Penyakit & Kelainan

18 Penyebab Nyeri Panggul

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Panggul terasa sakit atau nyeri mungkin merupakan hal yang dianggap biasa dan biasanya terjadi pada sendi panggul [1].

Jika rasa nyeri cukup mengganggu, kenali berbagai kemungkinan penyebabnya untuk bisa mengatasi sesuai kondisi yang mendasari [1].

Mulai dari cedera hingga penyakit tertentu mampu menjadi sebab penyebab nyeri panggul seperti di bawah ini [1,2].

1. Patah Tulang Panggul

Fraktur atau patah tulang panggul dapat menjadi kemungkinan nyeri terjadi pada area panggul [1,2,3].

Patah tulang adalah kondisi yang tak bisa disepelekan karena risiko komplikasi akan cukup mengancam jiwa penderitanya [1,2,3].

Benturan keras mampu membuat tulang panggul patah, namun ketika memiliki tulang yang lemah atau rapuh, tentu hal ini meningkatkan risiko fraktur semakin tinggi [1,2,3].

Penanganan : Rata-rata kasus patah tulang panggul perlu diatasi dengan prosedur bedah [3].

Selain itu, pasien perlu menjalani terapi fisik (fisioterapi) agar mampu membuat tulang lebih kuat dan gerakan tubuh tidak lagi terbatas [1,2,3].

2. Tendinitis

Tendinitis adalah kondisi radang atau iritasi yang menyerang tendon—jaringan tebal yang menjadikan tulang dan otot dapat merekat satu sama lain [1,4].

Nyeri pada panggul dapat disebabkan oleh tendinitis dengan tanda berupa nyeri ketika bagian panggul digerakkan ditambah dengan pembengkakan ringan pada area panggul [1,2,4].

Cedera, gerakan panggul yang salah atau berulang, dan tendon yang mengalami tekanan dapat menyebabkan tendinitis [1,4].

Penanganan : Sebagai pereda gejala dan agar panggul lebih baik, dokter dapat meresepkan beberapa obat seperti pereda nyeri, kortikosteroid, hingga plasma kaya trombosit [4].

Supaya otot dan tendon menguat dan pulih sempurna, terapi fisik seringkali diperlukan juga oleh pasien [4].

Bila terapi konvensional tak efektif, dokter akan merekomendasikan prosedur bedah kepada pasien; hal ini tergantung dari seberapa parah kondisi tendinitis pasien [4].

3. Hip Labral Tear

Hip labral tear adalah kemungkinan penyebab nyeri panggul lainnya, yaitu kondisi ketika tulang rawan dan jaringan pada soket panggul mengalami robekan [2,5].

Dislokasi sendi panggul sering menjadi penyebab hip labral tear ini, namun kelainan struktur tubuh dan gerakan berulang pada sendi panggul juga dapat menjadi kondisi yang mendasarinya [5].

Rasa nyeri panggul karena hip labral tear biasanya timbul dengan sensasi seperti terkunci ketika mencoba menggerakkan area tersebut [5].

Gerakan panggul menjadi terbatas dan kaku, ditambah pula dnegan nyeri yang muncul di area selangkangan [5].

Penanganan : Obat pereda nyeri adalah penanganan utama pada hip labral tear, namun pasien juga kiranya membutuhkan terapi fisik [5,6].

Bila terapi obat dan fisik tak cukup membuahkan hasil, dokter akan merekomendasikan prosedur bedah atroskopik [5,6].

4. Hernia Inguinalis

Hernia inguinalis merupakan kondisi saat jaringan yang ada pada bagian dalam perut menonjol ke area paha dalam (selangkangan) atau yang disebut juga dengan istilah inguinal [2,7].

Hernia jenis ini paling umum dijumpai dan panggul serta area selangkangan adalah yang paling terpengaruh sehingga mudah merasa nyeri ketika tubuh bergerak [7].

Penanganan : Prosedur bedah adalah yang paling dibutuhkan dalam kasus hernia ingunalis, yaitu bedah terbuka dan laparoskopi [7].

Jika dibiarkan, maka hernia strangulata (usus yang terjepit dan tak bisa memperoleh cukup darah untuk berfungsi dengan baik) adalah risiko yang dapat terjadi [7].

5. Bursitis

Bursitis merupakan radang yang menyerang bursa—bantalan sekaligus pelumas pada area sendi sehingga gesekan antara tulang dan tendon dapat diminimalisir [8].

Panggul nyeri dapat disebabkan oleh bursitis sebab selain bahu, lutut dan siku, area panggul juga paling sering terkena radang bursa ini [1,2,8].

Cedera, infeksi dan gerakan sendi berulang menjadi penyebab umum bursitis [1,8].

Penanganan : Obat antibiotik, terapi fisik, latihan fisik penguat otot dan sendi, dan kortikosteroid injeksi adalah penanganan utama bagi penderita bursitis [8].

Namun, prosedur operasi harus pasien tempuh bila peradangan sudah sangat serius [8].

6. Rheumatoid Arthritis

Rheumatoid arthritis adalah radang yang menyerang sendi sebagai akibat dari kelainan sistem imun tubuh—imun justru secara keliru menyerang jaringannya sendiri yang masih normal [1,9].

Ketika sendi panggul terasa nyeri dan kaku ditambah dengan bengkak, ada kemungkinan rheumatoid arthritis adalah sebab utamanya [1,2,9].

Penanganan : Obat steroid, obat pereda nyeri, terapi fisik, dan terapi okupasi biasanya diperlukan oleh pasien rheumatoid arthritis [9].

Namun jika sudah tergolong serius, dokter akan merekomendasikan beberapa prosedur bedah untuk mencegah kerusakan sendi, tergantung dari seberapa parah peradangan sendi [9].

7. Osteoarthritis

Selain osteoarthritis, jenis arthritis lain yang juga dapat menyerang panggul adalah osteoarthritis, yakni radang sendi kronis yang diakibatkan oleh kerusakan tulang rawan [1,2,10].

Sendi panggul yang bengkak, nyeri dan kaku, ditambah dengan kelemahan otot dan massa otot yang berkurang bisa saja mengarah pada osteoarthritis [1,10].

Penanganan : Penanganan utama osteoarthritis adalah berupa pemberian obat anti-inflamasi nonsteroid, acetaminophen, dan duloxetine [10].

Terapi fisik dan okupasi juga diperlukan, namun bila sudah sangat parah maka dokter akan menyarankan pasien menempuh injeksi kortison dan bedah penggantian sendi [10].

8. Septic Arthritis

Nyeri pada panggul dapat disebabkan oleh septic arthritis, yaitu infeksi bakteri, jamur atau virus yang menyerang sendi (umumnya hanya sendi besar dalam tubuh) [1,2,11].

Oleh karena itu, selain panggul, sendi lutut adalah yang umum terkena infeksi [1,11].

Jika panggul terasa nyeri, timbul bengkak, terasa hangat ketika disentuh dan memerah, septic arthritis bisa menjadi alasan dibaliknya [11].

Penanganan : Pemberian antibiotik oleh dokter adalah penanganan utama bagi penderita septic arthritis [11].

Namun setelahnya, pasien pun tetap perlu menjalani prosedur pengeringan cairan dalam sendi yang terkena infeksi supaya infeksi teratasi tuntas [11].

9. Psoriasis Arthritis

Para penderita psoriasis yang merasakan nyeri pada panggul dapat menandakan kondisi psoriasis arthritis [2,12].

Psoriasis sendiri merupakan pembentukan sel kulit yang teramat cepat [13].

Selain nyeri pada panggul, bengkak dan kekakuan adalah gejala lain yang dapat diwaspadai [12].

Biasanya, rasa nyeri panggul karena psoriasis arthritis akan memburuk terutama pada pagi hari [12].

Penanganan : Pemberian obat pereda nyeri dan terapi fisik sangat membantu dalam pemulihan pasien psoriasis arthritis [12].

Jika diperlukan pasien harus menjalani prosedur injeksi steroid atau bahkan bedah penggantian sendi [12].

10. Leukemia

Leukemia atau kanker darah akibat produksi sel darah putih dalam tubuh yang berlebihan menimbulkan gejala salah satunya rasa sakit di punggung dan panggul [2,14].

Hal ini umumnya terjadi ketika sel kanker sudah sampai pada tahap menyumbat pembuluh darah organ tertentu [14].

Pada leukemia, tubuh penderita akan terasa mudah lelah dan mudah perdarahan (memar maupun mimisan) [14].

Penanganan : Transplantasi sumsum tulang belakang merupakan penanganan utama leukemia, bersama pula dengan terapi radiasi (radioterapi), kemoterapi, dan imunoterapi [14].

11. Kanker Tulang

Kanker tulang adalah sel kanker yang tumbuh pada tulang dan berkembang dari tulang [15].

Kanker tulang umumnya menyerang panggul, lengan dan tungkai, meski demikian kanker tulang dapat terjadi pada tulang mana pun selain ketiga bagian tubuh tersebut [15].

Jika terjadi pada panggul, nyeri panggul akan terjadi disertai dengan pembengkakan dan menyebabkan kerapuhan pada tulang [2,15].

Penanganan : Pengobatan kanker tulang berupa prosedur bedah untuk mengangkat sel kanker yang disertai dengan kemoterapi dan proses radioterapi [15].

12. Skiatika

Skiatika adalah nyeri yang timbul pada punggung bawah dan menyebar hingga panggul, bokong, kaki dan jari kaki di mana nyeri ini timbul saat saraf skiatik terjepit [16,17].

Nyeri yang terjadi adalah sensasi panas atau tersengat listrik dan juga menyerupai kram [16,17].

Selain nyeri, kebas, kelemahan otot dan kesemutan akan menyertai [17].

Penanganan : Dokter akan memberikan relaksan otot, obat anti-inflamasi, anti kejang, dan antidepresan trisiklik [17].

Pasien juga dianjurkan menjalani terapi fisik, mendapatkan injeksi steroid atau bahkan menempuh prosedur bedah apabila terapi-terapi sebelumnya tidak efektif [17].

13. Sakroiliitis

Sakroiliitis adalah radang yang menyerang salah satu atau kedua sendi sakroiliaka (sendi yang terletak antara panggul dan tulang belakang bagian bawah sebagai penghubung keduanya) [18].

Pada kasus sakroiliitis, nyeri akan timbul pada bagian panggul, bokong dan bahkan area selangkangan hingga tungkai [2,18].

Penanganan : Kondisi ini umumnya diatasi dengan penggunaan relaksan otot dan obat pereda nyeri [18].

Jika diperlukan, terapi fisik dapat pasien tempuh untuk melatih otot dan meningkatkan fleksibilitas sendi [18].

Bila tingkat keparahan tinggi, maka injeksi kortikosteroid ke sendi dan tindakan bedah sangat direkomendasikan [18].

14. Meralgia Paresthetica

Meralgia paresthetica adalah timbulnya nyeri sensasi panas terbakar, mati rasa hingga kesemutan pada area bagian luar paha karena saraf anggota tubuh tersebut mengalami tekanan [19].

Saraf yang mengalami tekanan pada kasus meralgia paresthetica adalah saraf kutaneus femoralis lateral, dan gejala nyeri hanya terjadi pada permukaan bagian luar paha, termasuk pula bagian panggul [2,19].

Penanganan : Obat pereda nyeri, kortikosteroid suntik, antidepresan trisiklik, dan obat antikejang merupakan penanganan utama [19].

Namun bila obat kurang efektif, pasien perlu menjalani bedah untuk dekompresi saraf (penanganan ini sangat jarang) [19].

15. Nekrosis Avaskular

Nekrosis avaskular atau osteonekrosis adalah kondisi jaringan tulang yang mati karena tak memperoleh suplai darah yang cukup [20].

Salah satu gejala pada kondisi ini adalah nyeri pada panggul di mana tingkat keparahan nyeri berkembang dari ringan menjadi lebih serius [20].

Selain panggul, nyeri akan terasa pada bagian lutut, tungkai dan bahu [1,2,20].

Penanganan : Obat untuk osteoporosis, obat pereda nyeri, obat pengencer darah, obat penurun kadar kolesterol, stimulasi listrik, olahraga dan istirahat cukup merupakan cara agar pasien pulih kembali [20].

Namun bila kondisi sudah pada tahap serius, dokter akan menganjurkan pasien memilih jalur operasi [20].

16. Osteoporosis

Osteoporosis merupakan pengeroposan tulang di mana tulang menjadi rapuh dan lemah.

Ketika mengalami osteoporosis, seringkali salah satu gejala yang terjadi adalah nyeri pada punggung dan panggul.

Selain itu, karakteristik dari penderita osteoporosis adalah postur tubuh yang bungkuk, mudah patah tulang, hingga kehilangan tinggi badan (tinggi badan menciut).

Penanganan : Dokter akan meresepkan bisphosphonates untuk mengurangi risiko patah tulang, denosumab, hingga merekomendasikan terapi estrogen (untuk pasien wanita pasca menopause).

17. Osteomyelitis

Osteomyelitis adalah infeksi tulang dan infeksi ini mampu menyebar ke jaringan sekitar atau menyebar melalui pembuluh darah [21].

Biasanya, infeksi tulang berawal dari cedera tulang dan kuman masuk melalui luka yang terjadi pada tubuh penderita [21].

Jika infeksi menyerang area panggul dan sekitarnya, maka nyeri akan timbul disertai dengan pembengkakan, kemerahan, rasa hangat bila disentuh, demam hingga tubuh cepat lelah [2,21].

Penanganan : Tergantung dari tingkat keparahan infeksi, biasanya dokter akan menyarankan pasien untuk menempuh prosedur operasi [21].

Bila infeksi disebabkan oleh bakteri, dokter akan memberi obat antibiotik dan dokter juga akan meminta pasien berhenti merokok (bila memiliki kebiasaan ini) [21].

18. Penyakit Legg-Calve-Perthes

Penyakit Legg-Calve-Perthes merupakan kondisi ketika peredaran darah menuju kepala tulang paha pada sendi pinggul tidak lancar dan cenderung berkurang [22].

Kondisi ini kemudian menyebabkan nyeri pada area selangkangan, panggul, paha, hingga lutut [2,22].

Gerakan tubuh pun ikut terbatas dan bahkan penderita dapat kesulitan berjalan [22].

Beraktivitas mampu menyebabkan rasa nyeri semakin buruk, namun dengan beristirahat akan mengurangi rasa sakit tersebut [22].

Penanganan : Pada anak usia 6 tahun ke atas, penyakit ini dapat ditangani dengan prosedur bedah atau hanya dengan penggunaan gips untuk kaki [22].

Penanganan lainnya meliputi penggunaan kruk, membatasi aktivitas, terapi fisik, dan penggunaan obat pereda nyeri [22].

Nyeri panggul dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, segera ke dokter untuk memeriksakannya apabila terjadi pembengkakan, kemerahan dan nyeri yang menyebar sampai bagian tubuh lain atau nyeri yang tak kunjung mereda.

1. Alana Biggers, M.D., MPH & Kati Blake. Everything You Need to Know About Hip Pain. Healthline; 2019.
2. Mayo Clinic Staff. Hip pain - Causes. Mayo Clinic; 2021.
3. Martyn Parker & Antony Johansen. Hip fracture. British Medical Journal; 2006.
4. Jesse Charnoff; Subitchan Ponnarasu & Usker Naqvi. Tendinosis. National Center for Biotechnology Information; 2021.
5. Megan M. Groh & Joseph Herrera. A comprehensive review of hip labral tears. Current Reviews in Musculoskeletal Medicine; 2009.
6. Tiao Su, Guang-Xing Chen, & Liu Yang. Diagnosis and treatment of labral tear. Chinese Medical Journal; 2019.
7. Mohamad Hammoud & Jeffrey Gerken. Inguinal Hernia. National Center for Biotechnology Information; 2021.
8. Christopher H. Williams; Zohaib Jamal; & Britni T. Sternard. Bursitis. National Center for Biotechnology Information; 2021.
9. Krati Chauhan; Jagmohan S. Jandu; Amandeep Goyal; Pankaj Bansal; & Mohammed A. Al-Dhahir. Rheumatoid Arthritis. National Center for Biotechnology Information; 2021.
10. Rouhin Sen & John A. Hurley. Osteoarthritis. National Center for Biotechnology Information; 2021.
11. Ifeanyi I. Momodu & Vipul Savaliya. Septic Arthritis. National Center for Biotechnology Information; 2021.
12. Vivekanand Tiwari & Lawrence H. Brent. Psoriatic Arthritis. National Center for Biotechnology Information; 2021.
13. Pragya A. Nair & Talel Badri. Psoriasis. National Center for Biotechnology Information; 2021.
14. Adithya Chennamadhavuni; Varun Lyengar; & Alex Shimanovsky. Leukemia. National Center for Biotechnology Information; 2021.
15. Jack E. Pullan & Saran Lotfollahzadeh. Primary Bone Cancer. National Center for Biotechnology Information; 2022.
16. William Morrison, M.D. & Sandy McDowell. Causes of Hip Pain at Night and Ways to Find Relief. Healthline; 2019.
17. David Davis; Kushagra Maini; & Arvind Vasudevan. Sciatica. National Center for Biotechnology Information; 2021.
18. Benjamin K. Buchanan & Matthew Varacallo. Sacroiliitis. National Center for Biotechnology Information; 2021.
19. Ryan Coffey & Vikas Gupta. Meralgia Paresthetica. National Center for Biotechnology Information; 2021.
20. Alexander H. Matthews; Donald D. Davis; Michael J. Fish; & David Stitson. Avascular Necrosis. National Center for Biotechnology Information; 2021.
21. Ifeanyi I. Momodu & Vipul Savaliya. Osteomyelitis. National Center for Biotechnology Information; 2021.
22. Sarah Mills & Kevin E. Burroughs. Legg Calve Perthes Disease. National Center for Biotechnology Information; 2021.

Share