7 Cara Menyembuhkan Luka Batin Masa Kecil

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Luka batin masa kecil atau juga dikenal dengan istilah inner child wounds adalah luka yang umumnya dibawa dari masa kanak-kanak [1,2].

Anak kecil yang mengalami pengalaman tidak menyenangkan, baik itu karena kekerasan fisik, kekerasan emosional, kekerasan verbal, pelecehan, pengabaian/penelantaran oleh anggota keluarga (khususnya orang tua), hingga perundungan bisa mengakibatkan trauma yang dipendam sampai dewasa [1,2].

Saat seorang anak mengabaikan hal tersebut dan membiarkannya tanpa mengobati/menyembuhkan, proses tumbuh dewasanya akan penuh dengan kesulitan secara mental dan emosional, khususnya dalam menjalin hubungan baru [1,2].

Inner child dapat berkembang menjadi tindakan, perilaku, dan/atau perasaan negatif sewaktu anak sudah dewasa [2,3].

Tidak terpenuhinya kebutuhan fisik maupun mental pada masa kecil kerap kali menjadi masalah utama yang membawa seseorang tumbuh dengan kepahitan atau luka batin [1,2,3].

Beberapa diantaranya dapat dengan mudah dan cepat membereskannya, namun sebagian lainnya mungkin merasa terlalu sulit untuk melupakan apa yang sudah terjadi dan move on [1,2,3].

Berikut ini merupakan deretan cara menyembuhkan luka batin masa kecil yang juga diartikan sebagai cara berdamai dengan jenis luka inner child yang dimiliki.

1. Menyadari Inner Child

Tidak banyak orang yang mau dan berani untuk menyadari maupun sampai pada tahap penerimaan terhadap inner child [4,5].

Adanya sosok “anak kecil” yang ada di dalam diri kita dan sosok tersebut masih terluka bukan suatu hal yang memang mudah untuk disadari dan diterima dengan baik [4,5].

Walau banyak orang sudah memahami inner child, tak sedikit yang memilih mengabaikannya [4,5].

Luka inner child, terlepas dari apapun jenisnya dan penyebabnya, hal ini membuat individu tersebut mengingat masa lalu yang menyakitkan [4,5].

Namun mengabaikan dan mengubur masa lalu yang masih terasa menyakitkan juga bukan solusi yang baik [4,5].

Tanpa mencoba menyembuhkannya, luka inner child dapat berkembang jauh lebih besar dan dominan di dalam diri sehingga akhirnya memengaruhi perasaan, perilaku dan tindakan negatif hampir di setiap saat [4,5].

2. Melakukan Dialog dengan Sosok “Anak Kecil” dalam Diri

Ketika sudah menyadari adanya sosok “anak kecil” yang masih terluka di dalam diri sendiri, hal selanjutnya yang perlu dilakukan adalah menulis surat atau melakukan dialog dengan inner child sebagai bentuk komunikasi dengan inner child [4,5].

Terapkan hal ini setiap hari dengan membayangkan diri kita semasa kecil dulu ada di hadapan kita yang sudah dewasa ini [4,5].

Ketika telah merasakan kehadiran sosok masa kecil kita, lakukan dialog dan komunikasi positif dengannya [4,5].

Kalimat-kalimat yang terucap oleh sosok dewasa kita sebaiknya bersifat menenangkan dan suportif, seperti mengatakan kepada sosok masa kecil kita bahwa kita mencintainya dan bahwa ia berharga untuk kita [4,5].

Jika selama ini sosok kita setelah dewasa kerap mengabaikan apalagi menyangkal luka inner child, sampaikan permintaan maaf kepada sosok masa kecil kita karena telah melakukan hal itu [4,5].

Kalimat-kalimat lain seperti bahwa kita akan selalu ada untuknya sehingga ia tidak lagi akan kesepian atau ia tidak perlu malu dan dipenuhi rasa bersalah karena hal-hal yang terjadi bukan salahnya akan membuat inner child kita jauh lebih baik [4,5].

3. Mengenali Kebutuhan Batin

Masih adanya inner child yang terluka, artinya terdapat berbagai kebutuhan batin yang belum terpenuhi dengan baik [4,5].

Mengenali kebutuhan batin salah satunya dengan memahami dan mampu menerima bahwa dulu diri kita tidak memperoleh kasih sayang orang tua atau bahwa dulu kita sering diabaikan oleh orang tua [4,5].

Pengenalan kebutuhan batin seperti ini bisa dilakukan dengan bantuan psikolog terpercaya [4,5,6].

Dengan begitu, psikolog juga akan siap membantu untuk diri kita memenuhi kebutuhan batin tersebut [4,5,6].

Konsultasi atau konseling sangat dianjurkan agar sejumlah terapi bisa direkomendasikan oleh psikolog kepada pasien dan pemenuhan kebutuhan batin bisa dilakukan secara tepat [4,5,6].

4. Menerima Kesedihan dan Kemarahan

Para pemilik luka inner child mungkin bisa mengabaikannya, namun tidak selalu dapat mengendalikan hal tersebut [4,5].

Perasaan marah dan sedih yang tidak terkontrol bisa terjadi pada siapa saja ketika berhadapan dengan inner child [4,5].

Kemarahan tidak selalu dianggap negatif, sebab meluapkan kemarahan juga merupakan salah satu tindakan yang berdampak positif bagi kesehatan jiwa dan mental [4,5].

Emosi dalam bentuk kemarahan selama wajar adalah emosi yang normal, termasuk ketika membiarkan kesedihan itu terluapkan [4,5].

Menerima dan merangkul perasaan sedih dan marah bukan suatu hal yang memalukan, sebab keduanya bisa jadi merupakan awal rekonsiliasi dengan luka inner child kita [4,5].

5. Menyalurkan Emosi

Mengenali jenis emosi yang selama ini terabaikan, terpendam atau bahkan dengan sengaja ditekan adalah hal yang penting dilakukan [4,5].

Setelah menemukannya, menyalurkan emosi tersebut melalui tulisan atau aktivitas positif lainnya akan berdampak positif bagi kesehatan jiwa dan mental [4,5].

Penyaluran emosi secara positif dapat meredakan emosi-emosi negatif yang berpotensi menjadi perasaan dan perilaku negatif [4,5].

6. Melakukan Meditasi

Berdamai dengan inner child yang terluka dalam waktu lama rata-rata membutuhkan waktu yang tidak sebentar [4,5].

Oleh karena itu, proses berdamai atau rekonsiliasi ini akan melelahkan dan diri kita memerlukan meditasi untuk ketenangan hati serta pikiran [4,5].

Latihan pernapasan dalam-dalam hingga penggunaan aplikasi sebagai bentuk bantuan bermeditasi yang baik bisa dilakukan [4,5].

7. Merawat Diri

Merawat diri atau self-care adalah suatu hal yang penting dilakukan melalui perkataan-perkataan positif dan menenangkan [4,5].

Bahkan ketika menghadapi luka inner child yang tidak mudah, terapkan salah satunya butterfly hug [5].

Namun meski memraktekkannya sendiri maupun melalui terapi, hasilnya tidak akan didapat dalam waktu sebentar [5].

Demikian cara menyembuhkan luka batin masa kecil yang dapat coba diterapkan; bila kesulitan, segera datangi psikolog terpercaya untuk solusi lebih tepat [4,5,6].

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment