Obat

Corticotropin: Manfaat – Dosis dan Efek Sampingnya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Corticotropin merupakan obat jenis hormonal yang berfungsi sebagai antiinflamasi dan antialergi yang digunakan untuk penyakit eksaserbasi akut pada sklerosis. Corticotropin ini berfungsi sebagai pengobatan berbagai kondisi seperti multiple sclerosis, psoriasis atau rheumatoid arthritis, ankylosing spondylitis, lupus, reaksi alergi yang parah, gangguan pernapasan, dan kondisi peradangan mata. [1, 2, 3, 4, 5]

Apa itu Corticotropin?

Berikut ini adalah informasi mengenai Corticotropin, mulai dari indikasi hingga peringatannya: [1]

Indikasi Obat antialergi dan antiinflamasi pada eksaserbasi akut
Kategori Obat Keras
Konsumsi Anak-anak dan dewasa
Kelas Hormon adrenokortikotropik
Bentuk Serbuk untuk injeksi, larutan untuk injeksi
Kontraindikasi → Hipersensitivitas terhadap protein babi.
Skleroderma, osteoporosis, infeksi jamur sistemik, herpes simpleks mata, tukak lambung, pembedahan baru-baru ini, gagal jantung kongestif, hipertensi tidak terkontrol, insufisiensi atau hiperfungsi adrenokortikal primer, dugaan infeksi kongenital pada bayi.
→ Pemberian bersama dengan vaksin hidup atau hidup dilemahkan.
→ Tidak diindikasikan untuk pemberian intravena.
Peringatan→ Pasien dengan hipertensi, kondisi kejiwaan yang sudah ada sebelumnya (misalnya ketidakstabilan emosi, kecenderungan psikotik), diabetes mellitus, penyakit saluran pencernaan (misalnya divertikulitis, kolitis ulseratif, risiko perforasi, anastomosis usus), perforasi gastrointestinal, perdarahan gastrointestinal, sirosis hati, miastenia gravis, katarak, glaukoma, faktor risiko osteoporosis, penyakit tiroid (misalnya hipotiroidisme), gangguan kejang.
→ Hindari pemberhentian obat secara mendadak atau pengurangan dosis yang cepat.
→ Gangguan ginjal dan hati.
→ Anak-anak.
→ Kehamilan dan menyusui.
Kategori Obat pada Kehamilan & Menyusui Cara Pemberian Obat:
↔ Melalui IM/Parenteral (infus/injeksi):
Kategori C: Studi pada reproduksi hewan menunjukkan efek buruk pada janin. Tidak ada studi memadai dan terkendali pada manusia. Obat boleh digunakan jika nilai manfaatnya lebih besar dari risiko terhadap janin.

Manfaat Corticotropin

Corticotropin memiliki beberapa kegunaan terutama untuk: [1,2,3]

  • Obat ini digunakan untuk mengobati eksaserbasi sklerosis
  • Obat ini digunakan untuk mengobati kejang infantil.
  • Obat ini digunakan untuk banyak masalah kesehatan seperti tanda alergi, asma, masalah kelenjar adrenal, masalah darah, ruam kulit, atau masalah pembengkakan.

Dosis Corticotropin

Pemberian Colesevelam dapat dibagi menjadi 2 bagian utama yaitu untuk dewasa dan anak-anak: [1]

Dosis Dewasa Corticotropin

Eksaserbasi akut pada sklerosis
↔ Intramuskular, Subkutan
80-120 unit per hari selama 2-3 minggu melalui injeksi IM (intramuskular) atau SC (subkutan). Frekuensi dan dosis ditentukan tergantung pada tingkat keparahan penyakit dan respon awal dari pengobatan.
Hentikan pengobatan secara bertahap dengan mengurangi dosis.
Kondisi alergi dan inflamasi mata, Diuresis pada sindrom nefrotik, Gangguan rematik, Sarkoidosis simtomatik, Lupus eritematosus sistemik
↔ Intramuskular, Subkutan
40-80 unit per 24-72 jam melalui injeksi IM atau SC. Dosis bersifat individual sesuai dengan kondisi medis yang dirawat.
Frekuensi dan dosis ditentukan tergantung pada tingkat keparahan penyakit dan respon awal dari pengobatan.
Hentikan pengobatan secara bertahap dengan mengurangi dosis.

Dosis Anak-anak Corticotropin

Kejang infantil
↔ Intramuskular
Anak: <2 tahun 75 unit/m2/dosis dua kali sehari selama 2 minggu. Frekuensi dan dosis ditentukan tergantung pada tingkat keparahan penyakit dan respon awal dari pengobatan.
Hentikan pengobatan secara bertahap dengan mengurangi dosis.
Kondisi alergi dan inflamasi mata, Diuresis pada sindrom nefrotik, Gangguan rematik, Sarkoidosis simtomatik, Lupus eritematosus sistemik
↔ Intramuskular, Subkutan
Anak: >2 tahun 40-80 unit setiap 24-72 jam melalui injeksi IM atau SC. Dosis bersifat individual sesuai dengan kondisi medis yang dirawat. Frekuensi dan dosis ditentukan tergantung pada tingkat keparahan penyakit dan respon awal dari pengobatan.
Hentikan pengobatan secara bertahap dengan mengurangi dosis

Efek Samping Corticotropin

Corticotropin dapat menyebabkan beberapa efek yang tidak diinginkan. Meskipun tidak semua efek samping ini dapat terjadi, jika terjadi, maka mungkin diperlukan tindakan medis. Efek sampingnya sebagai berikut: [1, 2]

  • Supresi adrenal (misalnya penekanan sumbu hipotalamus-hipofisis, sindrom Cushing).
  • Gangguan elektrolit.
  • Reaksi hipersensitivitas.
  • Imunosupresi.
  • Gangguan kejiwaan (misalnya depresi, euforia, insomnia, lekas marah perubahan suasana hati, perubahan kepribadian, manifestasi psikotik).
  • Retensi cairan.
  • Hipertensi.
  • Hiperglikemia.
  • Eksaserbasi miastenia gravis.
  • Peningkatan tekanan intraokular.
  • Glaukoma sudut terbuka.
  • Katarak.
  • Peningkatan pengeroposan tulang dan fraktur osteoporosis (penggunaan jangka panjang).
  • Gangguan gastrointestinal: Diare, muntah.
  • Gangguan umum dan kondisi tempat administrasi: Demam.
  • Infeksi dan infestasi: Infeksi.
  • Investigasi: Penambahan berat badan.
  • Gangguan sistem saraf: Kejang.

Info Efek Corticotropin Tenaga Medis: [2]

  • Umum
    • Efek samping yang lebih sering dilaporkan termasuk retensi cairan, perubahan kontrol glikemik, peningkatan nafsu makan dan penambahan berat badan; untuk anak-anak kurang dari 2 tahun, peningkatan risiko infeksi, hipertensi, mudah tersinggung, gejala Cushingoid, hipertrofi jantung, dan penambahan berat badan telah dilaporkan.
  • Kardiovaskular
    • Insiden hipertrofi jantung pada pasien kurang dari 2 tahun yang dirawat karena kejang infantil adalah 3% untuk pasien yang menerima 75 unit/m2 dua kali sehari dan 0% untuk mereka yang menerima 150 unit/m2/hari berdasarkan tinjauan grafik retrospektif dan uji klinis. Untuk hipertensi, kejadian 11% untuk pasien yang menerima 75 unit/m2 dua kali sehari dan 19% untuk mereka yang menerima 150 unit/m2/hari.
    • Sangat Umum (10% atau lebih): Hipertensi.
    • Umum (1% hingga 10%): Hipertrofi jantung.
    • Frekuensi tidak dilaporkan: Retensi cairan.
  • Sistem Saraf
    • Dalam pengobatan kejang infantil, jenis kejang / kejang lain dapat terjadi karena beberapa pasien berkembang menjadi bentuk kejang lain seperti sindrom Lennox-Gastaut dan karena kejang mungkin menutupi kejang lainnya. Insiden kejang adalah 12% untuk pasien yang menerima 75 unit/m2 dua kali sehari dan 3% untuk mereka yang menerima 150 unit/m2/hari berdasarkan tinjauan grafik retrospektif dan uji klinis.
    • Sangat Umum (10% ke lebih): Kejang.
  • Psikiatrik
    • Umum (1% hingga 10%): Iritabilitas.
    • Frekuensi tidak dilaporkan: Perubahan perilaku dan suasana hati.
  • Metabolik
    • Umum (1% hingga 10%): Nafsu makan meningkat, nafsu makan berkurang, berat badan bertambah.
    • Frekuensi tidak dilaporkan: Perubahan toleransi glukosa.
  • Dermatologis
    • Sangat umum (10% atau lebih): Jerawat.
    • Umum (1% hingga 10%): Ruam.
    • Laporan pascapemasaran: Penipisan kulit (khusus dewasa), eritema wajah, peningkatan keringat (khusus dewasa), hirsutisme.
  • Lokal
    • Laporan pascapemasaran: Reaksi situs injeksi.
  • Muskuloskeletal
    • Laporan pascapemasaran: Kelemahan otot dan fraktur kompresi vertebra (khusus bayi).
  • Kelenjar endokrin
    • Umum (1% hingga 10%): Cushingoid.
  • Pernapasan
    • Umum (1% atau 10%): Hidung tersumbat, pneumonia, infeksi saluran pernapasan atas.

Detail Corticotropin

Untuk memahami lebih detail mengenai Corticotropin, seperti penyimpanan, cara kerja, , interaksi dengan obat lain serta pengaruh pada hasil lab berikut datanya: [1]

Penyimpanan Simpan di antara suhu 2-8 °C.
Cara Kerja Deskripsi: Kortikotropin adalah hormon alami dari lobus anterior kelenjar pituitari. Obat ini merangsang korteks adrenal untuk mengeluarkan kortisol, kortikosteron, zat androgenik lemah, dan aldosteron pada tingkat yang sangat terbatas.
Sinonim: hormon adrenokortikotrofik (ACTH), adrenokortikotropin, corticotrophin.
Onset: 3-12 jam (konsentrasi serum kortisol).
Durasi: 10-25 jam, hingga 3 hari.

⇔ Farmakokinetik:
Penyerapan: IM: Diserap dengan cepat. Kira-kira 8-15 jam.
Ekskresi: Terutama melalui urin. Waktu paruh eliminasi: 15 menit.
Interaksi dengan obat lain → Dapat mengurangi efek terapeutik dari vaksin yang tidak aktif.
Berpotensi Fatal: Dapat meningkatkan efek toksik dan mengurangi efek terapeutik dari vaksin hidup.
Pengaruh pada hasil lab Dapat menekan reaksi terhadap antigen uji kulit.

Pertanyaan Seputar Corticotropin

Parameter apa saja yang harus dipantau ketika menggunakan Corticotropin?

Pantau tekanan darah, EKG, radiografi dada dan tulang belakang, fungsi jantung, berat badan, glukosa serum, elektrolit, darah feses dan tanda-tanda infeksi selama pengobatan dan setelah penghentian; tanda dan gejala insufisiensi adrenal, sindrom Cushing, dan infeksi mata. Pantau pertumbuhan pada anak-anak, kepadatan massa tulang, dan pembentukan katarak setelah penggunaan dalam waktu lama. [1]

Berapa lama efek Corticotropin dapat dirasakan oleh pasien?

Efek maksimum: Konsentrasi serum kortisol secara intramuskular atau Subkutan adalah selama 3-12 jam. [2]

Contoh Obat Corticotropin (Merek Dagang) di Pasaran

Berikut ini obat bermerek yang mengandung Corticotropin: [2,4]

Brand Merek Dagang
Acthar Gel
Acthar

1. Anonim. Corticotropin. Mims Indonesia; 2020.
2. Anonim. Corticotropin. Drugs.com; 2020.
3. Anonim. Corticotropin. Webmd; 2020.
4. Anonim. Corticotropin. Drugbank; 2020.
5. Anonim. Corticotropin. Medscape; 2020.

Share