Tinjauan Medis : dr. Angelia Chandra Jantung merupakan salah satu organ yang memiliki peran penting pada tubuh manusia. Penyakit pada jantung dapat berupa kelainan secara bawaan yang biasanya adalah kelainan secara struktur anatomis maupun
Jantung koroner adalah salah satu dari jenis-jenis penyakit jantung yang juga disebut dengan istilah penyakit arteri koroner.
Penyakit ini dapat berkembang ketika arteri koroner (pembuluh darah arteri) mengalami penyempitan. Fungsi arteri koroner sendiri adalah pemasok darah dan oksigen ke jantung.
Saat arteri koroner mengalami penyempitan, otomatis perannya sebagai penyuplai oksigen dan darah terhambat. Hal ini dapat berakibat salah satunya pada gagal jantung.
Fakta Tentang Jantung Koroner
Pada tahun 2017, 365.914 orang meninggal karena penyakit jantung koroner di Amerika Serikat.
Penyakit jantung koroner menjadi jenis penyakit jantung yang paling umum dan paling mematikan.
Penyakit jantung koroner tak hanya menjadi penyebab utama kematian di Amerika Serikat, tapi juga di seluruh dunia.
Kurang lebih 16,5 juta orang Amerika menderita penyakit jantung koroner.
Penyakit jantung koroner dapat memicu serangan jantung yang per tahunnya memakan korban hingga 370 ribu orang di Amerika Serikat.
Penyakit jantung koroner walau tergolong mematikan namun sebenarnya adalah penyakit yang bisa dicegah.
Penyebab Jantung Koroner
Lapisan dalam arteri koroner yang mengalami kerusakan ataupun cedera, alhasil mampu menjadi faktor peningkat risiko penyakit jantung koroner.
Plak atau penumpukan kombinasi antara lemak, kolesterol, serta zat-zat lain dari sel-sel tubuh terjadi.
Makin lama terakumulasi semakin banyak pada area kerusakan di mana aterosklerosis adalah sebutan untuk kondisi ini.
Risiko plak untuk pecah cukup besar sehingga kemudian bila ini terjadi, trombosit bergerombol pada area pecahnya plak.
Mengumpulnya trombosit ini bertujuan untuk
memperbaiki pembuluh darah. Hanya saja, arteri justru dapat terblokir karena
kelompok trombosit.
Aliran darah ke seluruh tubuh pun menjadi terhambat. Suplai darah dan oksigen menjadi berkurang yang pada akhirnya mampu menjadi penyebab serangan jantung.
Kondisi aterosklerosis atau sumbatan pembuluh darah arteri oleh plak ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain adalah :
Diet Tidak Sehat : Makan makanan bergula tinggi yang umumnya menjadi penyebab diabetes, makanan tinggi garam, lemak trans, dan lemak jenuh.
Jarang Olahraga : Tubuh jarang bergerak selalu dikaitkan pula dengan meningkatnya risiko penyakit jantung.
Faktor Jenis Kelamin : Pria punya risiko terkena jantung koroner lebih tinggi ketimbang wanita. Namun, wanita tetap bisa mengalami apalagi jika sudah menopause.
Faktor Usia : Semakin usia bertambah tua, risiko semakin besar untuk mengalami penyempitan, sumbatan dan kerusakan arteri.
Merokok : Baik perokok aktif maupun perokok pasif memiliki risiko yang sama tingginya menderita penyakit jantung koroner.
Riwayat Kesehatan Keluarga : Anggota keluarga yang mengembangkan penyakit jantung apalagi di usia dini (pria sebelum berusia 55 tahun dan wanita sebelum 65 tahun) mampu meningkatkan risiko anggota keluarga yang lain untuk terkena penyakit jantung koroner.
Diabetes : Diabetes tipe 2 mampu meningkatkan risiko jantung koroner karena kedua kondisi ini pun punya faktor risiko yang hampir sama, yaitu hipertensi dan juga kelebihan berat badan.
Kolesterol Tinggi : Pembentukan plak lebih mudah dan cepat terjadi saat kadar kolesterol dalam darah sangat tinggi.
Darah Tinggi : Arteri dapat menebal dan menjadi lebih kaku ketika tekanan darah tinggi tidak terkontrol. Ini kemudian menyebabkan semakin lama arteri semakin menyempit.
Stres Berkepanjangan : Pengelolaan stres yang tak cukup baik dapat berpengaruh pada kerusakan arteri.
Obesitas : Berat badan berlebihan mampu menjadi faktor yang membuat faktor risiko lainnya jadi lebih buruk.
Preeklampsia : Wanita dalam masa kehamilan dapat mengembangkan kondisi ini lalu menjadikan tekanan darah melonjak berikut kelebihan protein pada urine yang kemudian jadi pemicu penyakit jantung koroner.
Trigliserida Tinggi : Jenis lemak dalam darah yang disebut trigliserida dapat meningkatkan risiko jantung koroner pada wanita bila kadarnya terlalu tinggi.
Sleep Apnea : Gangguan tidur berupa henti nafas selama tidur memicu penurunan drastis akan kadar oksigen darah. Hal ini kemudian membuat tekanan darah melonjak, lalu menekan pula sistem kardiovaskular sehingga memperbesar potensi penyakit arteri koroner untuk terjadi.
Penyakit Autoimun : Penyakit Lupus dan arthritis reumatoid adalah contoh kondisi penyakit autoimun yang meningkatkan risiko aterosklerosis.
Penggunaan Alkohol : Konsumsi alkohol berlebihan dalam jangka panjang hanya akan merusak otot jantung dan memperburuk faktor risiko lain yang telah dialami.
Homosistein : Protein dalam tubuh dihasilkan oleh asam amino ini, begitu juga jaringan tubuh yang terjaga dengan baik. Namun ketika homosistein berkadar terlalu tinggi, risiko penyakit jantung koroner pun meningkat.
Penyakit arteri koroner ataupun kondisi aterosklerosis dimulai dari usia yang masih muda. Bahkan garis-garis lemak pun sudah mulai ada di dinding pembuluh darah sebelum memasuki usia remaja.
Saat usia makin bertambah, pola makan yang tak dijaga dengan baik dan sehat akan menyebabkan lemak mudah menumpuk.
Penumpukan lemak ini dapat berujung pada pembuluh darah yang cedera. Dari situlah awal mula plak terbentuk pada pembuluh darah.
Gejala Jantung Koroner
Seiring penumpukan plak yang makin banyak pada arteri koroner, berbagai gejala pun dapat terjadi, yakni :
Nyeri dada/angina. Dada terasa tertekan dan begitu ketat yang umumnya dirasakan di dada bagian kiri ataupun tengah.
Penyebaran rasa nyeri. Nyeri dari dada dapat juga dirasakan di bagian punggung, rahang, lengan, bahu dan leher.
Sesak nafas. Tubuh yang tak memperoleh cukup darah dan oksigen karena proses pemompaan darah oleh jantung terhambat akan menyebabkan nafas pendek.
Kelelahan ekstrem
Berkeringat terus-menerus
Mual
Detak jantung lebih cepat dari normalnya
Detak jantung tidak beraturan
Serangan jantung (apabila arteri koroner benar-benar terblokir sepenuhnya)
Segera cari bantuan medis apabila keadaan sudah mengarah pada serangan jantung.
Bahkan tak ada salahnya berkonsultasi dengan dokter saat menyadari adanya faktor risiko penyakit arteri koroner.
Komplikasi Jantung Koroner
Seperti penyakit-penyakit lain, vertigo hingga penyakit asam urat, selalu ada bahaya komplikasi apabila misalnya jantung koroner tidak segera diatasi.
Gagal Jantung : Jantung dapat mengalami kelemahan yang kemudian kinerjanya menjadi turun dalam menyuplai seluruh tubuh dengan darah dan oksigen. Ini terjadi karena oksigen serta nutrisi ke jantung tidaklah memadai. Atau, kerusakan jantung oleh serangan jantunglah yang mendasari.
Aritmia: Aritmia adalah kondisi detak jantung yang terjadi tak beraturan yang bisa disebabkan oleh kurangnya suplai darah atau kerusakan pada jantung. Atrial fibrillation adalah sebutannya dan mampu memicu jantung gagal fungsi hingga pada kondisi terburuk. Saat detak jantung tak teratur tak segera ditangani, darah dapat membeku di jantung lalu darah tak tersuplai ke otak, kondisi ini menjadi penyebab stroke.
Serangan Jantung : Sumbatan pada arteri koroner secara total akan membuat otot jantung benar-benar tidak memperoleh oksigen untuk bekerja. Serangan jantung mendadak dapat menjadi akibatnya jika sudah pada tahap sindrom koroner akut.
Pemeriksaan Jantung Koroner
Sewaktu gejala sudah mulai muncul, maka dianjurkan bagi penderita untuk memeriksakan diri. Inilah beberapa langkah pemeriksaan yang pasien perlu tempuh untuk memastikan.
Pemeriksaan gejala fisik
Pemeriksaan darah
Evaluasi riwayat medis
Ekokardiogram : Dokter perlu melihat area jantung menggunakan gelombang suara untuk menentukan apakah kontribusi seluruh dinding jantung benar-benar normal dalam memompa darah ke seluruh tubuh.
Elektrokardiogram : Dokter perlu merekam sinyal listrik jantung agar mengetahui adanya riwayat serangan jantung pada pasien. Aliran darah yang tak memadai ke jantung terindikasi oleh adanya beberapa gangguan atau ketidakwajaran kondisi.
Angiogram dan Kateterisasi : Dokter perlu mengetahui kondisi aliran darah melalui jantung. Sementara kateterisasi, langkah ini adalah untuk meningkatkan aliran darah pada arteri koroner apabila pembuluh darah total terblokir.
Tes Stres : Pasien akan diminta berada di treadmill untuk berjalan atau berlari. Olahraga ini adalah tes agar dokter mampu mendeteksi apakah gejala jantung koroner terjadi saat sedang beraktivitas fisik.
Nuclear Scan : Tes ini dokter lakukan agar dapat mengukur aliran darah ke otot jantung baik dalam kondisi tekanan ataupun istirahat.
Heart Scan : Scan pada jantung ini dilakukan melalui prosedur CT scan untuk dokter bisa mengetahui apakah kalsium menumpuk dan menyebabkan penyempitan arteri.
Pengobatan Jantung Koroner
Dari hasil serangkaian pemeriksaan tadi, dokter baru akan dapat menentukan pengobatan yang sesuai dengan kondisi pasien.
Mulai dari obat-obatan yang membantu kinerja jantung, perubahan gaya hidup melalui diet sehat, hingga langkah operasi bila kedua perawatan sebelumnya tidak efektif,
Obat ini biasanya direkomendasikan oleh dokter untuk digunakan setiap hari dalam mengatasi penggumpalan darah. Obat ini juga diberikan pada pasien dengan riwayat serangan jantung agar serangan berikutnya dapat diminimalisir.
Namun selain aspirin, kemungkinan dokter bisa memberikan resep obat pengencer darah lainnya untuk melegakan sumbatan di arteri koroner.
Obat Kolesterol Tinggi
Dokter biasanya memberi resep obat untuk menurunkan kolesterol tinggi (LDL/kolesterol jahat) yang menumpuk dan membentuk plak pada pembuluh darah.
Ranolazine
Dokter memberikan resep obat ini bagi pasien dengan gejala angina/nyeri dada. Dapat diresepkan bersama dengan beta blockers, atau dapat juga menjadi alternatif dari beta blockers.
Beta Blockers
Dokter memberikan obat ini bagi pasien dengan gejala palpitasi atau detak jantung yang sangat cepat.
Tujuan penggunaan obat ini adalah untuk memperlambat irama jantung yang terlalu cepat sekaligus menormalkan kembali tekanan darah yang tinggi.
Pada pasien dengan riwayat serangan jantung, obat ini diharapkan mampu menurunkan risiko serangan berikutnya.
Namun bila pasien tak dapat menggunakannya, dokter kemungkinan memberi resep alternatif berupa calcium channel blockers yang berfungsi sama.
Obat ini diberikan agar perkembangan penyakit jantung koroner dapat dihambat dan tekanan darah yang tinggi dapat kembali normal.
Melalui Diet dan Gaya Hidup
Berhenti dari kebiasaan merokok yang terlalu aktif.
Berolahraga dan tetaplah bergerak aktif.
Tanyalah kepada dokter apa program atau jenis olahraga yang paling baik untuk pasien jantung koroner.
Hindari dan kelola stres secara benar dan tepat.
Kurangi asupan makanan-makanan yang mengandung lemak trans dan lemak jenuh. Contohnya : mentega, daging sapi, hot dog, biskuit, makanan cepat saji yang digoreng, margarin, dan roti-rotian yang dipanggang.
Konsumsi makanan dengan kandungan lemak sehat dan lemak tak jenuh. Contohnya : alpukat, minyak kanola, minyak zaitun, kacang kenari, minyak biji matahari, minyak kedelai, minyak jantung, dan ikan.
Konsumsi protein tinggi rendah lemak. Contohnya : produk olahan susu bebas/rendah lemak, daging unggas, daging rendah lemak, serta ikan.
Konsumsi sumber serat dan antioksidan yang rendah kalori. Contohnya : sayuran, kacang-kacangan, gandum utuh dan juga buah-buahan.
Kurangi asupan makanan bersodium/bergaram tinggi, seperti makanan beku dan makanan kaleng.
Konsumsilah sodium kurang dari 1500 mg per harinya.
Cek rutin kadar gula darah apabila di saat yang sama menderita diabetes.
Konsumsi makanan yang rendah gula; asupan gula berlebih dapat menjadi penyebab diabetes.
Cek rutin kadar kolesterol serta tekanan darah bila memiliki kolesterol tinggi serta hipertensi.
Melalui Operasi
Operasi Bypass Jantung : Tindakan operasi ini bertujuan agar aliran darah menuju otot jantung lebih lancar. Yakni, dengan menciptakan jalan pintas dari pemanfaatan pembuluh darah dari organ tubuh lain pasien.
Angioplasti : Agar aliran darah menuju jantung kembali lancar, prosedur pembukaan arteri koroner perlu dilakukan. Dokter akan memasukkan kateter ke bagian arteri yang menyempit, lalu alat seperti balon dimasukkan melalui kateter tadi yang kemudian digembungkan untuk membuka jalan pembuluh darah.
Operasi Pemasangan Ring : Ring jantung kemungkinan perlu dipasang untuk menjaga arteri tetap terbuka dan aliran darah dapat berjalan normal.
Pencegahan Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner merupakan jenis penyakit yang selalu kita bisa cegah, yakni dengan pola hidup benar.
Berikut ini adalah gaya hidup yang bisa diterapkan sejak dini agar arteri tetap sehat, kuat dan bersih dari plak.