Jeringau atau sering disebut juga jerangau atau dringo adalah salah satu jenis tanaman yang berbentuk seperti semak atau rumput yang tinggi dimana akar atau rimpang digunakan sebagai pengobatan di Indonesia.
Tanaman ini berasal dari India dan telah tersebar di seluruh wilayah dunia seperti Eropa, Amerika Utara, Rusia Selatan serta beberapa negara di Asia termasuk Indonesia, Cina, Jepang, dan Sri Lanka[1].
Daftar isi
Jeringau berasal dari keluarga tanaman Acoraceae dan memiliki nama ilmiah yaitu Acorus calamus L[1].
Tanaman ini memiliki berbagai sebutan seperti dalam bahasa Inggris dikenal dengan sweet flag, sweet root, atau calamus; di India dikenal dengan sebutan vacha atau bajai; dan berbagai sebutan lain[1].
Jeringau merupakan tanaman yang hidup di daerah tropis dan sub tropis. Tanaman ini sangat menyukai tanah yang basah dan tanah yang memiliki sistem irigasi yang baik[1].
Jeringau merupakan tanaman tahunan yang memiliki beberapa ciri-ciri fisik sebagai berikut[1]:
Kandungan gizi dan senyawa aktif dari rimpang jeringau adalah sebagai berikut[1,2]:
Nama | Jumlah | Unit |
---|---|---|
Energi | 121.65 | kcal |
Kadar air | 68.02 | persen |
Protein kasar | 15.62 | persen |
Karbohidrat | 37.26 | persen |
Lemak kasar | 0.00057 | persen |
Serat kasar | 6.5 | persen |
Abu | 17.3 | persen |
Natrium | 1823 | mg/ kg |
Kalium | 15078 | mg/ kg |
Fosfor | 0.91 | mg/ kg |
Kalsium | 1585 | mg/ kg |
Magnesium | 644 | mg/ kg |
Tembaga | 11.59 | mg/ kg |
Seng (Zinc) | 18.03 | mg/ kg |
Vitamin C (asam askorbat) | 3.93 | mg/ gram |
Beta karoten | 2.43 | mg/ ml |
Vitamin E (tokoferol) | 7.35 | mikrogram/ gram |
Jumlah asam amino | 25.71 | mikrogram/ 500 mg |
Asam miristat | 1.3 | persen |
Asam palmitat | 18.2 | persen |
Asam palmitoleat | 16.4 | persen |
Asam stearat | 7.3 | persen |
Asam oleat | 29.1 | persen |
Asam linoleat | 24.5 | persen |
Asam arakidat | 3.2 | persen |
Maltosa | 0.2 | persen |
Glukosa | 20.7 | persen |
Fruktosa | 79.1 | persen |
Kandungan minyak | 1.20 | persen |
Acorenone | 20.86 | persen |
Isocalamendiol | 12.75 | persen |
Fenol | 113.68 | mikrogram/ gram |
Tannin | 0.32 | mikrogram/ gram |
Asam fitat | 935.43 | mg/ 100 gram |
Beta asarone | 80.6 | persen |
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa rimpang jeringau mengandung karbohidrat, serat, vitamin, mineral, lemak, serta senyawa aktif yang memberikan manfaat yang baik untuk kesehatan tubuh[2].
Selain rimpang, daun dari jeringau juga memiliki beberapa kandungan yang baik untuk kesehatan tubuh yaitu[1]:
Bagian dari tanaman jeringau yang sering digunakan sebagai pengobatan tradisional adalah rimpang serta daun[1].
Beberapa manfaat jeringau untuk kesehatan adalah sebagai berikut:
Daun dan rimpang dari jeringau memiliki aktivitas antioksidan yang cukup kuat. Aktivitas ini berperan secara aktif untuk mencegah kerusakan serta kelumpuhan sel dan jaringan dalam tubuh[1].
Selain itu, antioksidan juga baik untuk mencegah radikal bebas serta racun untuk masuk ke dalam tubuh. Ini juga baik untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah penuaan dini[1].
Rimpang dari jeringau dapat mengatasi beberapa bakteri dan jamur yang menyebabkan jerawat, bisul, dermatitis, kulit bernanah, dan infeksi kulit. Beberapa bakteri dan jamur tersebut adalah P. aeruginosa, S. aureus, dan candida albicans[1].
Ini menunjukkan bahwa rimpang jeringau dapat digunakan untuk mengatasi bisul, jerawat, serta masalah dan infeksi pada kulit.
Rimpang dari jeringau dapat melawan bakteri e. coli dan b. subtilis yang dapat menyebabkan keracunan makanan serta masalah pada pencernaan seperti diare, nyeri perut, mual, muntah, dan disentri[1].
Rimpang ini telah banyak digunakan di beberapa negara seperti India, Cina dan Amerika Utara untuk mengatasi gangguan pencernaan seperti diare kronis, nyeri perut, disentri, perut kembung, serta sembelit atau wasir[3,7].
Rimpang dan daun jeringau yang mengandung beta asarone, memberikan kemampuan pada tanaman ini untuk melawan bakteri dan juga jamur seperti b. subtilis, Aspergillus fumigatus, Aspergillus niger, dan Micrococcus flavus[1,4].
Ini dapat digunakan untuk mengatasi berbagai infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan jamur seperti infeksi mata serta meningitis.
Rimpang jeringau telah digunakan di India dalam jangka waktu yang lama untuk meningkatkan kecerdasan otak dan daya ingat serta mengatasi berbagai kelainan saraf dan penyakit mental[3,5,8].
Rimpang jeringau dapat mencegah kerusakan sistem saraf dan gangguan pada fungsi otak yang disebabkan oleh paparan stres oksidatif. Tanaman ini dapat menurunkan kadar stress dan mengurangi kegelisahan secara signifikan[5].
Rimpang ini dapat digunakan sebagai obat penenang serta obat anti depresi dan untuk mencegah terjadinya penyakit Alzheimer[8,14].
Ekstrak dari rimpang jeringau dapat menurunkan frekuensi kejang pada penderita epilepsi. Ekstrak ini juga memberikan efek penenang khususnya pada penderita epilepsi[6].
Tanaman ini telah digunakan untuk mengatasi kejang serta epilepsi dalam jangka waktu yang lama di India[3].
Beta asarone dalam tanaman jeringau memiliki sifat anti kanker dan anti tumor yang baik untuk mencegah kematian yang disebabkan oleh penyakit kanker. Tanaman ini dapat mencegah pertumbuhan dari sel kanker dan merusak sel tersebut di dalam tubuh[7].
Tanaman ini dapat digunakan sebagai obat herbal untuk mencegah penyakit kanker dan pertumbuhannya di dalam tubuh[7].
Ekstrak etanol dari jeringau dapat menghentikan pendarahan dan mempercepat penyembuhan luka pada kulit secara signifikan. Ekstrak ini juga dapat mengembalikan sel dan jaringan kulit yang rusak karena luka tersebut[9].
Ekstrak ini juga mencegah terjadinya infeksi pada luka dan mengurangi rasa nyeri yang disebabkan luka tersebut[9].
Ekstrak kasar dari jeringau dapat memberikan efek kelegaan pada saluran pernapasan. Ini mampu mencegah hambatan pada saluran pernapasan yang dapat menyebabkan gangguan pada saluran pernapasan[10].
Tanaman ini telah digunakan sebagai pengobatan tradisional di India untuk mengatasi asma dan batuk[7].
Daun jeringau memiliki aktivitas anti radang yang cukup kuat dan terbukti dapat mengurangi pembengkakan yang terjadi pada radang.
Selain itu, daun ini telah digunakan untuk mengatasi radang sendi atau rematik serta radang pada tubuh[11].
Daun jeringau juga dapat menurunkan demam yang disebabkan oleh radang. Selain karena radang, daun ini juga telah digunakan di India untuk menurunkan demam yang tidak disertai dengan radang[7].
Rimpang jeringau dapat digunakan sebagai analgesik. Tanaman ini dapat mengurangi berbagai rasa nyeri dan sakit pada tubuh seperti sakit gigi dan sakit kepala[12].
Rimpang ini telah digunakan di beberapa negara untuk mengurangi rasa nyeri dan sakit pada gigi serta kepala[7].
Rimpang jeringau dapat meningkatkan kualitas tidur seseorang dan mengatasi gangguan tidur seperti insomnia. Tanaman ini telah digunakan di India untuk mengatasi insomnia dalam jangka waktu yang lama[6,7].
Ekstrak rimpang jeringau dapat membunuh cacing yang dapat menyebabkan infeksi pada usus. Ini berguna untuk mengatasi serta mencegah penyakit cacingan[1].
Ekstrak kasar dari tanaman jeringau dapat membantu untuk melebarkan pembuluh darah, memperlancar aliran darah, serta menurunkan tekanan darah[13].
Aktivitas ini sangat baik untuk mengatasi dan mencegah berbagai penyakit pada jantung serta pembuluh darah seperti serangan jantung, hipertensi, serta penyempitan pembuluh darah[13].
Kandungan beta asarone dalam ekstrak jeringau dapat menurunkan kadar gula darah dalam tubuh serta kadar trigliserida dalam darah. Ekstrak ini juga meningkatkan produksi insulin dalam tubuh[14].
Aktivitas ini tentunya sangat baik untuk penderita diabetes atau seseorang yang memiliki kadar gula darah yang tinggi.
Ekstrak dari jeringau yang mengandung saponin, dapat mengurangi proses penyerapan kolesterol dalam tubuh. Ini dapat membantu untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah[14].
Selain itu, kandungan beta asarone yang terdapat dalam jeringau dapat menurunkan kadar lemak dalam tubuh. Aktivitas ini sangat baik untuk menurunkan berat badan dan diguanakan sebagai terapi diet herbal[14].
Rimpang dari jeringau dapat melawat parasit plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria.
Tanaman ini telah digunakan sebagai pengobatan tradisional di beberapa negara termasuk India dan Malaka untuk mengatasi malaria[15].
Selain malaria, ekstrak dari rimpang jeringau juga memiliki aktivitas yang cukup kuat untuk menghambat virus HIV tipe 1. Ini berarti tanaman ini dapat digunakan untuk mengatasi penyakit HIV tipe 1[16].
Ekstrak rimpang jeringau kering dapat digunakan untuk membunuh larva Aedes aegypti yang dapat menyebabkan penyakit demam berdarah. Ini dapat melindungi tubuh dari gigitan nyamuk dan mencegah penyakit demam berdarah[16].
Ekstrak dari jeringau dapat melindungi hati dan ginjal dari racun yang masuk ke dalam tubuh. Ini dapat mencegah kerusakan yang terjadi pada hati maupun pada ginjal seperti batu kemih[16].
Ekstrak dari tanaman jeringau juga dapat menyembuhkan luka yang terjadi pada hati[16].
Rimpang jeringau dapat mengatasi ketombe atau kulit kepala yang mengelupas serta mengurangi rambut rontok[18,19].
Tanaman ini juga dapat merangsang pertumbuhan rambut serta membuat rambut lebih berkilau. Ini telah digunakan di beberapa negara sebagai perawatan rambut[18].
Jeringau memberikan beberapa efek samping yang berbahaya bila digunakan secara berlebihan dan berkepanjangan, diantaranya adalah:
Minyak jeringau yang digunakan secara berlebihan dapat menyebabkan reaksi keracunan dengan gejala seperti muntah yang berkepanjangan atau sekitar 15 jam, mual, takikardia atau detak jantung yang sangat cepat, sesak napas, gangguan gerakan tubuh atau ataksia, serta rasa merinding[7,17].
Tanaman jeringau dapat menyebabkan kerusakan serta kematian sel pada hati dan jantung seperti hipotensi dan gangguan pernapasan, bila dikonsumsi melebihi 5000 mg/ kg dalam waktu yang lama[7,20].
Ini juga dapat menyebabkan kematian bila dikonsumsi dengan dosis yang berlebihan dan jangka panjang[7].
Jeringau yang dikonsumsi secara berkepanjangan dapat mengganggu pola makan dan menurunkan nafsu atau keinginan untuk makan[7].
Kandungan beta asarone dalam jeringau yang dikonsumsi pada jangka waktu yang lama dapat menyebabkan tumbuhnya sel tumor dalam tubuh[7].
Beberapa cara menggunakan jeringau adalah sebagai berikut[21]:
Rimpang jeringau dapat dikonsumsi langsung seperti buah. Selain itu, rimpang yang telah kering dapat dikunyah untuk mengatasi masalah perut.
Rimpang jeringau dicuci dan dipotong kecil. Rimpang ini ditumbuk hingga sangat halus dan sedikit berair. Lalu, rimpang yang telah halus ditambahkan sedikit air hingga menjadi pasta.
Pasta ini dioleskan pada daerah yang sakit untuk mengurangi sakit kepala dan berbagai radang seperti radang sendi atau tenggorokan.
Rimpang jeringau dicuci dan dikeringkan pada sinar matahari atau menggunakan oven. Setelah rimpang kering, ini digiling dengan blender atau mesin penggiling hingga menjadi serbuk.
Serbuk ini dapat direbus dengan air, disaring dan diminum untuk mengatasi gangguan pencernaan serta demam dan diminum secara langsung sebanyak 1 mg untuk memperkuat sistem saraf dan otak.
Serbuk rimpang juga dapat ditambahkan dengan madu untuk mengatasi batuk dan gangguan pernapasan.
Serbuk ini dapat dicampur dengan susu hangat untuk mengatasi amnesia, meningkatkan daya ingat, dan mengatasi penyakit mental.
Serbuk rimpang juga dapat ditaburkan pada kulit untuk mengatasi luka serta bisul dan dicampurkan dengan minyak kelapa atau minyak jarak untuk mengatasi perut kembung serta nyeri perut.
Rimpang jeringau dicuci dan direbus dengan air hingga mendidih. Ini disaring dan diminum untuk mengatasi asma, diabetes, gangguan jantung, serta beberapa penyakit lain.
Serbuk rimpang jeringau dapat digunakan untuk menggantikan lada serta jahe pada masakan. Ini dapat menambahkan rasa pedas pada masakan.
Daun jeringau juga dapat digunakan untuk membuat puding atau saus puding, daun ini dapat menggantikan vanila.
Rimpang serta daun jeringau disimpan pada wadah terbuka dan diletakkan pada suhu ruangan dan kering. Serbuk jeringau disarankan untuk disimpan pada wadah tertutup dan kering serta disimpan pada suhu ruangan[21].
Jeringau adalah tanaman yang memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan, tetapi memiliki efek samping yang berbahaya hingga menyebabkan kematian bila dikonsumsi dengan jumlah berlebihan dan jangka waktu lama.
1) R. Balakumbahan, K. Rajamani & K. Kumanan. Acorus calamus: An overview. India : Journal of Medicinal Plants Research. 2010.
2) Manju Soman, Pratap Chandran Ramachandran Nair, Vysakhi Manappurathu Vinod, Shaji Pavithran Kesavamongalam & Achuthan Nair Govindapillai. Nutritional And Anti Nutritional Status Of Acorus calamus L. Rhizome. Annals. Food Science and Technology. 2014.
3) Vikas Sharma, Isha Singh & Priyanka Chaudhary. Acorus calamus (The Healing Plant): a review on its medicinal potential, micropropagation and conservation. National Institute of Health. 2014.
4) Rajesh K Joshi. Acorus calamus Linn.: phytoconstituents and bactericidal property. National Institute of Health. 2016.
5) Sudarshan Reddy, Gayathri Rao, Beena Shetty & Gopalakrishna Hn. Effects of Acorus calamus Rhizome Extract on the Neuromodulatory System in Restraint Stress Male Rats. National Institute of Health. 2015.
6) G M Panchal, H Venkatakrishna-Bhatt, R B Doctor & S Vajpayee. Pharmacology of Acorus calamus L. National Institute of Health. 1989.
7) Bhrigu Kumar Das, AHM Viswanatha Swamy,a Basavaraj C. Koti & Pramod C. Gadad. Experimental evidence for use of Acorus calamus (asarone) for cancer chemoprevention. Elsevier. 2019.
8) Ebrahim Esfandiari, Mustafa Ghanadian, Bahman Rashidi, Amir Mokhtarian & Amir M. Vatankhah. The Effects of Acorus calamus L. in Preventing Memory Loss, Anxiety, and Oxidative Stress on Lipopolysaccharide-induced Neuroinflammation Rat Models. International Journal of Preventive Medicine. 2018.
9) Thangavel Ponrasu, Karuppanan Natarajan Madhukumar, Moorthy Ganeshkumar, Kuttalam Iyappan, ilvanathan Sangeethapriya, Vinaya Subramani Gayathri & Lonchin Suguna. Efficacy of Acorus calamus on collagen maturation on full thickness cutaneous wounds in rats. Pharmacognosy Magazine. 2014.
10) Abdul Jabbar Shah & Anwarul-Hassan Gilani. Bronchodilatory effect of Acorus calamus (Linn.) is mediated through multiple pathways. Elsevier. 2010.
11) Hyeri Kim, Tae-Ho Han & Seong-Gene Lee. Anti-inflammatory activity of a water extract of Acorus calamus L. leaves on keratinocyte HaCaT cells. Elsevier. 2009.
12) Mohammad Ahad Ali Khan & Mohammad Torequl Islam. Analgesic and cytotoxic activity of Acorus calamus L., Kigelia pinnata L., Mangifera indica L. and Tabernaemontana divaricata L.. Journal of Pharmacy and Bioallied Sciences. 2012.
13) Abdul Jabbar Shah & Anwarul Hassan Gilani. Blood pressure-lowering and vascular modulator effects of Acorus calamus extract are mediated through multiple pathways. National Institute of Health. 2009.
14) Sandeep B. Rajput, Madan B. Tonge & S. Mohan Karuppayil. An overview on traditional uses and pharmacological profile of Acoruscalamus Linn. (Sweet flag) and other Acorus species. Elsevier. 2013.
15) Maximus M Taek, Bambang Prajogo EW & Mangestuti Agil. Ethnomedicinal Plants Used for the Treatment of Malaria in
Malaka, West Timor. Journal of Young Pharmacists. 2018.
16) Hashmat Imam, Zarnigar Riaz, Mohd Azhar, Ghulamuddin Sofi & Azad Hussain. Sweet flag (Acorus calamus Linn.): An incredible
medicinal herb. India : International Journal of Green Pharmacy. 2013.
17) Kristian Björnstad, Anders Helander, Peter Hultén & Olof Beck. Journal of Analytical Toxicology. 2009.
18) Jun-Bo Sim, Sang-O Park, Byung-Sung Park & Ga-Yeong Noh. Effect of Natural Plant Extracts on Hair Loss Prevent in People
with Alopecia. Korea : Asian Journal of Dermatology. 2015.
19) Neha Singh, Manoj Kumar Pandey, Alok Sharma & Jai Prakash. Indian medicinal plants: For hair care and cosmetics. India: World Journal of Pharmaceutical Sciences. 2014.
20) Kumar Amit & Vandana. Medicinal Properties Of Acorus Calamus. Journal of Drug Delivery & Therapeutics. 2013.
21) Anonim. Health benefits of Sweet Flag. Health Benefit Times. Diakses 2020.