari untuk infeksi berat. |
Infeksi Saluran Kemih: → Dosis 250 mg IM atau melalui injeksi IV tiap 12 jam untuk infeksi ringan. → Dosis 500 mg IM atau melalui injeksi IV tiap 8 hingga 12 jam untuk infeksi berat. → Dua kali sehari. → Dosis masimum 6 gram per hari. |
Endokarditis: → Dosis 2 gram IV 3 kali per hari ditambah vankomisin, gentamisin, dan rifampisin. → Dosis maksimum 6 gram per hari → Durasi terapi 4 hingga 6 minggu |
Bakteremia: → Dosis 30 mg/kg melalui injeksi IV tiap 12 jam untuk usia 0 hingga 4 minggu. → Dosis 30 hingga 50 mg/kg melalui injeksi IV tiap 8 jam untuk bayi dan anak-anak hingga 12 tahun. → Dosis maksimum 6 gram per hari. |
Endokarditis: → Dosis 100 hingga 150 mg/kg IV per hari. → Dosis dibagi tiap 8 jam ditambah vankomisin dan gentamisin. → Dosis maksimum 2 hingga 4 gram per hari. → Durasi terapi 6 minggu. |
Infeksi Kulit: → Dosis 30 mg/kg melalui injeksi IV tiap 12 jam untuk usia 0 hingga 4 minggu. → Dosis 30 hingga 50 mg/kg melalui injeksi IV tiap 8 jam untuk bayi dan anak-anak hingga 12 tahun. → Dosis maksimum 6 gram per hari. |
Infeksi Saluran Kemih: → Dosis 30 mg/kg melalui injeksi IV tiap 12 jam untuk usia 0 hingga 4 minggu. → Dosis 30 hingga 50 mg/kg melalui injeksi IV tiap 8 jam untuk bayi dan anak-anak hingga 12 tahun. → Dosis maksimum 6 gram per hari. |
Pneumonia: → Dosis 30 mg/kg melalui injeksi IV tiap 12 jam untuk usia 0 hingga 4 minggu. → Dosis 30 hingga 50 mg/kg melalui injeksi IV tiap 8 jam untuk bayi dan anak-anak hingga 12 tahun. → Dosis maksimum 6 gram per hari. |
Meningitis: → Dosis 30 mg/kg melalui injeksi IV tiap 12 jam untuk usia 0 hingga 4 minggu. → Dosis 30 hingga 50 mg/kg melalui injeksi IV tiap 8 jam untuk bayi dan anak-anak hingga 12 tahun. → Dosis maksimum 6 gram per hari. |
Peritonitis: → Dosis 30 mg/kg melalui injeksi IV tiap 12 jam untuk usia 0 hingga 4 minggu. → Dosis 30 hingga 50 mg/kg melalui injeksi IV tiap 8 jam untuk bayi dan anak-anak hingga 12 tahun. → Dosis maksimum 6 gram per hari. |
Septisemia (Keracunan Darah): → Dosis 30 mg/kg melalui injeksi IV tiap 12 jam untuk usia 0 hingga 4 minggu. → Dosis 30 hingga 50 mg/kg melalui injeksi IV tiap 8 jam untuk bayi dan anak-anak hingga 12 tahun. → Dosis maksimum 6 gram per hari. |
Berikut ini efek samping yang sering terjadi pada penggunaan Ceftazidime: [1,2,4]
Beri tahu dokter jika anda mengalami:
Efek Samping Ceftazidime Tenaga Medis:
Berikut ini informasi lebih rinci terkait cara kerja, metode penyimpanan dan interaksi dengan obat lain serta makanan. [1,2,3,4]
Penyimpanan | → Simpan dalam suhu antara 20-25° C. → Jauhkan dari cahaya matahari langsung. → Jauhkan dari jangkauan anak-anak. |
Cara Kerja | Deskripsi: Ceftazidime bekerja dengan cara mengikat satu atau lebih protein pengikat penisilin yang dengan sendirinya menghambat transpeptidasi akhir sintesis peptidoglikan di dinding sel bakteri. Hal ini kemudian memperlambat biosintesis dan menahan rakitan dinding sel yang mengakibatkan kematian sel bakteri. Farmakokinetik Penyerapan: Diserap dengan baik. Waktu untuk memuncak konsentrasi plasma sekitar 1 jam (IM) dan 5 menit (IV). Distribusi: Didistribusikan melalui jaringan tubuh dan cairan. Melintasi plasenta, didistribusikan dalam cairan ketuban dan memasuki ASI. Volume distribusi berkisar 0,18-0,31 L/kg. Ikatan protein plasma sekitar 10%. Ekskresi: Dikeluarkan melalui urin dengan filtrasi glomerulus (80-90% sebagai obat tidak berubah dalam 24 jam). Waktu paruh plasma 2 jam. |
Interaksi dengan obat lain | → Aminoglikosida: Meningkatkan efek nefrotoksik aminoglikosida. → Probenecid: Meningkatkan konsentrasi serum obat. → BCG (Intravesical dan Imunisasi): Ceftazidime mengurangi efek terapi BCG. Hindari penggunaan bersamaan. → Vaksin Tifoid: Ceftazidime mengurangi efek terapeutik vaksin tifoid. → Sodium Picosulfate: Ceftazidime mereduksi efek terapeutik Sodium Picosulfate. → Antagonis Vitamin K: Meningkatkan efek antikoagulan Antagonis Vitamin K. |
Overdosis | ⇔ Gejala: Kejang, Ensefalopati, Asterixis, Rangsangan Neuromuskuler, Koma. ⇔ Cara Mengatasi: Segera hubungi dokter atau layanan kesehatan terdekat. Untuk kasus insufisiensi ginjal, hemodialisis atau dialisis peritoneal dapat membantu dalam penghapusan obat dari tubuh. |
Pengaruh pada hasil lab | Pengobatan Ceftazidime dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium untuk glukosa dalam urin. |
Apakah Ceftazidime dijual bebas?
Ceftazidime bisa didapatkan melalui resep dokter. [1,3]
Apakah Ceftazidime aman bagi penderita sakit ginjal?
Pengobatan menggunakan Ceftazidime bagi pasien gangguan ginjal harus dilakukan dengan hati-hati dan wajib dikonsultasikan dengan dokter. [1,2,3]
Bagaimana jika melewatkan waktu minum obat?
Jika melewatkan dosis, segera minum saat mengingatnya. Namun bila sudah mendekati waktu dosis berikutnya, lewati dosis sebelumnya. [1,2]
Apakah Ceftazidime aman bagi ibu hamil dan menyusui?
Penelitian membuktikan Ceftazidime dapat membuat pil KB menjadi kurang efektif. Ceftazidime dapat masuk ke dalam ASI dan dapat membahayakan bayi yang menyusu. Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakannya. [1,3,4]
Berikut beberapa nama obat Ceftazidime yang beredar di pasaran: [1,3,4]
Brand Merek Dagang |
Cefdim |
Ceftamax |
Cetazum |
Fortum |
Zefidim |
1. Cerner Multum. 2019. Drugs.com. Ceftazidime Injection
2. Anonim. Diakses 2020. Mims Indonesia. Ceftazidime: Indication, Dosage, Side Effect, Precaution
3. Anonim. Diakses 2020. Webmd. Ceftazidime Vial
4. Anonim. Diakses 2020. US National Library of Medicine. Ceftazidime Injection