Retraktil Testis: Gejala – Penyebab dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Retraktil testis adalah testis yang dapat berpindah maju dan mundur antara skrotum dan lipat paha. Untuk sebagian besar anak laki-lami kondisi ini akan membaik sendirinya sebelum dan saat pubertas. Testis... akan berpindah ke lokasi yang seharusnya secara permanen. Namun terkadang testis retraktil ini tetap di lipat paha dan tidak dapat dipindahkan. Pada kondisi ini maka memerlukan penanganan lebih lanjut untuk dapat menurunkan testis ke tempat seharusnya. Read more

Apa Itu Retraktil Testis ?

Retraktil Testis merupakan suatu kondisi di mana testis terletak di skrotum atas atau kanalis inguinis bawah dapat dibuat turun sepenuhnya ke dalam skrotum dengan reflek kremaster [1].

Retraktil Testis dinilai sebagai suatu kondisi yang normal terjadi, khususnya pada masa remaja karena tidak menunjukkan perbedaan dalam volume testis atau kapasitas dibandingkan dengan testis normal [1].

Retraktil Testis ini, pada anak laki laki umumnya akan hilang beberapa saat sebelum atau selama masa pubertas, di mana testis akhirnya akan bergerak ke lokasi yang benar di skrotum dan menetap di sana secara permanen [2].

Gejala Retraktil Testis

Testis umumnya akan mengalami perkembangan selama kehamilan, di mana di bulan bulan terakhir perkembangan janin, testis akan secara bertahap turun ke dalam skrotum [2].

Namun, ada kemungkin juga terjadi, testis belum turun ke skrotum bahkan saat bayi lahir. Pada kondisi ini, umumnya testis akan turun dalam beberapa bulan setelah kelahiran [2].

Untuk kemudian, pada masa kanak-kanak mungkin juga terjadi testis yang tertarik. Hal inilah yang kemudian perlu untuk dipantau, apakah testis yang tertarik tersebut dapat kembali dengan normal ke dalam skrotum atau tidak [2].

Berikut ini merupakan beberapa gejala Retraktil Testis [2]:

  • Testis tidak akan segera mundur ke selangkangan ketika dipindahkan dari selangkangan ke dalam skrotum
  • Testis mungkin muncul secara spontan di skrotum dan tetap di sana untuk sementara waktu
  • Testis bisa hilang secara spontan untuk beberapa saat

Penyebab Retraktil Testis

Otot kremaster yang terlalu aktif merupakan penyebab terjadinya Retraktil Testis. Otot kremaster sendiri merupakan otot tipis yang berisi kantong tempat testis bersandar [3].

Normalnya, kontraksi yang terjadi pada otot kremaster ini akan menarik testis ke selangkangan. Kontraksi ini dipicu oleh suhu dingin dan kecemasan, atau bisa juga disebut dengan reflex kremaster [3].

Namun, ketika kontraksi otot kremaster berlebihan maka hal ini dapat menyebabkan terjadinya Retraktil Testis [3].

Penyebab kontraksi berlebihan otot kremaster ini hingga kini masih belum diketahui secara pasti [3].

Faktor Risiko Retraktil Testis

Retraktil Testis diketahui lebih berisiko tinggi terjadi pada usia yang lebih muda [1]. Adapun berikut ini merupakan beberapa faktor yang mungkin meningkatkan risiko Retraktil Testis [3]:

  • Berat badan lahir rendah atau kelahiran prematur
  • Riwayat keluarga retraksi testis atau kelainan genital lainnya
  • Sindrom down atau kelainan bawaan lain yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
  • Konsumsi alkohol atau obat-obatan pada ibu, atau merokok selama kehamilan

Perbedaan Retraktil Testis Dengan Ascending Testicle

Retraktil Testis pada beberapa kasus terkadang dianggap sebagai suatu kondisi yang disebut sebagai Ascending testicle (testis naik). Sedangkan Retraktil Testis sendiri berbeda dengan Ascending Testicle [3].

Perbedaan utama diantara keduanya yaitu, kemudahan testis untuk diarahkan kembali ke skrotum. Di mana, jika testis dapat dengan mudah bergerak kembali ke skrotum dengan sendirinya maka itu disebut Retraktil Testis [3].

Namun, jika testis naik ke selangkangan dan tidak mudah atau bahkan tidak dapat ditarik kembali ke skrotum, maka kondisi inilah yang disebut Ascending Testicle [3].

Perbedaan lainnya, yaitu, Retraktil Testis umumnya tidak membutuhkan perawatan atau pengobatan khusus seperti operasi pembedahan karena akan hilang dengan sendirinya menjelang dan selama masa pubertas [2, 3].

Sedangkan Ascending Testicle sebaliknya merupakan kondisi yang membutuhkan operasi khusus untuk mengembalikan posisi testis ke dalam skrotum [2, 3].

Komplikasi Retraktil Testis

Retraktil Testis hingga kini diketahui tidak menimbulkan atau terkait dengan komplikasi tertentu [2].

Kapan Harus Kedokter ?

Jika memiliki kekhawatiran anak mengalami Retraktil Testis maka sangat disarankan untuk memeriksakannya kedokter [2].

Dengan demikian, maka dokter dapat memberikan kondisi dan penanganan yang tepat kepada anak [2].

Ketika menemui dokter, pastikan untuk dapat menjawab beberapa pertanyaan seperti berikut ini dengan tepat [2]:

  • Apakah kedua testis sebelumnya teridentifikasi turun dalam pemeriksaan bayi tahunan?
  • Kapan Anda memperhatikan tidak adanya testis di skrotum?
  • Pernahkah Anda mengamati ini sebelumnya?
  • Apakah anak Anda pernah mengalami nyeri pada testis atau selangkangannya?
  • Apakah putra Anda pernah dirawat karena hernia?
  • Apakah putra Anda mengalami trauma pada alat kelamin atau selangkangannya

Diagnosis Retraktil Testis

Jika anak laki-laki memiliki testis yang tidak terletak di skrotum, dokter akan menentukan lokasinya di selangkangan dan mencoba membimbingnya dengan lembut ke posisi yang tepat di skrotum [3].

Dokter akan mendiagnosis Retraktil Testis dimulai dengan melakukan pemeriksaan fisik untuk melihat salah satu atau kedua testis turun atau tidak [3].

Dokter akan mendiagnosis sebagai kondisi Retraktil Testis jika [3]:

  • Testis dapat dipindahkan ke skrotum dengan mudah
  • Testis dipindahkan tanpa rasa sakit
  • Testis tetap di sana untuk beberapa waktu

Jika testis dapat digerakkan hanya sebagian ke dalam skrotum atau timbul nyeri saat digerakkan, mungkin akan didiagnosis sebagai testis yang tidak turun (Undescending Testicle) [3].

Kondisi ini dapat didiagnosis pada usia tiga atau empat bulan, yang merupakan usia dimana testis biasanya turun [3].

Pengobatan Retraktil Testis

Retraktil Testis secara umum lebih sering tidak membutuhkan perawatan atau pengobatan khusus, karena Retraktil Testis akan menghilang menjelang atau selama masa pubertas [3].

Setiap perubahan posisi testis akan dievaluasi setiap tahunnya, jika anak laki laki terindikasi memiliki Retraktil Testis. Hal ini dilakukan agar diketahui benar posisi testis tetap tertarik atau menjadi testis naik [2].

Namun, jika testis menjadi tertarik naik mungkin akan membutuhkan pengobatan berupa operasi untuk memindahkan testis ke dalam skrotum [3].

Adapun operasi pemindahan testis ini umumnya menggunakan prosedur yang disebut sebagai prosedur orchiopexy [3].

Dengan dilakukannya prosedur orchiopexy ini, testis dapat dipindakan ke dalam skrotum secara permanen [3].

Prosedur orchiopexy ini dilakukan diawali dengan ahli bedah melepasan testis dan korda spermatika, yang melekat dan melindungi testis dari jaringan di sekitarnya di selangkangan [3].

Kemudian, pelepasan tersebut dilakukan, barulah testis akan dipindahkan ke dalam skrotum [3].

Setelah operasi ini dilakukan, pemantauan terhadap testis harus tetap dilakukan untuk mengetahui jika ada testis yang tertarik kembali [3].

Adapun jika anak memiliki Retraktil Testis dan mungkin menjadi sensitif dengan keadaannya tersebut, berikut cara mengatasinya [2]:

  • Jelaskan secara sederhana apa itu Retraktil Testis
  • Ingatkan anak bahwa tidak ada yang salah dengan kondisinya
  • Jelaskan pada anak bahwa posisi testis adalah sesuatu yang akan dirinya, orang tua, dan dokternya perhatikan dan perbaiki jika memang dibutuhkan
  • Bantu anak melatih respons jika anak diejek atau ditanya tentang kondisinya

Pencegahan Retraktil Testis

Retraktil Testis merupakan suatu kondisi yang normal terjadi sehingga pencegahannya masih belum ada atau belum diperlukan.

Namun, perlu diperhatikan bahwa, pemantauan kesehatan testis adalah salah satu cara yang tepat untuk mencegah atau mendeteksi dini kemungkinan gangguan testis.

Untuk itu, berikut ini merupakan beberapa hal yang mungkin dapat dilakukan untuk memantau gangguan pada testis [3]:

  • Orang Tua Memantau Penampilan Testis Anak

Orang tua diharapkan secara aktif memantau perkembangan dari anaknya, khususnya ketika anak masih kecil.

Ketika mengganti popok bayi atau mandi, usahakan untuk memperhatikan penampilan testis anak.

Jika terlihat ada kelainan pada testis anak, seperti salah satu atau keduanya naik maka memeriksakannya kedokter adalah pilihan tepat.

Semakin cepat kondisi diketahui, maka semakin cepat pula penanganan yang tepat diberikan.

  • Ajari Anak Tentang Testis Dan Pemantauannya

Jika anak sudah mulai beranjak dewasa, orang tua disarankan untuk mulai memberikan pengetahuan terkait bagian tubuh anak, termasuk skrotum dan testis.

Hal yang utama dijelaskan terkait skrotum dan testis ini yaitu umumnya ada dua testis di skrotum, sehingga jika anak menyadari bahwa dirinya hanya memiliki satu saja maka pemeriksaan atau pengobatan mungkin perlu dilakukan.

Selain pengetahuan dasar tersebut, orang tua juga harus memberitahu anak cara memeriksa testisnya sendiri.

Pemeriksaan testis ini akan lebih mudah dilakukan ketika mandi dengan air hangat, di mana skrotum akan menggantung sedikit lebih rendah.

Dan yang paling utama, orang tua harus menjelaskan pentingnya memberitahukan keadaan anak pada mereka.

  • Menghindari Dan Memberitahu Dokter Jika Memiliki Faktor Risiko

Sebagaimana diketahui, faktor risiko Retraktil Testis meliputi konsumsi alkohol, rokok dan obat obatan selama masa kehamilan. Untuk itu, menghentikan konsumsi alkohol, rokok dan obat obatan terlarang mungkin akan dapat membantu mencegah atau menurunkan risiko Retraktil Testis.

Selain itu, jika ibu hamil memiliki riwayat keluarga menderita Retraktil Testis atau kelainan genital lain sangat disarankan untuk memberitahukannya kepada dokter.

Hal ini dilakukan tidak lain untuk mencegah kemungkinan timbulnya gangguan genital pada janin yang dikandungnya, termasuk menurunkan risiko Retraktil Testis.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment