8 Gejala Penyakit Epididimitis

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Epididimitis sendiri dapat menyerang seorang pria dari berbagai kelompok usia, tetapi yang paling sering terjadi menyerang pria berusia 20 sampai dengan 35 tahun [3].

Biasanya orang-orang yang berganti-ganti pasangan dan melakukan hubungan seksual rentan akan terkena penyakit menular seksual (PMS)[3].

Oleh karena itu kita harus berhati-hati dalam menjaga alat kelamin kita, dan kita juga harus mengetahui gejala-gejala yang timbul jika seorang pria terkena penyakit epididimitis.

Epididimitis adalah peradangan pada (saluran sperma) yang terletak di belakang testis. Epididimis merupakan saluran yang menghubungkan antara testis dan vas deferens[1].

Sedangkan, vas deferens adalah sebuah tabung yang dimiliki oleh pria yang berfungsi untuk menyalurkan sperma dari epididimis saat ejakulasi [1].

Sangat penting khususnya bagi seorang pria untuk mewaspadai penyakit epididimitis ini. Simak gejala-gejala yang belum diketahui dari peyakit epididimis berikut:

1.Skrotum akan membengkak

Skrotum mengalami pembengkakan merupakan gejala yang paling sering dialami oleh penderita epididimitis[3].

Pembengkakan skrotum ini bisa muncul karena adanya penumpukan cairan, peradangan, atau pertumbuhan abnormal di dalam skrotum[3].

Skrotum adalah kantong di sekitar testis, yang memproduksi, menyimpan, dan menyalurkan sperma dan hormon pria [3].

2. Nyeri pada testis, terutama saat disentuh.

Nyeri pada area testis pada penderita epididimitis berbagai macam tingkatnya mulai dari nyeri ringan, sedang sampai berat. Nyeri tersebut diakibatkan penumpukan cairan yang ada pada area testis tersebut.

3. Adanya darah pada cairan sperma

Keluarnya cairan sperma dengan diiringi cairan darah. Munculnya darah bisa diakibatkan dari infeksi atau peradangan pada kelenjar, tabung, atau saluran yang memproduksi atau memindahkan sperma dari tubuh, termasuk prostat, uretra, vas deferens, dan vesikula seminalis[3].

4. Nyeri saat buang air kecil

Nyeri saat buang air kecil termasuk juga gejala alam epididimitis. Namun masih banyak orang yang tidak menyadari gejala tersebut, terutama remaja-remaja yang acuh akan hal tersebut[3].

Nyeri tersebut disebabkan danya gangguan pada uretra, yaitu saluran dari kandung kemih ke luar tubuh. Sementara itu, nyeri setelah berkemih juga bisa menjadi tanda adanya gangguan dalam kandung kemih atau prostat.

5. Meningkatnya frekuensi buang air kecil

Gejala seperti ini juga sering sekali tidak diperhatikan, meningkatnya frekuensi buang air kecil yang terjadi secara terus menerus tapi sedikit. Gejala ini bisa diidentifikasi bahwa seseorang tengah mengalami infeksi saluran kemih[2].

Buang air kecil tapi sedikit ini juga bisa diartikan sebagai kencing yang tidak tuntas, di mana seseorang akan merasa ingin kencing lagi padahal baru saja buang air kecil[2].

6. Terdapat benjolan di sekitar testis yang disebabkan karena penumpukan cairan.

Adanya benjolan pada testis juga bisa disebabkan oleh penumpukan cairan berlebih di sekitar testis atau yang disebut juga sebagai hidrokel[4].

Kondisi ini sering terjadi setelah pria mengalami infeksi atau cedera di area testis. Hidrokel biasanya tidak menyakitkan tetapi sangat menggangu karena pembengkakan bisa terjadi di satu atau kedua testis[4].

7. Nyeri saat ejakulasi atau berhubungan seksual.

Nyeri saat berhubungan seks termasuk dalam gejala epididimitis. Namum sebagian pria tidak menyadari akan hal itu. Rasa nyeri ini umumnya muncul pada saat terjadinya ejakulasi.

8. Demam

Demam bisa juga terjadi, meski cukup jarang. Demam sendiri merupakan dimana kondisi suhu tubuh mengalami kenaikan di atas 38 derajat celsius[5].

Ini merupakan respons tubuh atau gejala terhadap sebuah penyakit. Demam sendiri sebenarnya salah satu cara sistem kekebalan tubuh manusia untuk memerangi sebuah virus atau infeksi. [5]

Kapan Harus Pergi ke Dokter?

kapan sih kita harus pergi ke dokter, bilamana keadaan cukup parah dan anda merasakan gejala berlangsung selama 6 minggu lebih secara berturut-turut, anda perlu melakukan pemeriksaan ke dokter sesegera mungkin untuk dilakukan tindakan medis.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment