Tinjauan Medis : dr. Christine Verina
Abiraterone adalah obat hormonal yang digunakan untuk pengobatan kanker prostat. Obat ini bekerja dengan menekan produksi hormon testosteron. Pemberiannya melalui oral (minum), dan hanya diperuntukkan
Abiraterone ialah jenis obat yang digunakan untuk pengobatan kanker prostat. [2]
Daftar isi
Berikut ialah informasi penting mengenai obat abiraterone: [1]
Indikasi | Kanker prostat metastasis tahan kastrasi / Castration-resistant prostate cancer (CRPC) |
Kategori | Obat Resep |
Konsumsi | Laki-laki dewasa (tidak untuk wanita) |
Kelas | Terapi Hormon Kanker |
Bentuk | Tablet |
Kontraindikasi | → Gangguan hati berat (Kelas C Child-Pugh). → Kehamilan dan menyusui. |
Peringatan | Pasien dengan kondisi berikut, wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan abiraterone: → Pasien dengan aritmia ventrikel → Pasien dengan gagal jantung → Pasien dengan serangan jantung → Pasien dengan angina parah atau tidak stabil → Pasien dengan diabetes mellitus → Pasien dengan riwayat penyakit jantung → Pasien dengan gangguan hati sedang → Pasien dengan gangguan ginjal berat |
Kategori Obat pada Kehamilan & Menyusui | Cara Pemberian Obat: ↔ Melalui PO (Diminum): Kategori X: Studi pada hewan atau manusia telah menunjukkan kelainan janin dan/atau ada bukti resiko janin manusia berdasarkan data reaksi negatif dari investigasi, dan resiko yang terlibat dalam penggunaan obat pada wanita hamil jelas lebih besar daripada manfaatnya. |
Abiraterone adalah obat kanker prostat yang dijual dalam bentuk tablet. Obat ini hanya diperuntukkan bagi laki-laki dewasa. Obat ini sangat tidak diperbolehkan untuk wanita dan anak-anak.
Manfaat obat abiraterone diantara lainnya ialah: [2, 3]
Obat abiraterone hanya diperuntukkan bagi laki-laki dewasa dengan dosis pemakaian: [1]
Oral/Diminum: → 1 g sehari sekali → Interval Dosis Minimum: Sehari sekali → Dosis sekali minum Maksimum: 1 g → Dosis Maksimum: 1 g sehari sekali |
Sebagai obat resep dan manfaat yang diberikan, obat abiraterone memiliki efek samping.
Meskipun tidak semua efek samping dapat terjadi, jika terjadi diperlukan perhatian medis.
Efek Samping yang Sering Dilaporkan: [2]
Efek Samping yang Paling Sering Dijumpai: [2]
Efek Samping yang Kurang Umum Dijumpai: [2]
Efek Samping yang Jarang Dijumpai: [2]
Efek Samping yang Tidak Diketahui Penyebabnya: [2]
Info Efek Samping Abiraterone Tenaga Medis: [2]
1. Kelenjar endokrin
2. Hati
3. Jantung
4. Tulang
5. Darah
6. Metabolisme
7. Ginjal
8. Pernapasan
9. Alat kelamin
10. Kejiwaan
11. Pencernaan
12. Kulit
13. Lainnya
Berikut ialah rincian obat abiraterone: [1]
Penyimpanan | Tablet: → Simpan antara 20-25°C. → Lindungi dari cahaya dan kelembaban. → Jangan simpan di kamar mandi. → Jauhkan obat dari anak anak dan hewan peliharaan. → Jangan membuang obat ke toilet. → Buang dengan benar ketika kedaluwarsa atau tidak lagi diperlukan. |
Pemberian Obat | Harus diminum saat perut kosong. Minumlah setidaknya 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan. Telan utuh, jangan dikunyah/dihancurkan. |
Cara Kerja | Deskripsi: Abiraterone menekan pembuatan testosteron dengan isolasi yang selektif dan tak dapat diubah pada zat 17 α-hidroksilase / C17, 20-lyase (CYP17), yakni enzim yang dibutuhkan oleh biosintesis androgen pada jaringan tumor testis, adrenal, dan prostat. Penyerapan: Penyerapan meningkat dengan makanan. Waktu puncak konsentrasi plasma: Sekitar 2 jam. Distribusi: Pengikatan protein plasma > 99%, untuk albumin dan α1-asam glikoprotein. Metabolisme: Reaksi metabolisme dijalankan di hati lewat hidroksilasi, oksidasi, dan sulfasi oleh enzim CYP3A4 dan sulfotransferase (SULT2A1). Ekskresi: Melalui feses (88%) dan urin (sekitar 5%). Waktu paruh eliminasi: Sekitar 15 jam. |
Interaksi dengan obat lain | → Peningkatan resiko hipokalemia dengan obat penurun K (K-lowering), misalnya diuretik thiazide. → Resiko perkembangan tumor dengan spironolakton. → Penurunan paparan dengan penginduksi CYP3A4 yang kuat, misalnya rifampisin. → Peningkatan konsentrasi plasma dengan penghambat CYP3A4 yang kuat, misalnya ketoconazole. → Peningkatan resiko perpanjangan interval QT dengan antiaritmia (misalnya quinidin dan amiodaron), antipsikotik, moksifloksasin, dan metadon. → Dapat meningkatkan paparan terhadap obat-obatan yang dimetabolisme atau diaktifkan oleh CYP2D6 (misalnya desipramin, venlafaksin, dan metoprolol), terutama dengan indeks terapeutik yang terbatas. |
Reaksi Obat yang Merugikan | Signifikan: → Ketidakcukupan adrenokortikal → Kelebihan mineralokortikoid (sering menyebabkan retensi cairan, hipokalaemia, hipertensi, dan gagal jantung) → Hiperglikemia → Anemia → Miopati → Rhabdomiolisis → Penurunan kepadatan tulang → Disfungsi seksual Saraf: → Kelelahan Jantung: → Angina pektoris → Aritmia (misalnya fibrilasi atrial dan takikardia) → Kulit kemerahan → Edema → Nyeri dada Pencernaan: → Diare → Dispepsia Pernapasan: → Infeksi saluran pernapasan atas → Batuk Hati: →Peningkatan kadar transaminase dan bilirubin Alat Kelamin: → Nokturia → Sering buang air kecil → Infeksi saluran kemih Kelenjar endokrin: → Hipertrigliseridemia → Hipofosfatemia Tulang: → Ketidaknyamanan otot → Pembengkakan sendi → Patah tulang Imun: → Sepsis Kulit: → Ruam Berpotensi Fatal: → Hepatotoksisitas (misalnya gagal hati akut dan hepatitis fulminan). |
Interaksi dengan makanan | → Penyerapan meningkat dengan makanan. → Penyerapan berkurang bila berinteraksi dengan tumbuhan St. John’s. → Konsentrasi plasma meningkat dengan buah jeruk bali atau pun jusnya. |
Gangguan Hati | → Sedang (Kelas B Child-Pugh): 250 mg untuk sehari sekali; jangan berikan obat lagi jika ALT / AST mencapai >5 kali batas atas normal atau bilirubin total >3 kali batas atas normal selama pengobatan. → Parah (Kelas C Child-Pugh): Kontraindikasi. |
Parameter Pemantauan | → Pantau tekanan darah, kadar serum kalium, dan keseimbangan cairan sebelum dan setidaknya selama menjalani terapi kanker. → Tes fungsi hati sebelum menjalani terapi, lalu 2 minggu sekali pada 3 bulan pertama, kemudian lakukan tes sebulan sekali setelahnya. → Pantau tanda dan gejala ketidakcukupan adrenokortikoid. |
Sistem Klasifikasi Kimiawi Terapeutik Anatomis | L02BX03 – abiraterone; Milik golongan hormon yang bekerja secara antagonis. Digunakan dalam pengobatan kanker prostat yang tahan terhadap kastrasi. |
Untuk apa obat abiraterone digunakan?
Obat abiraterone digunakan untuk mengobati kanker prostat. [2]
Apakah penyakit kanker prostat itu?
Kanker prostat adalah kanker paling umum dan penyebab utama kedua kematian akibat kanker di kalangan pria yang menyerang organ prostat. Kanker prostat biasanya tumbuh sangat lambat sehingga penderitanya baru mengetahui di kemudian hari. [4]
Seberapa efektif obat abiraterone dalam menanggulangi kanker prostat?
Menurut ahli, abiraterone sangat efektif dan memiliki profil keamanan yang sangat baik untuk pengobatan kanker prostat. [6]
Berikut ini beberapa obat bermerek yang mengandung abiraterone: [2]
Brand Merek Dagang |
Zytiga |
Yonsa |
1) Anonim. diakses 2020. Mims Indonesia. Abiraterone.
2) Anonim. diakses 2020. Drugs.com. Abiraterone.
3) Anonim. diakses 2020. Webmd. Abiraterone, Submicronized Tablet.
4) Anonim. diakses 2020. National Cancer Institute. Prostate Cancer—Patient Version.
5) Anonim. diakses 2020. Drugs.com. Abiraterone Prices, Coupons and Patient Assistance Programs.
6) Elkon JM, Millett RL, Millado KF, Lin J. 2018. National Center for Biotechnology Information. Abiraterone is effective and should be considered for the treatment of metastatic castrate-naïve prostate cancer.