Tinjauan Medis : dr. Angelia Chandra
Gastritis atau lebih sering dikenal dengan penyakit maag adalah suatu bentuk peradangan pada dinding lambung. Peradangan ini umumnya disebabkan oleh infeksi (paling sering bakteri, dapat juga oleh virus,
Gastritis merupakan kondisi ketika dinding lambung mengalami erosi, iritasi, hingga peradangan.
Gastritis adalah jenis penyakit lambung yang bisa terjadi secara akut maupun kronis. Ketika gejala gastritis akut berkembang makin serius, inilah yang dinamakan kondisi gastritis kronis.
Pada beberapa kasus, gastritis yang kerap dianggap sebagai kondisi penyakit lambung ringan rupanya dapat mengembangkan risiko kanker perut.
Daftar isi
Gastritis terdiri dari beberapa jenis kondisi menurut tingkat keparahan dan juga menurut faktor penyebabnya.
Gastritis akut adalah kondisi ketika lapisan dinding perut mengalami radang atau pembengkakan secara tiba-tiba.
Biasanya, bagian yang terpengaruh secara langsung adalah lambung. Kondisi ini berbeda dari gastroenteritis yang memengaruhi usus dan lambung.
Penggunaan obat tertentu seperti kortikosteroid dan obat anti-inflamasi nonsteroid dapat menjadi salah satu penyebab gastritis akut.
Gastritis pada tahap kronis adalah kondisi yang lebih parah dari gastritis akut di mana hal ini dapat terjadi saat peradangan terjadi di dinding lambung.
Konsumsi obat-obatan tertentu, asupan alkohol berlebihan, stres kronis, bakteri, dan gangguan imun dapat menjadi penyebab utama terjadinya radang tersebut.
Saat peradangan menyerang, sel-sel pelindung pada dinding lambung akan hilang dan akan memberi efek penuh pada perut sehingga makan sedikit saja pun akan terasa mengenyangkan.
Jenis gastritis ini adalah kondisi di mana pelindung dinding lambung rusak akibat tubuh yang menyerang sel-sel pembentuk dinding lambung.
Jenis penyakit autoimun menjadi alasan utama dibalik jenis gastritis ini, seperti kondisi diabetes tipe 1 maupun penyakit Hashimoto.
Gastritis erosif adalah kondisi ketika pertahanan mukosa mengalami kerusakan sehingga menyebabkan erosi mukosa lambung.
Gastritis jenis ini adalah gastritis yang sudah termasuk parah karena dinding lambung mengalami kerusakan bertahap sekaligus mengalami peradangan.
Contoh dari kondisi gastritis erosif adalah gastritis stres akut yang biasanya terjadi pada kondisi gastritis yang telah parah dan kritis. Bahkan perdarahan lambung dapat terjadi sebagai dampaknya.
Pada jenis gastritis nonerosif, dinding lambung memang mengalami perubahan yang disebabkan oleh infeksi H. pylori namun tidaklah sampai menimbulkan erosi.
Gastritis jenis ini pun diketahui lebih berisiko terjadi pada anak-anak dengan fase yang pendek dan lebih mudah untuk diatasi.
Gastritis jenis ini umumnya dapat terjadi karena terjadi reaksi alergi dalam tubuh penderita, namun belum diketahui jelas apa penyebab reaksi alergi yang berkaitan dengan gastritis ini.
Lapisan atau dinding lambung dapat mengalami kerusakan atau iritasi karena paparan radiasi di area perut dalam waktu jangka panjang atau terlalu sering.
Selain bakteri, mikroorganisme lainnya semacam parasit, jamur dan virus dapat menyebabkan gatritis.
Orang-orang yang juga sudah lebih dulu memiliki kondisi medis tertentu dalam jangka panjang serta memiliki masalah imun lebih berisiko terkena gastritis ini.
Jenis gastritis ini dapat terjadi walaupun sangat langka. Kondisi ini mampu mengembangkan kista pada dinding lambung.
Berbagai faktor dapat menjadi penyebab langsung dari gastritis atau meningkatkan risiko terserang kondisi ini.
1. Infeksi
Infeksi bakteri Helicobacter pylori adalah salah satu infeksi yang mampu memperbesar potensi berkembangnya kondisi gastritis dan gangguan lambung lainnya.
Hal ini kemungkinan ada kaitannya dengan tubuh seseorang yang sangat rentan terhadap bakteri sehingga akhirnya lebih gampang terinfeksi.
Kerentanan terhadap bakteri ini pun bisa jadi diturunkan oleh orangtua. Atau, kerentanan ini dapat disebabkan oleh gaya hidup, seperti memiliki kebiasaan merokok dan menjalani diet tak sehat.
Selain bakteri, sebenarnya infeksi virus pun dapat juga meningkatkan potensi seseorang terkena gastritis.
2. Faktor Usia
Siapapun sebenarnya sangat memungkinkan terserang gastritis, namun orang dewasa yang lebih tua memiliki risiko jauh lebih besar.
Semakin bertambah tuanya usia, dinding lambung mengalami penipisan sehingga memasuki usia lanjut justru meningkatkan risiko infeksi H. pylori.
Pada usia yang lebih muda, gastritis dapat menyerang disebabkan oleh kelainan autoimun sehingga wajib pula diwaspadai.
3. Stres
Seseorang dengan stres besar akibat cedera, infeksi serius, operasi besar, hingga luka bakar memungkinkan dirinya untuk mengalami gastritis akut.
4. Merokok
Kebiasaan merokok atau penggunaan tembakau tak sekadar menjadi penyebab kanker paru-paru atau emfisema, tapi juga meningkatkan risiko gangguan lambung seperti gastritis.
5. Penggunaan Alkohol Berlebihan
Minuman beralkohol yang dikonsumsi secara berlebihan dalam jangka panjang tak hanya menimbulkan gangguan pada kesehatan otak serta saraf.
Alkohol dapat menimbulkan iritasi pada dinding lambung dan bahkan juga erosi di sana. Kemungkinan besar asupan alkohol mampu menjadi alasan dibalik terjadinya gastritis akut.
6. Obat Pereda Nyeri
Menggunakan obat pereda nyeri ketika memang dibutuhkan tidak masalah, namun penggunaan terlalu sering dapat menyebabkan masalah kesehatan.
Naproxen, ibuprofen dan aspirin adalah contoh obat pereda nyeri yang dapat menyebabkan gastritis akut hingga kronis apalagi jika penggunaan berlebihan dan tergolong rutin.
7. Penyakit Lain
Timbulnya gastritis dapat juga dipicu oleh kondisi medis lain, seperti infeksi parasit, penyakit Crohn, dan HIV/AIDS.
8. Kondisi Autoimun
Ketika tubuh justru menyerang sel-sel sehat dan normal pada dinding lambung, hal ini malah merusak pelindung lambung.
Pada penderita diabetes tipe 1 dan juga penyakit Hashimoto, juga beberapa kondisi autoimun lainnya, gastritis dapat terjadi dengan mudah.
9. Kekurangan Vitamin B12
Diet yang tak sehat dan kurang seimbang dapat menjadi salah satu penyebab gastritis. Bahkan kekurangan vitamin B12 pun bisa memicu hal tersebut.
Tak semua kasus gastritis memiliki gejala, namun siapapun tetap perlu mewaspadai akan beberapa gejala umum gastritis ini :
Jika gejala tak kunjung reda dan justru makin bahkan setelah 1 minggu berlalu, segera dapatkan pertolongan medis.
Temui dokter untuk menangani ketidaknyamanan pada perut dan lambung, apalagi jika buang air besar dan muntah disertai darah.
Umumnya, ada beberapa metode pemeriksaan yang akan dilakukan oleh dokter untuk mengetahui apa yang terjadi pada pasien.
Selain memeriksa fisik dan menanyakan seputar riwayat medis pasien, rangkaian tes lain berikut kiranya diperlukan juga.
Pengobatan gastritis ditentukan oleh penyebab pasti kondisi ini sehingga dapat berupa obat-obatan maupun perubahan gaya hidup untuk menanganinya.
Melalui Obat-obatan
Melalui Gaya Hidup
Tidak ada satupun obat maupun perubahan gaya hidup yang mampu menyembuhkan gastritis secara total.
Bahkan saat sudah mengubah diet menjadi lebih sehat, hal ini bukan jaminan gastritis sembuh sepenuhnya karena cara ini hanya akan meredakan inflamasi.
Supaya gejala cepat mereda dan kondisi tubuh lekas membaik, obat-obatan dari dokter dapat digunakan bersamaan dengan penerapan diet sehat.
Gastritis dapat menjadi lebih serius dan menimbulkan sejumlah komplikasi mengerikan. Beberapa bentuk komplikasinya antara lain adalah :
Bahaya komplikasi tersebut berisiko tinggi terjadi pada penderita gastritis yang mengabaikan kondisi gejala tanpa memberi penanganan sama sekali.
Walau tergolong penyakit yang cukup mengerikan dan mengancam, sebenarnya gastritis dapat dicegah.
Beberapa langkah ini bisa dilakukan untuk upaya meminimalisir perkembangan gastritis :
Kondisi gastritis akut dapat berkembang menjadi kronis saat seseorang tak mampu menjaga kesehatan dirinya sendiri.
Jika gejala-gejala awal dari gastritis sudah mulai timbul, periksakan ke dokter dan ubah juga pola makan menjadi lebih baik serta sehat.
Jennifer Robinson, MD. 2018. WebMD. What Is Gastritis?
Lori Smith, BSN, MSN, CRNP & Daniel Murrell, M.D. 2017. Medical News Today. Everything you need to know about gastritis.
Anonim. 2019. Mayo Clinic. Gastritis.
Carmella Wint, Winnie Yu, & Daniel Murrell, M.D. 2017. Healthline. Gastritis.
Rose Kivi, et all. 2016. Healthline. Acute Gastritis.
Chitra Badii, et all. 2016. Healthline. Chronic Gastritis.
Maricielo Acero. 2017. Bienestar Sanitas Magazine Ed 128. Sanitas. Gastritis: Myths and Facts.
Nimish Vakil, MD. 2020. MSD (Merck Sharpe & Dohme Corp) Manual. Erosive Gastritis.