Azapropazone adalah agen antiradang dan antirematik lainnya. Obat ini diindikasikan pada kondisi seperti serangan asam urat akut (artritis reumatoid) [1,2,3,4,5].
Daftar isi
Indikasi obat Azapropazone hingga pengaruh obat pada kehamilan dan menyusui terdapat dalam tabel berikut ini [2]:
Indikasi | Obat asam urat akut |
Kategori | Obat Keras |
Konsumsi | Dewasa |
Kelas | Obat Anti Inflamasi Nonsteroid (NSAID) |
Bentuk | Kapsul dan tablet oral |
Kontraindikasi | → Riwayat tukak lambung, porfiria, penyakit radang usus, kelainan darah, hipersensitivitas. → Tidak untuk digunakan pada gout akut pada lansia dengan fungsi ginjal ringan. → Laktasi dan penyakit ginjal berat.. |
Peringatan | → Gangguan alergi, defek koagulasi; gangguan ginjal, jantung atau hati, riwayat gagal jantung, disfungsi ventrikel kiri, hipertensi, atau pada pasien dengan edema karena alasan lain, lansia, kehamilan. → Stop penggunaan obat jika lesi gastrointestinal berkembang. → Penggunaan NSAID jangka panjang dikaitkan dengan penurunan kesuburan wanita yang reversibel. → Pertahankan asupan cairan yang adekuat. |
Azapropazone adalah agen anti-inflamasi nonsteroid (NSAID) yang digunakan dalam pengobatan rheumatoid arthritis. Obat ini memiliki sifat urikosurik dan telah digunakan untuk mengobati asam urat [1,2,3,4,5].
Azapropazone diberikan sesuai dosis yang ditentukan [2]:
Oral/Diminum ⇔ Asam urat akut →.1,8 g per hari dalam dosis terbagi sampai gejala akut mereda, lalu kurangi menjadi 1,2 g per hari dalam dosis terbagi sampai gejala hilang. → Untuk pasien lansia: 1,8 g per hari dalam dosis terbagi selama 24 jam pertama, lalu 1,2 g per hari dalam dosis terbagi. Kurangi hingga maksimal 600 mg setiap hari sesegera mungki dan lanjutkan hanya sampai gejala akut hilang. ⇔ Ankylosing spondylitis, Rheumatoid arthritis → 1,2 g per hari dalam 2-4 dosis terbagi. → Pasien lansia > 60 tahun sebesar 300 mg dua kali lipat. |
Azapropazone dalam penggunaannya, dapat menimbulkan efek samping yang parah atau tidak dapat diperbaiki. Bahkan menyebabkan komplikasi lebih lanjut termasuk fibrosis paru, agranulositosis, hepatitis, dan eritema multiforme. Beberapa reaksi merugikan lainnya adalah [1,2,3,4,5]:
Data detail mengenai penyimpanan hingga overdosis Azapropazone terdapat dalam tabel berikut ini [2]:
Penyimpanan | Simpan pada suhu 25oC |
Cara Kerja | Deskripsi: Azapropazone adalah NSAID yang secara struktural terkait dengan fenilbutazon yang juga memiliki sifat urikosurik. |
Interaksi dengan obat lain | → Meningkatkan efek antikoagulan oral (warfarin), fenitoin dan sulfonilurea. → Peningkatan konsentrasi plasma lithium, metotreksat dan glikosida jantung. → Peningkatan risiko nefrotoksisitas bila digunakan dengan penghambat ACE, siklosporin, takrolimus, atau diuretik; hipokalemia juga dapat terjadi akibat penghambat ACE dan penggunaan diuretik secara bersamaan. → Kuinolon dapat menyebabkan kejang. → Moclobemide meningkatkan efek NSAID. → Peningkatan risiko reaksi merugikan dengan NSAID lain. → Peningkatan risiko perdarahan gastrointestinal dan ulserasi dengan kortikosteroid, SSRI, clopidrogel dan ticlopidine, bifosfonat atau pentoxifylline; hemotoksisitas dengan AZT. → Ritonavir meningkatkan konsentrasi plasma; mifepristone dan antihipertensi mengubah kemanjuran obat. |
Overdosis | Tidak ada informasi overdasis mengenai Azapropazone. |
Mengapa saya membutuhkan obat ini?
Azapropazone termasuk dalam kategori analgesik, antipiretik, NSAID, antigout, dan antirematik. Obat ini menghambat siklooksigenase yang lemah, tetapi memiliki aktivitas urikosurik yang kuat. Oleh karena itu sangat berguna untuk pengobatan gout akut, serrta pengobatan rheumatoid arthritis dan osteoartritis [2].
Apa yang harus diperhatikan sebelum mengonsumsi Azapropazone?
Sebelum mengambil dosis Azapropazone, dokter harus mengetahui jika pasien mengalami kondisi seperti tukak lambung, gangguan darah, asma, gangguan alergi, gangguan fungsi ginjal, hati atau jantung,. Obat tidak boleh diberikan kepada pasien yang menderita disfungsi ginjal, dan pasien yang menderita kerusakan hati [3].
Apakah obat ini berinteraksi dengan obat lain?
Azapropazone berinteraksi dengan obat lain, seperti Keparahan N / A, Fosfenitoin, Zidovudine, Tacrolimus, Fenitoin (Na), Metotreksat, Litium, Siklosporin A, dan Warfarin (Na). Selalu konsultasikan dengan dokter mengenai perubahan rejimen dosis atau obat alternatif pilihan yang mungkin sangat diperlukan [4].
Apa saja reaksi merugikan yang ditimbulkan dari penggunaan Azapropazone?
Reaksi merugikan yang dapat disebabkan oleh Azapropazone dapat ditoleransi dan jika menjadi parah, dapat diobati secara simptomatis, termasuk Fotosensitifitas [5].
Instruksi diet apa yang harus saya ikuti?
Hindari alkohol [2].
Azapropazone dapat ditemukan dalam beberapa obat dengan nama merek berikut [1]:
Brand Merek Dagang |
Prolixin |
1. Anonim. Azapropazone. Drugs ; 2020
2. Anonim. Azapropazone. Mims Indonesia; 2020
3. Anonim. Azapropazone. Drugbank; 2020
4. Anonim. Azapropazone. Drugcentral; 2020
5. Anonim. Azapropazone. Rxwiki; 2020