Meski mual adalah sebuah kondisi yang sering memicu muntah, sebenarnya mual tidak selalu diikuti dengan muntah [1].
Seseorang bisa saja mengalami kondisi sering mual tapi tidak muntah; muntah yang terjadi berulang berpotensi terjadi selama berminggu-minggu atau bahkan lebih dari 1 bulan [1].
Meski tidak muntah, penting untuk tetap mengidentifikasi penyebab mual supaya dapat mengatasinya secara cepat.
Daftar isi
Stres dan cemas adalah perasaan yang wajar dialami oleh hampir setiap orang [1,2].
Meski bukan kecemasan yang terlalu serius, setiap orang pasti pernah sesekali mengalaminya, baik itu karena gugup atau karena sedang stres [1,2].
Pada beberapa orang, mengalami stres dan kecemasan bisa saja memicu rasa mual, tapi tidak muntah [1,2].
Pada beberapa kasus pula, stres dan kecemasan bisa saja tidak terjadi sesekali, tapi justru berulang dalam waktu yang lama [1,2].
Tak jarang kondisi psikologis seperti ini akan menghambat aktivitas sehari-hari penderitanya [1,2].
Perlu diwaspadai bahwa kondisi psikologis tertentu mampu menyebabkan timbulnya gejala fisik, salah satunya adalah rasa mual [1,2].
Selain mual, tanda lain bahwa seseorang sedang stres dan cemas antara lain adalah [2] :
Apabila rasa mual yang sering terjadi tidak disertai muntah tapi diikuti dengan tanda-tanda lain tersebut, waspadai adanya kondisi gangguan psikologis yang mungkin sedang dialami namun tak disadari.
Faktor lain yang memungkinkan menjadi sebab sering mual tapi tidak mual adalah kehamilan [1].
Meski seringkali mual pada kasus morning sickness diikuti dengan muntah, ada kalanya wanita dengan tanda-tanda hamil tidak muntah [1].
Mual pada kehamilan bisa terjadi kapan saja dan terjadi berulang walaupun tidak berbahaya bagi janin [1].
Ketidaknyamanan seperti ini akan terus dialami oleh wanita hamil setelah memasuki trimester kedua kehamilan [1,3,4].
Penyebab utama dari rasa mual ini adalah perubahan hormonal di mana seringkali mencium bau yang biasa pun bisa cukup mengganggu dan menimbulkan mual pada wanita hamil muda [1].
Seorang wanita lebih rentan mengalami rasa mual pada kehamilannya apabila [1,3] :
Selain dari rasa mual yang bisa terjadi tanpa muntah, tanda-tanda hamil muda di antaranya adalah [4] :
Untuk memastikan bahwa mual yang disertai beberapa keluhan tersebut adalah tanda kehamilan, segera ke dokter.
Bahkan ketika tanda hamil sudah diketahui namun rasa mual terlalu mengganggu, hindari penggunaan obat antimual sembarangan.
Konsultasikan dengan dokter lebih dulu mengenai rasa mual yang dialami agar dokter bisa memberikan resep obat yang tepat dan aman bagi kehamilan.
Mual yang sering dialami meski tanpa disertai muntah bisa saja menandakan seseorang memiliki tukak lambung [1].
Peptic ulcer dan ulkus peptikum adalah sebutan lain untuk tukak lambung [1].
Kondisi ini sering dianggap sebagai penyakit maag biasa, padahal sebenarnya merupakan timbulnya luka di dinding lambung [1].
Luka ini berasal dari lapisan dinding lambung yang mengalami pengikisan oleh obat anti-inflamasi nonsteroid atau infeksi bakteri [1,5].
Beberapa jenis obat anti-inflamasi nonsteroid seperti meloxicam, ibuprofen, dan diclofenac berisiko menyebabkan iritasi lambung dan menimbulkan luka apabila pemakaiannya berlebihan [5].
Selain obat jenis ini, penggunaan obat antidepresan golongan SSRI, kortikosteroid, dan aspirin juga berpotensi memicu tukak lambung bila konsumsinya kurang tepat [5].
Jika infeksi bakteri menjadi alasan dasar tukak lambung terjadi, maka biasanya jenis bakteri yang menyebabkannya adalah Helicobacter pylori [5].
Bahkan tidak hanya kedua faktor ini (infeksi dan obat tertentu), beberapa kebiasaan tak sehat seperti konsumsi alkohol, konsumsi makanan pedas, konsumsi makanan dan minuman asam, merokok, serta stres berat juga memicu tukak lambung [1].
Untuk menguatkan dugaan mual karena tukak lambung, beberapa keluhan ini perlu diwaspadai [1,5] :
Pastikan apakah saat menekan perut terasa keras dan nyeri, jika demikian maka sudah saatnya untuk penderita memperoleh penanganan dokter.
Terlebih saat rasa mual sudah mulai disertai muntah dengan warna muntahan gelap seperti kopi, ditambah dengan feses sewaktu BAB berwarna hitam, jangan tunda untuk ke dokter.
Warna gelap pada feses dan muntah menandakan bahwa telah terjadi perdarahan internal atau lambung.
Penyakit asam lambung atau GERD (gastroesophageal reflux disease) adalah penyebab umum timbulnya rasa mual [1].
Meski pada kebanyakan kasus penyakit asam lambung mual disertai muntah, namun tidak selalu demikian [1].
Sering mual tapi tidak muntah pun bisa saja menandakan kenaikan asam lambung, khususnya bila disertai rasa nyeri di ulu hati atau heartburn [1,6].
Gejala nyeri ulu hati, sensasi terbakar di dada dan mual yang terjadi 2 kali atau lebih dalam seminggu dapat menandakan penyakit asam lambung [6].
Penyakit ini timbul karena otot bagian bawah kerongkongan (sfingter) melemah atau menjadi lebih rileks [1,6].
Otot yang bentuknya menyerupai cincin ini akan mengendur membuka jalan bagi makanan untuk masuk ke lambung dari kerongkongan saat sedang makan [1,6].
Namun saat makanan sudah masuk ke lambung, sfingter normalnya akan menutup atau menegang kembali [1,6].
Pada kasus penyakit asam lambung, otot tersebut mengalami kelemahan sehingga terus dalam kondisi mengendur baik saat maupun sesudah makan [1,6].
Karena mengendur dan otot tak menutup kembali, otomatis makanan yang sudah menuju lambung sekaligus asam lambung bisa naik kembali ke kerongkongan saat kita bergerak [1,6].
Beberapa kondisi yang meningkatkan risiko melemahnya sfingter adalah [6,7] :
Selain mual dan nyeri di ulu hati, terdapat beberapa gejala lain yang turut menyertai dan menandakan bahwa penyakit asam lambung sedang dialami, yakni [1,6] :
Penanganan untuk seseorang yang sering mual tapi tidak muntah tentu tetap perlu disesuaikan dengan penyebabnya.
Oleh sebab itu, penting untuk mengidentifikasi lebih dulu kondisi yang mendasari rasa mual tersebut.
Berikut ini adalah beberapa bentuk penanganan yang tepat bagi penderita mual sesuai kondisi yang menyebabkan.
1. Penanganan Stres dan Kecemasan
Ketika mual disebabkan oleh stres, perubahan gaya hidup dapat dilakukan untuk menguranginya [1,2].
Selain makan makanan penuh nutrisi secara seimbang, penting untuk memiliki kualitas tidur yang baik [1,2].
Melakukan kegiatan yang menyenangkan seperti hobi, menghindari minuman alkohol, membatasi asupan kafein, meditasi, dan olahraga teratur juga sangat dianjurkan [1,2].
Pada gangguan kecemasan, selain mengubah pola hidup menjadi lebih sehat, penting untuk juga menempuh beberapa psikoterapi, salah satunya terapi perilaku kognitif [1,2].
Jika memang diperlukan, obat pereda gejala kecemasan seperti antidepresan, benzodiazepine, dan pregabalin akan dokter resepkan [2].
2. Penanganan Morning Sickness
Untuk meredakan mual karena morning sickness selama kehamilan trimester pertama, beberapa hal berikut dapat dilakukan [8] :
Ketika mual sangat tak nyaman dan mengganggu aktivitas, segera ke dokter.
Dokter biasanya akan memberi obat antimual sekaligus suplemen vitamin B6 yang baik untuk kesehatan ibu hamil [9].
3. Penanganan Tukak Lambung
Pada tukak lambung, beberapa penanganan berikut ini perlu ditempuh oleh penderita [5] :
Sebagai pereda gejala, pasien perlu membenahi pola hidup dengan tidak minum susu, mengonsumsi makanan dengan kandungan probiotik, mengelola stres secara positif, serta meningkatkan asupan vitamin A dan C (khususnya buah, sayur dan biji-bijian) [1].
Pasien yang merokok juga sebaiknya berhenti dari aktivitas ini, mendapat istirahat cukup dan tidak mengonsumsi minuman beralkohol [1].
4. Penanganan Penyakit Asam Lambung
Penyakit asam lambung yang menjadi penyebab mual juga biasanya ditangani dengan memperbaiki pola hidup, terutama pola diet seperti [1,6] :
Jika lebih parah, biasanya dokter akan memberi resep obat penetral asam lambung, seperti antasida [6].
Selain itu, kemungkinan dokter memberi juga obat penurun kadar asam lambung seperti penghambat pompa proton dan antagonis H2 [6].
Namun bila perubahan pola diet dan obat-obatan tidak membantu, dokter merekomendasikan prosedur operasi, khususnya operasi pengikatan sfingter (fundoplication) [6].
Sering mual tapi tidak muntah bukan berarti perlu diabaikan; jika timbul gejala-gejala lain yang menyertai, segera ke dokter untuk deteksi dan pengobatan dini.
1. Alana Biggers, M.D., MPH & Erica Hersh. What are the Most Common Causes of Constant Nausea?. Healthline; 2019.
2. Timothy J. Legg, PhD, PsyD & Amanda Barrell. Medical News Today; 2019.
3. Noel M. Lee, M.D. & Sumona Saha, M.D. Nausea and Vomiting of Pregnancy. HHS Public Access; 2013.
4. Cleveland Clinic medical professional. Pregnancy: Am I Pregnant?. Cleveland Clinic; 2020.
5. Talia F. Malik; Karthik Gnanapandithan; & Kevin Singh. Peptic Ulcer Disease. National Center for Biotechnology Information; 2021.
6. Catiele Antunes; Abdul Aleem; & Sean A. Curtis. Gastroesophageal Reflux Disease. National Center for Biotechnology Information; 2021.
7. Konstantinos Denaxas, Spyros D. Ladas, & George P. Karamanolis. Evaluation and management of esophageal manifestations in systemic sclerosis. Annals of Gastroenterology; 2018.
8. Stacy A. Henigsman, DO & Alex Novakovic. What is morning sickness, and how can I treat it?. Medical News Today; 2021.
9. Healthwise Staff, Sarah Marshall MD - Family Medicine & Adam Husney MD - Family Medicine & Kathleen Romito MD - Family Medicine & Kirtly Jones MD - Obstetrics and Gynecology. Vitamin B6 for Morning Sickness. University of Michigan Health; 2020.