Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Penyakit Crohn (Crohn's disease) adalah salah satu tipe dari penyakit peradangan usus (inflammatory bowel disease/IBD). Sesuai namanya, penyakit ini menyebabkan peradangan pada saluran pencernaan, yang
Penyakit Crohn (Crohn’s disease) adalah suatu kondisi kronis atau jangka panjang yang menyebabkan peradangan pada saluran pencernaan. Penyakit ini digolongkan sebagai jenis penyakit peradangan usus atau inflammatory bowel diseases (IBD). [1, 6, 8]
Daftar isi
Penyakit Crohn, (Crohn’s disease) atau disebut juga ileitis atau enteritis adalah suatu kondisi kronis yang diyakini menyerang usus (penyakit ini menyerang bagian manapun dari usus) mulai dari mulut sampai ke anus. Namun, umumnya menyerang ileum atau bagian bawah usus kecil. [1,6]
Gejala yang ditumbulkan oleh penyakit ini sangat tidak menyenangkan untuk penderitanya. Beberapa gejala yang muncul seperti tukak usus, diare berat, nyeri dibagian perut, tubuh terasa lemas, hilangnya nafsu makan, penurunan berat badan secara drastis, bahkan hingga menimbulkan peradangan yang dapat menyebar ke lapisan usus yang lebih dalam. [1,2]
Hal yang membuat banyak orang takut terhadap penyakit ini adalah peradangan hebat yang dihasilkan bisa sampai mengancam jiwa dan belum ada obat yang bisa menyembuhkannya secara total. [1]
Namun demikian, beberapa terapi perawatan diyakini bisa sangat membantu dalam mengurangi tanda dan gejala penyakit Crohn dan bisa memberi remisi jangka panjang dan penyembuhan peradangan. Umumnya dengan perawatan yang tepat, banyak pasien Crohn bisa pulih dan kembali beraktivitas. [1]
Berikut adalah fakta-fakta yang perlu diketahui tentang penyakit Crohn: [1,3,4,5,6]
Radang usus atau Inflammatory bowel disease (IDB) adalah peradangan yang terjadi di saluran pencernaan dengan gejala seperti iritasi hingga luka pada usus.
Umumnya Crohn memengaruhi usus kecil dan bisa menjalar hingga usus besar. Namun demikian, penyakit ini dapat menyerang bagian mana pun dari saluran pencernaan, mulai dari mulut hingga anus.
Penyakit Crohn paling umum terjadi secara bertahap dan dapat bertambah buruk dari waktu ke waktu. Pasien mungkin mengalami periode remisi yang dapat berlangsung selama berminggu-minggu atau bahkan bertahun-tahun.
Apabila tidak diterapi dengan pengobatan yang baik, Chrohn bisa memicu masalah hingga usus besar. Dan efek terparahnya adalah kemungkinan bisa mengembangkan hingga menimbulkan kanker usus besar.
Sejauh ini, solusi yang ditawarkan oleh dokter adalah melakukan skrining usus besar. Skrining dilakukan untuk menguji kanker walaupun pasien tidak meraskan gejala. Skrining untuk kanker usus besar mencakup kolonoskopi dengan biopsi.
Meskipun skrining tidak mengurangi kemungkinan Anda terkena kanker usus besar, ini dapat membantu menemukan kanker pada tahap awal dan meningkatkan kemungkinan penyembuhan kanker.
Penyakit Crohn bisa menyarang siapa saja dari segala umur. Namun dalam kebanyakan kasus, penyakit ini justru menyerang orang-orang muda dengan kisaran umur 20-29 tahun. Selain itu, orang-orang dengan 50-an, 60-an, 70-an atau bahkan lebih tua pun bisa berisiko terkena penyakit ini.
Dikatakan bahwa sekitar 10% hingga 20% orang dengan penyakit Crohn pasti memiliki setidaknya satu atau dua anggota keluarga lain yang juga menderita penyakit tersebut.
Walaupun kondisi ini banyak di temukan dan sering terjadi pada kelompok etnis tertentu, seperti Yahudi, dan lebih banyak terjadi pada orang Kaukasia, namun para ilmuwan telah mengidentifikasi gen dan hubungannya dengan penyakit Crohn.
Para ilmuan yakin bahwa orang dengan penyakit Crohn memiliki gen yang bermutasi dua kali lebih sering daripada orang yang tidak memiliki penyakit tersebut sehingga kemungkinan menurunkan penyakit tersebut kepada anggota keluarga bisa terjadi.
Tidak ada obat untuk penyakit Crohn. Namun gejala penyakit Crohn bisa diatasi dengan mengonsumsi obat-obatan, operasi, dan suplemen nutrisi. Dan karena periode remisi pasien sangat bervariasi, mungkin akan sedikit sulit untuk mengetahui seberapa efektif pengobatan pasien.
Walaupun demikian, tujuan dari terapi obat-obatan, mengonsumsi suplemen nutrisi adalah untuk mengontrol peradangan dan meredakan gejala crohn.
Penyebab utama timbulnya penyakit Crohn belum diketahui secara pasti. Sedikit dicurigai bahwa diet dan stress yang tidak dikelolah dengan baik dapat menjadi pemicu penyakit Crohn, namun semuanya tak lain hanyalah risiko yang turut memperburuk keadaan. [1]
Beberapa faktor lain seperti faktor keturunan, sistem kekebalan tubuh yang kurang/tidak berfungsi dengan baik juga pernah dicurigai sebagai penyebab Crohn namun semua itu kemungkinan sedikif faktor yang mempengaruhi keadaan: [1]
Reaksi abnormal sistem imun. Teorinya bahwa sistem imun menyerang kembali makanan, bakteri-bakteri sehat, dan zat bermanfaat lainnya yang dianggap seolah-olah itu adalah zat yang tidak diinginkan oleh tubuh. [6]
Reaksi abnormal pada sistem imun tersebut memicu sel darah putih menumpuk di lapisan usus, dan penumpukan inilah yang mengakibatkan terjadinya peradangan. Dan peradangan itu menyebabkan ulserasi dan cedera usus. [6]
Faktor genetik dicurigai sebagai penyebab penyakit Crohn karena dari beberapa penelitian Crohn lebih sering terjadi pada orang yang memiliki anggota keluarga yang menderita penyakit ini, sehingga gen mungkin berperan menyebabkan Crohn.
Namun informasi ini masih diragukan karena beberapa pasien Crohn juga dilaporkan tidak memiliki riwayat Crohn dalam keluarga. [1, 5, 8]
Beberapa faktor lain penyebab Crohn: [1, 2, 5, 8]
Penyakit Crohn diyakini bisa muncul untuk semua orang disegala usia. Namun diketahui bahwa penyakit ini justru menyerang orang-orang muda. Kebanyakan diagnosis menunjukkan bahwa mereka yang berusia sebelum 30 tahun umumnya terpapar Crohn.
Merokok adalah faktor risiko terpenting yang turut mengembangkan penyakit Crohn. Selain itu, merokok juga menyebabkan penyakit lain yang lebih parah dan hal itu bisa memicu risiko operasi yang lebih besar untuk pasien Crohn. Jika Anda merokok, penting untuk berhenti.
Yang termasuk obat-obatan antiinflamasi nonsteroid itu seperti ibuprofen, naproxen sodium, sodium diklofenak dan lain-lain. Obat-obat tersebut tidak menyebabkan penyakit Crohn, namun dapat menyebabkan radang usus yang memperburuk penyakit Crohn.
Hal yang membuat banyak orang takut terhadap penyakit ini adalah peradangan hebat yang dihasilkan bisa sampai mengancam jiwa. Pasalnya penyakit ini bisa menyerang bagian mana pun dari usus kecil atau besar. [4]
Tanda dan gejala penyakit Crohn dapat berkisar dari yang ringan hingga yang parah. Umumnya berkembang secara bertahap, tetapi terkadang muncul secara tiba-tiba, tanpa gejala awal dahulu. [4, 5]
Beberapa pasien mungkin akan mengalami periode waktu ketika tidak memiliki tanda atau gejala. Gejala penyakit Crohn bervariasi bergantung pada bagian usus mana yang terinfeksi penyakit tersebut; [1, 4]
Kapan Harus ke Dokter?
Segera menemui atau konsultasikan dengan dokter Anda mengalami perubahan terus-menerus dalam kebiasaan buang air besar atau jika Anda memiliki salah satu tanda dan gejala penyakit Crohn, seperti: [1, 5, 7, 8]
Penyakit Crohn adalah peyakit peradangan dalam sistem pencernaan yang umumnya terjadi di bagian usus kecil, tepatnya pada bagian ileum dan usus besar (kolon)–namun tak terpungkiri bisa juga menjalur ke usus besar dan menimbulkan komplikasi yang membahayakan nyawa. [3, 5]
Berikut ini beberapa komplikasi penyakit Crohn: [3,4,7,8]
Penyakit Crohn dapat menebalkan dinding usus. Seiring bertambahnya waktu, area usus yang menebal itu menyempit hingga bisa menghalangi usus. Obstruksi usus atau disebut juga penyumbatan usus bisa menghalangi kelancaran makanan atau tinja.
Pada penyakit Crohn menciptakan peradangan hingga dapat menembus dinding usus dan mengakibatkan fistula. Fistula adalah jalur abnormal antara dua organ, atau antara satu organ dan bagian luar. Fistula bisa terinfeksi.
Peradangan pada dinding usus dapat menyebabkan abses. Abses adalah kantong infeksi yang menyakitkan, bengkak, berisi nanah.
Fisura anus adalah robekan kecil di anus Anda yang dapat menyebabkan gatal, nyeri, atau pendarahan.
Peradangan yang terjadi di sepanjang saluran pencernaan dan dapat menyebabkan bisul atau luka terbuka di mulut, usus, anus, atau perineum.
Malnutrisi berkembang ketika tubuh tidak mendapatkan jumlah vitamin, mineral, dan nutrisi yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan jaringan dan fungsi organ.
Anda mungkin akan mengalami peradangan lain di sekitar tubuh seperti persendian, mata, dan kulit.
Meskipun sama-sama masuk dalam kelompok inflammatory bowel disease (IBD), penyakit Crohn tidak sama dengan kolitis ulseratif. Keduanya memiliki gejala yang mirip namun area yang terinfeksi berbeda. Sebab itu untuk mengetahui secara jelas perlu adanya diagnosis yang harus dilakukan oleh seorang dokter ahli. [1,3,5]
Diagnosis penyakit Crohn itu bukanlah hal yang mudah. Sebenarnya tidak ada hasil tes yang pasti atau cukup bagi dokter untuk mendiagnosis penyakit Crohn. [8]
Biasanya sebelum diagnosis, dokter umumnya akan melakukan wawancara dan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan riwayat kesehatan pasien. Selain wawancara, dokter juga akan menjalani beberapa kombinasi tes seperti; pemeriksaan fisik dan tes laboratorium. [1,8]
Apabila dari hasil pemeriksaan, dokter mencurigai adanya Crohn, maka pasien akan segera dirujuk ke para dokter yang disebut ahli gastroenterologi, yakni mereka yang mengkhususkan diri pada penyakit Crohn dan gejala lain yang berhubungan dengan penyakit GI. [8]
Para dokter gastroenterologi biasanya adalah orang yang melakukan pemeriksaan lebih mendalam untuk mendapatkan gambar dan informasi lain tentang bagian dalam tubuh pasien. [8]
Tes yang dilkukan misalnya tes kolonoskopi untuk mengambil video dan mengumpulkan sampel jaringan (biopsi), barium x-ray atau MRI, dan tes lain yang menurut dokterdapat membantu hasil diagnosis Chorn; [8]
Beberapa tes meliputi; [1,3,8]
1. Ujian Fisik dan Pemeriksaan Riwayat Kesehatan
Dokter akan mulai dengan mengumpulkan informasi tentang kesehatan pasien dan riwayat kesehatan keluarga pasien. Mereka akan melakukan pemeriksaan fisik dan mencari gejala Crohn yang biasanya meliputi:
2. Tes Lab
Dokter akan meminta pasien untuk menjalani tes laboratorium agar bisa membantu mencari masalah yang mungkin terkait dengan penyakit Crohn. Tes ini umumnya memeriksa tanda-tanda infeksi, peradangan, perdarahan internal, dan kadar zat yang rendah seperti zat besi, protein, atau mineral.
3. Tes Darah
Di bawah ini merupakan kemungkinan tes yang akan dilakukan untuk mendiagnosis penyakit Crohn:
Setelah selesai melakukan semua tes, dokter akan segera mendiskusikan hasil tes dengan pasien. Dan apabila dokter yakin bahwa pasien menderita penyakit Crohn maka dokter akan segara melakukan beberapa terapi pengobatanuntuk mengelola gejala dan mengendalikan penyakit tersebut. [5]
Sebagaimana disebutkan di awal, bahwa saat ini belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan penyakit Crohn. Namun jika, pasien didiagnosis adanya kondisi tersebut, maka dokter akan merekomendasikan strategi untuk membantu pasien dalam mengurangi peradangan, meminimalkan gejala, dan mencegah komplikasi. [4, 6]
Beberapa hal yang barangkali direkomendasikan oleh dokter misalnya; [2, 5, 7, 8, 9]
Sampai hari ini para dokter masih bingung mengapa gejala Crohn muncul-hilang. Dokter akan menyarankan kepada pasien untuk tidak merokok, mengololah stres dengan baik dan lain-lain supaya bisa mengurangi tingkat kekambuhan penyakit. [4]
Namun demikian, tidak terpungkiri bahwa penyakit ini tidak dapat disembuhkan secara total, artinya tidak ada pencegahan yang total untuk penyakit ini. [4]
Cara yang ditunjukkan di sini hanyalah untuk menghindari kekambuhan yang bisa saja timbul tanpa sepengetahuan pasien. Bahkan tidak peduli seberapa besar tingkat kehati-hatian pasien terhadap kekambuhan penyakit ini. [4]
Berikut ini beberapa cara yang perlu dipraktikkan untuk mencegah kambuhnya Crohn: [1, 4, 6, 8]
Kadang-kadang Corhn dapat timbul lagi karena pasien melewatkan dosis obat Crohn atau mengonsumsinya tidak sesuai dengan petunjuk dokter.
Jadi, meskipun gejala Crohn dapat hilang dan pasien kembali beraktivitas secara normal, namun jangan lupa untuk tetap mengonsumsi obat-obatan yang diberikan sesuai petunjuk dokter.
Perhatikanlah pola makan dan makanan yang dikonsumsi. Makanan-makanan tinggi lemak atau buah dan sayuran kaya serat seperti kacang-kacangan dan brokoli perlu dihindari karena itu dapat memperparah keadaan.
Produk-produk olahan susu meliputi: mentega (butter), susu, yoghurt, dan keju harus dihindari. Sebaiknya tanyakan kepada dokter perihal makanan dan minuman yang perlu dikonsumsi dan dihindari
Jika Anda seorang perokok dan menderita penyakit Corhn, sebaiknya tinggalkan kebiasaan tersebut. Merokok dapat memperburuk keadaan dan mempermudah terjadinya kekambuhan Corhn.
Para dokter setuju bahwa merokok menurunkan pertahanan alami usus, menghambat aliran darah ke dan dari usus dan itu dapat menyebabkan perubahan pada sistem kekebalan yang menyebabkan peradangan.
Obat-obat NSAID adalah obat-obat anti inflamasi nonsteroid. Obat-obat tersebut adalah Aspirin, Ibuprofendan Naproxen. Obat-obat ini diketahui dapat memicu kekambuhan Crohn dan menyebabkan gejala seperti biasa terjadinya Crohn.
Stres tidak menyebabkan Crohn, tetapi Crohn itu sendiri yang bisa membuat pasien stress. Menghindari stress ditujukan supaya pasien tetap fokus pada terapi dan tidak memperburuk keadaan. Mengolalah stres bisa dengan cara meditasi, yoga, tai chi, praktik zen, olahraga dan lain-lain.
1. Anonim. Crohn's disease. Mayo Clinic. 2020
2. Michael Kerr. Medically reviewed by Graham Rogers, M.D. Tests for Crohn’s Disease. Healthline. 2020.
3. Robert Preidt. Genetic Subtypes of Crohn's Disease Identified. WebMD. 2018.
4. Anonim. Overview of Crohn's Disease. Crohn's & Colitis Foundation. 2020.
5. Reviewed by Minesh Khatri, MD. How to Handle a Crohn’s Relapse. WebMD. 2020.
6. Yvette Brazier. Medically reviewed by Deborah Weatherspoon, Ph.D., R.N., CRNA. What is Crohn's disease?. Medical News Today. 2019.
7. Kimberly Holland. Understanding Crohn’s Disease. Healthline. 2020.
8. Minesh Khatri, MD. Crohn's Disease. WebMD. 2020.
9. Jen Thomas.Medically reviewed by Debra Rose Wilson, Ph.D., MSN, R.N., IBCLC, AHN-BC, CHT. Crohn’s Disease: Facts, Statistics, and You. HealhtLine. 2018.