Tinjauan Medis : dr. Shinta Pradyasti
Kelenjar tiroid atau yang biasa dikenal sebagai kelenjar gondok adalah kelenjar kecil berbentuk kupu-kupu yang terdapat di leher bagian tengah. Tugas utama dari kelenjar tiroid ini adalah membuat dan menyalurkan
Daftar isi
Hipertiroid adalah salah satu jenis gangguan tiroid di mana kelenjar tiroid menghasilkan kelebihan hormon tiroid [1,2,3,5,6,7].
Tiroid sendiri merupakan kelenjar yang ada di bagian leher dengan bentuk menyerupai kupu-kupu dan berukuran kecil.
Hormon tiroid yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid dalam tubuh manusia berfungsi utama sebagai pengatur tingkat pembakaran kalori, suhu tubuh, detak jantung, kontraksi otot, dan laju perpindahan makanan di sistem pencernaan [1,4].
Normalnya, kelenjar pituitari pada otak mengirimkan thyroid stimulating hormone (TSH) kepada kelenjar tiroid di mana TSH inilah yang digunakan oleh kelenjar tiroid dalam menghasilkan hormon tiroid T3 dan T4.
Ketika kelenjar tiroid terlalu aktif, maka sebagai dampaknya hormon T3 dan T4 yang dihasilkan bisa sangat berlebihan.
Tinjauan Hipertiroid terjadi saat kelenjar tiroid yang seharusnya memroduksi hormon tiroid secara memadai untuk kelangsungan fungsi tubuh yang baik justru menghasilkan hormon yang terlalu banyak.
Penyebab utama hipertiroid, setidaknya yang dialami oleh kurang lebih 70% orang dengan hipertiroid adalah hormon tiroid yang terproduksi secara berlebihan di dalam tubuh [5].
Istilah lain untuk kondisi ini adalah penyakit Graves di mana pertumbuhan dan sekresi hormon tiroid terlalu banyak karena antibodi dalam darah mengaktifkan kelenjar tiroid untuk proses produksinya.
Namun selain kondisi penyakit Graves, ada pula faktor-faktor kondisi lainnya yang mampu menyebabkan hipertiroid, yaitu:
Gondok multinodular atau nodular toksik adalah kondisi ketika terdapat nodul satu atau lebih pada kelenjar tiroid [2,5,6,7,8].
Nodul ini adalah benjolan di mana bila terdapat satu atau lebih maka ada kemungkinan benjolan yang timbul secara bertahap cukup banyak sehingga aktivitas produksi hormon tiroid meningkat secara berlebihan.
Tiroiditis adalah suatu kondisi peradangan pada kelenjar tiroid yang bisa dipicu oleh infeksi virus sehingga terjadilah bocornya hormon tiroid dari dalam kelenjar tiroid [2,3,5,6,7,8].
Tak hanya infeksi virus, kondisi sistem kekebalan tubuh yang bermasalah pun dapat menyebabkan hal serupa.
Faktor lain yang mampu menyebabkan tiroiditis adalah periode postpartum, paparan radiasi, hingga cedera.
Penambahan hormon tiroid yang dilakukan dengan mengonsumsi tablet atau suplemen dapat juga membuat hormon tiroid menjadi berlebihan dalam tubuh [5,8].
Baik itu resep dokter ataupun bukan, hal ini dapat berisiko tinggi meningkatkan kadar hormon tiroid terlalu berlebihan.
Kekurangan mineral yodium dapat menjadi penyebab kelenjar tiroid tidak berfungsi secara maksimal dalam menghasilkan hormon tiroid sehingga dapat memicu gondok maupun hipotiroid.
Namun yodium yang juga diperoleh tubuh secara berlebihan mampu memicu hipertiroid karena otomatis kelenjar tiroid akan menghasilkan terlalu banyak hormon tiroid [8].
Bukan hanya beberapa faktor tersebut yang perlu dikenali dan diwaspadai dapat meningkatkan potensi terkena hipertiroid, melainkan beberapa faktor berikut juga [7,11] :
Para wanita yang sedang hamil setidaknya tidak perlu terlalu khawatir mengenai hipertiroid karena kadar hormon tiroid yang meningkat selama hamil umumnya tidak berbahaya [2].
Namun demikian, bila gejala tak wajar yang mengarah pada hipertiroid timbul, segera ke dokter untuk memeriksakan diri dan menanganinya.
Ini karena hipertiroid yang dibiarkan dapat memengaruhi kondisi janin serta kesehatan sang ibu sendiri.
Bagi para wanita yang pernah mengalami hipertiroid, sebelum merencanakan kehamilan ada baiknya konsultasikan hal ini lebih dulu dengan dokter.
Tinjauan Hormon tiroid yang produksinya berlebihan oleh kelenjar tiroid merupakan penyebab utama hipertiroid. Namun, gondok multinodular, tiroiditis, penggunaan suplemen penambah hormon tiroid, hingga kelebihan yodium.
Hipertiroid seringkali tidak menunjukkan gejala yang begitu berarti apalagi terlalu menonjol sehingga seseorang dengan hipertiroid tidak menyadari dirinya tengah mengalami kondisi ini.
Bahkan dokter saja akan merasa kesulitan dalam mendeteksi hipertiroid karena gejala-gejalanya yang tak terlalu nampak atau bahkan mirip dengan gejala gangguan kesehatan lain.
Pada beberapa kasus hipertiroid, berikut ini adalah serangkaian gejala yang kemungkinan bisa dikeluhkan [3,6,7,8] :
Pada lansia, hipertiroid dapat menimbulkan gejala yang berbeda dari umumnya sehingga terkadang dapat dicurigai sebagai gejala demensia ataupun depresi [2].
Gejala yang dimaksud adalah turunnya nafsu makan yang juga disertai dengan penarikan diri dari kehidupan sosial.
Tinjauan Gejala hipertiroid sangat mirip dengan gejala penyakit lain pada umumnya, seperti detak jantung lebih cepat, tubuh lelah, sering buang air kecil, dan perubahan suasana hati. Namun bila nafsu makan meningkat justru disertai dengan penurunan berat badan, penting untuk menemui dokter dan memeriksakan diri.
Ketika gejala-gejala yang terasa tidak nyaman dan tidak wajar muncul namun ragu apakah hal tersebut mengarah pada hipertiroid, ada baiknya segera temui dokter.
Beberapa metode pemeriksaan inilah yang umumnya dokter terapkan untuk mengetahui penyebab gejala [2,3,4,5,6,7,8],.
Tinjauan Pemeriksaan fisik, pertanyaan seputar riwayat medis, tes pencitraan/pemindaian, serta tes darah adalah metode diagnosa yang dokter lakukan untuk mendeteksi penyebab dan tingkat keparahan hipertiroid pasien.
Hipertiroid dapat diobati, namun pengobatannya biasanya diberikan oleh dokter berdasarkan tingkat keparahan serta penyebab utama dari hipertiroid tersebut, seperti :
1. Beta Blockers
Jika umumnya beta blockers digunakan sebagai obat hipertensi atau tekanan darah tinggi, namun obat ini rupanya memiliki manfaat lain, yakni meredakan gejala hipertiroid yang dikeluhkan pasien [5,7].
Gejala-gejala hipertiroid yang dapat diatasi dengan beta blockers umumnya adalah palpitasi, tremor dan takikardia.
Dokter berkemungkinan besar memberi resep obat ini sampai kadar tiroid normal, namun dokter tak akan meresepkannya bagi yang memiliki disfungsi seksual, kelelahan, dan asma.
2. Yodium Radioaktif
Yodium radioaktif dalam bentuk cairan ataupun pil dapat diberikan oleh dokter untuk mengatasi produksi hormon tiroid berlebihan oleh kelenjar tiroid [2,3,5,6,7,8].
Pengobatan ini berbeda dari yodium radioaktif dalam bentuk scan karena scan hanya untuk mengonfirmasi hipertiroid saja.
Pengobatan ini sangat efektif bagi 80% pasien hipertiroid untuk sembuh selama kurang lebih 8-12 minggu penggunaan obat ini [8].
3. Antitiroid
Obat antitiroid umumnya tidak memberikan kesembuhan total yang permanen bagi pasien hipertiroid, namun setidaknya produksi hormon tiroid yang berlebihan dapat ditekan [2,3,5,6,7,8].
Pemberian obat antitiroid berupa methimazole adalah yang paling umum, namun bagi wanita hamil (khususnya di trimester awal) dokter akan meresepkan propylthiouracil karena efek samping methimazole dapat mengancam janin [2,10].
4. Tiroidektomi
Operasi tiroid atau tiroidektomi sangat jarang diterapkan, namun umumnya dokter akan merekomendasikan kepada pasien wanita hamil dan anak-anak yang memiliki alergi terhadap obat antitiroid.
Selain itu, tiroidektomi lebih direkomendasikan bagi orang-orang yang kelenjar tiroidnya membesar cukup ekstrem disertai gejala sesak nafas, suara parau hingga susah menelan [8].
Tiroidektomi dapat berupa tindakan pengangkatan kelenjar tiroid sebagian atau seluruhnya, tergantung dari seberapa parah hipertiroid pasien [2,3,5,6,7,8].
Tiroidektomi parsial adalah metode bedah paling umum yang pasien hipertiroid tempuh untuk mengangkat jaringan tiroid sebagian saja, khususnya yang menghasilkan hormon tiroid terlalu banyak.
5. Operasi Otot Mata
Pada kasus hipertiroid yang berkaitan dengan penyakit Graves, ada kalanya operasi otot mata diperlukan oleh pasien karena otot salah satu atau kedua mata dapat terlalu pendek karena jaringan parut oleh oftalmopati [3].
Penglihatan ganda adalah gejala dari otot mata yang terlalu pendek dan operasi ini akan memperbaikinya.
6. Operasi Dekompresi Orbita
Pada kasus hipertiroid yang berhubungan dengan penyakit Graves, langkah pengobatan lain yang kemungkinan direkomendasikan oleh dokter adalah operasi dekompresi orbita [3].
Pembedahan ini bertujuan mengangkat tulang yang ada diantara sinus dan rongga mata. Umumnya, pembedahan ini dapat menyelamatkan kembali fungsi penglihatan pasien.
7. Diet
Pola makan atau diet dari pasien hipertiroid juga sangat perlu diperhatikan.
Ada sejumlah makanan yang benar-benar wajib menjadi pantangan sementara agar tiroid kembali normal dalam menjalankan fungsinya [9].
Tinjauan Pemberian obat-obatan antitiroid, prosedur pembedahan, dan diet adalah bentuk perawatan bagi pasien hipertiroid agar gejala dapat berkurang.
Sejumlah kondisi kesehatan ini dapat menjadi bentuk komplikasi dari hipertiroid yang tak kunjung ditangani atau hipertiroid yang mengalami perburukan [2,7,8,11] :
Tinjauan Gangguan tulang, jantung, kulit, penglihatan, serta krisis tirotoksik adalah bentuk komplikasi ketika hipertiroid terlambat ditangani. Sementara hipotiroid permanen dapat terjadi sebagai komplikasi dari pengobataan hipertiroid berupa yodium radioaktif oral.
Hipertiroid adalah kondisi kesehatan yang tak dapat dicegah namun dapat diatasi dengan cara meredakan berbagai gejalanya dengan serangkaian pengobatan medis dan non-medis [11].
Hipertiroid dapat mengalami kekambuhan atau kembali terulang sehingga pencegahan bisa dilakukan agar hipertiroid tidak gampang terjadi lagi.
Tinjauan Pencegahan hipertiroid hanyalah dapat mengurangi risiko kambuhnya kondisi dan karena hipertiroid bukan jenis gangguan kesehatan yang dapat dicegah. Bahkan ada banyak penderita hipertiroid yang harus mengonsumsi obat-obatan dalam jangka panjang agar gejala hipertiroid tidak berujung komplikasi.
1) Healthwise Staff & Kathleen Romito, MD. 2018. Michigan Medicine University of Michigan. Thyroid Hormone Production and Function.
2) Anonim. 2016. The National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Hyperthyroidism (Overactive Thyroid).
3) Anonim. 2011. Better Health Channel. Thyroid - hyperthyroidism.
4) Jordan Rosenfeld. 2017. Mental Floss. 11 Eye-Opening Facts About the Thyroid.
5) Anonim. American Thyroid Association. Hyperthyroidism (Overactive).
6) Colleen Doherty, MD & Richard N. Fogoros, MD. 2019. Verywell Health. An Overview of Hyperthyroidism.
7) Mayo Clinic Staff. 2020. Mayo Clinic. Hyperthyroidism (overactive thyroid).
8) Melissa Conrad Stöppler, MD, Ruchi Mathur, MD, FRCP(C) & William C. Shiel Jr., MD, FACP, FACR. 2019. MedicineNet. Hyperthyroidism.
9) August McLaughlin & Jill Corleone, RDN, LD. 2018. Live Strong. 6 Types of Foods to Avoid With Hyperthyroidism.
10) Ramon Martinez, M.D., Leslie De Groot, M.D., Jorge Mestman, M.D. 2018. Hormone Health Network. Hyperthyroidism and Pregnancy.
11) Dr. Mary Car-Blanchard, OTD/OTR/L, Valerie K. Clark, Steve Meadows, MD, Ernie F. Soto, DDS, Ronald J. Glatzer, MD, Jonathan Rosenberg, MD, Christopher M. Nolte, MD, David Applebaum, MD, Jonathan M. Tarrash, MD, & Paula Soto, RN/BSN. 2016. Colonial Healthcare. Hyperthyroidism.