4 Gejala Penyakit Campak pada Anak

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Campak atau measles merupakan penyakit infeksi akut yang umumnya terjadi pada anak dan disebabkan oleh virus Paramyxovirus. Virus ini dari famili yang sama dengan virus gondongan, parainfluenza, human metapneumovirus, dan RSV (Respiratory Syncytial Virus). [1,2]

Menurut WHO, sebanyak 535.000 kasus kematian pada anak-anak yang disebabkan campak pada tahun 2000. Pada tahun 2001, 30 juta kasus dan 700.000 kematian terjadi di negara berkembang. Pada negara tersebut, campak merupakan salah satu penyebab utama kematian anak, dan sebagian besar telah mengalami komplikasi yang serius seperti pneumonia, diare, dan malnutrisi. [3,4]

Campak menyebar melalui udara dan ditularkan dari orang ke orang melalui batuk atau bersin. [3] Virus ini sangat menular. Jika 1 orang sedang terinfeksi virus ini, 9 dari 10 orang disekitarnya akan terinfeksi juga jika tidak belum divaksin. Virus ini memiliki masa inkubasi umumnya 11-12 hari dari terpapar virus campak hingga gejala pertama muncul (gejala prodromal).

Ruam pada tubuh timbul setelah 2-4 hari dari gejala prodromal dan biasanya berlangsung 5-6 hari. Campak dapat menular 4 hari sebelum dan 4 hari sesudah dari munculnya ruam. [5] Biasanya, penyebaran pada anak-anak akan lebih banyak karena anak-anak akan tetap keluar rumah pada awal-awal penyakit ini muncul. Gejala campak diawali dengan adanya gejala prodromal terlebih dahulu yaitu dengan karakteristik seperti berikut:

1. Demam tinggi

Demam pada campak umumnya memiliki suhu yang tinggi, melebihi 38oC. Umumnya, suhu bisa mencapai 39 oC- 40.5 oC.

2. Coryza dan batuk

Coryza adalah adanya peradangan akut membran mukosa rongga hidung. Batuk juga menjadi salah satu karakteristik dari campak.

3. Konjungtivitis pada mata

Mata akan menjadi merah disertai berair dan biasanya akan menjadi sensitive terhadap cahaya

4. Koplik’s spot

Tanda khas dari campak dapat dilihat dari ditemukannya Koplik’s spot, yaitu bercak putih keabuan dengan diameter 2-3 mm yang sedikit menonjol. Koplik’s spot dapat ditemukan didalam mulut setelah 2-3 hari gejala pertama muncul atau 1 hari sebelum gejala ruam datang.

Gejala prodromal biasanya berlangsung selama 2-4 hari. Setelah itu akan muncul gejala yang lain, yaitu munculnya ruam makulopapular pada tubuh. Umumnya, ruam muncul pada wajah dan leher berdiameter 3-8 mm. Ruam akan bertambah selama 2-3 hari, terutama di bagian tubuh dan wajah. Ruam juga dapat ditemukan pada telapak tangan dengan jumlah yang kecil, lengan dan bagian tubuh lainnya.

Pada saat ruam muncul, demam biasanya akan melonjak ke suhu yang lebih tinggi. [4,5] Ruam ini akan berlangsung umumnya 3-7 hari dan kemudian akan menghilang seperti pola munculnya dengan cara pengelupasan kulit tapi kadang tidak terlihat. Demam biasanya akan masih berlangsung setelah 2-3 hari timbulnya ruam. Sedangkan batuk dapat bertahan selama 10 hari. [4]   

Campak bisa menyerang pada siapapun, di umur berapapun. Tetapi, ada kelompok orang yang sangat berpotensi terkena dampak serius dari penyakit ini yaitu, anak-anak di bawah umur 5 tahun, orang dewasa diatas 20 tahun, ibu hamil, dan orang yang memiliki permasalahan dengan sistem imun. [1,5]

Terdapat penelitian mengenai anak-anak yang meninggal selama campak akut, dan ditemukan adanya sel raksasa berinti banyak yang khas dari infeksi virus campak di seluruh saluran pernapasan dan gastrointestinal dan di sebagian besar jaringan limfoid. [4] Jadi, campak juga dapat mengakibatkan komplikasi dari yang ringan hingga mengancam jiwa.

Komplikasi yang biasa terjadi diantaranya, infeksi telinga yang menyebabkan gangguan pendengaran (1 dari 10 anak yang terkena campak) dan diare. Komplikasi yang berat juga dapat terjadi seperti pneumonia (infeksi pada paru-paru) dan ensefalitis (pembengkakan otak)[5].

Pneumonia dapat terjadi pada 1 dari 20 anak yang terkena campak, dan menjadi penyebab paling banyak dari kasus kematian pada anak-anak. Sedangkan untuk ensefalitis dapat terjadi pada 1 dari 1000 anak yang terkena campak yang dapat menyebabkan terjadinya konvulsi atau kejang dan membuat anak menjadi tuli atau memiliki disabilitas secara intelektual. Kasus kematian dapat terjadi pada 1 atau 3 dari 1000 anak yang sudah sembuh dari campak, hal itu karena mereka terkena komplikasi berat tersebut. [5]

Ada juga komplikasi yang dapat terjadi dalam jangka panjang. Subacute sclerosing panencephalitis (SSPE) merupakan komplikasi yang sangat jarang, terjadi, tetapi merupakan penyakit sistem saraf pusat yang fatal akibat infeksi virus campak yang diderita pada anak-anak[1].

SSPE umumnya terjadi 7-10 tahun setelah seseorang menderita campak, walaupun telah sembuh dari campak. Risiko SSPE lebih besar pada anak yang menderita campak pada usia kurang dari 2 tahun. Campak juga dapat menyebabkan ibu hamil melahirkan sebelum waktunya atau bayi prematur, atau melahirkan bayi dan berat lahir rendah. [5]   

Cara Penanganannya 

Jika memang terkena campak, jika tidak terjadi komplikasi bisa ditangani di rumah. Jika terjadi komplikasi ringan hingga berat, harus segera ditangani di rumah sakit. [3] Untuk perawatan di rumah, Ibu dari anak-anak yang terkena campak bisa membantu mengurangi rasa tidak nyaman dari gejala-gejalanya.

Jika, sang anak merasa tidak nyaman atau memiliki suhu yang sangat tinggi, dapat diberikan paracetamol. Untuk bayi yang masih menyusui, bisa tetap dilanjutkan pemberian ASI, untuk anak-anak bisa diberikan air putih. Jika demam masih terus ada lebih dari 4 hari dari seharusnya, maka perlu dilakukan pemeriksaan ke dokter karena dikhawatirkan terkena infeksi kedua.

Pemberian suplemen seperti vitamin A dan makanan bergizi juga terbukti membantu menangani penyakit campak. [3] Penyakit campak dapat dicegah dengan pemberian vaksin. Vaksin terbukti dapat mengurangi angka kasus dari campak. Vaksin MMR dapat diberikan untuk mencegah terjadinya vaksin. Segera hubungi atau kontak klinik/rumah sakit terdekat.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment