Salah satu penyakit mematikan yang menghantui manusia adalah penyakit yang disebabkan oleh virus. Manusia bahkan telah bertarung melawan virus sebelum zaman modern.
Virus itu sendiri adalah kuman yang sangat kecil, yang bisa menyerang sel-sel dalam tubuh makhluk hidup dan menggunakan sel-sel tersebut untuk memproduksi virus-virus serupa.
Akibatnya, tubuh yang terserang virus ini akan rentan terkena gangguan kesehatan atau penyakit yang bisa membahayakan suatu individu.
Sayangnya lockdown tidak mampu menghentikan penyebaran virus corona ini. Hal itu bisa terlihat dari kondisi yang saat ini masih tidak bisa terlepas dari adanya pandemi. Bahkan, pada tanggal 20 Desember 2021, telah ditemukan varian baru dari COVID-19, yakni omicron.
Sama halnya seperti COVID-19, omicron ini juga mampu menular dengan sangat mudah dan menyebabkan beberapa gejala yang tidak jauh berbeda dari COVID-19.[3] Seseorang yang terinfeksi virus varian omicron akan menunjukkan beberapa gejala seperti: [4]
Daftar isi
1. Pilek atau Hidung Berair
Gejala COVID-19 yang paling umum terlihat adalah flu, batuk, atau demam. Begitu pun dengan gejala virus omicron. Meskipun pilek atau hidung berair sebenarnya dianggap penyakit yang lumrah terjadi, terlebih saat cuaca dingin.
Namun, menurut ZOE study app, hampir 60% orang yang positif COVID-19 mengalami pilek, bahkan kehilangan penciuman.
2. Sakit Kepala
Sakit kepala mungkin sudah dianggap sebagai masalah kesehatan yang umum terjadi. Namun, sakit kepala yang disebabkan oleh virus omicron ini cenderung bertahap dari yang biasa saja hingga terasa sangat menekan atau menyakitkan.
Dapat dirasakan pada kedua sisi kepala ketimbang sebelah saja, bertahan selama lebih dari tiga hari dan tidak mempan dengan obat-obatan biasa.
Selain itu, sakit kepala pada penderita virus omicron juga biasa disertai dengan gejala-gejala lainnya seperti sakit tenggorokan, demam, badan pegal, batuk dan pusing.
3. Merasa lelah
Kelelahan bagi penderita omicron adalah gejala awal yang biasanya dapat terlihat di hari ke tujuh setelah terinfeksi. Ia dapat ditandai dengan perasaan lemas, lesu, atau kurang tenaga.
Hal ini tentu berbeda dengan kelelahan pada umumnya karena kelelahan pada penderita omicron akan terasa lebih ekstrem meskipun penderita tersebut telah menghabiskan banyak waktu untuk istirahat.
Kelelahan yang disebabkan oleh virus omicron juga akan membuat seseorang merasa sulit untuk berkonsentrasi atau mudah lupa.
4. Bersin-bersin
Bersin-bersin juga termasuk tanda seseorang telah terinfeksi virus corona. Untuk itu, jika seseorang mengalami gejala ini, maka disarankan untuk menutup mulutnya saat bersin dengan tisu atau lengan untuk mengurangi penyebaran virus. Hindari untuk menyentuh mata, hidung dan mulut sebelum tangan dicuci dengan air dan sabun.
5. Sakit Tenggorokan
Sakit tenggorokan juga merupakan salah satu awal dari gejala virus omicron. Gejala ini biasanya akan relatif ringan dan berlangsung kurang lebih lima hari. Apabila gejalanya bertahan lebih dari lima hari dan terasa lebih menyakitkan, kemungkinan hal itu dipicu oleh adanya infeksi bakteri
Hampir separuh dari orang-orang yang terkena virus COVID-19 akan mengalami sakit tenggorokan. Pada umumnya sakit tenggorokan akan dialami oleh orang-orang dewasa yang berusia 18-65 dibandingkan dengan lansia atau yang berusia di bawa 18 tahun.
Gejala Virus Omicron Pada Orang yang Sudah Divaksin
Vaksin COVID-19 di Indonesia telah dilakukan pada awal tahun 2021. Vaksin ini bertujuan untuk memberikan kekebalan tubuh pada tubuh seseorang terhadap virus COVID-19. Akan tetapi vaksin tidak akan menjamin seseorang untuk terlepas dari virus COVID-19.
Hanya saja vaksin ini akan membantu pemulihan tubuh penderita apabila ia terserang virus. Berikut gejala virus omicron pada penderita yang telah mendapatkan vaksin : [5]
- Batuk
- Hidung meler
- Kelelahan
- Sakit tenggorokan
- Sakit kepala
- Pegal-pegal
- Demam
- Bersin-bersin
Meskipun Vaksin tidak bisa menjamin seseorang untuk tidak terinfeksi virus omicron. Namun berdasarkan penelitian di University of California, orang yang mendapatkan vaksin dan booster akan memiliki gejala yang tidak terlalu parah dan berlangsung lebih singkat dibandingkan dengan orang yang belum divaksin.
Cara Mengatasi Gejala Virus Omicron
Jika seseorang telah mengalami gejala-gejala virus omicron atau positif terinfeksi COVID-19, maka sudah seharusnya ia melakukan tindakan untuk mengatasi dan mencegah penyebaran virus tersebut. Adapun cara-cara yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: [6]
- Karantina dan Isolasi
Karantina dan isolasi dapat dilakukan dengan memisahkan seseorang yang terpapar COVID-19 atau telah melakukan kontak langsung dengan penderita corona atau menjaga diri agar tidak terlibat dalam keramaian sehingga penyebaran virus dapat dikurangi sebisa mungkin.
- Menggunakan Masker
Salah satu upaya pencegahan penyebaran virus corona adalah dengan senantiasa memakai masker saat berada di sekitar orang-orang atau di tempat umum.
Hindari untuk tidak keluar rumah tanpa menggunakan masker, terlebih saat sedang mengalami salah satu gejala virus omicron yang telah disebutkan di atas.
- Tidak Bepergian
Tinggal di rumah atau tidak berpergian merupakan cara terbaik untuk mencegah penyebaran virus covid. Seseorang yang telah melakukan kontak langsung dengan penderita covid sangat disarankan untuk tidak berpergian selama 10 hari.
Sejauh ini, sudah ada beberapa penyakit berbahaya bagi manusia yang disebabkan oleh virus, seperti HIV/AIDS, Ebola, and COVID-19. Virus-virus penyebab penyakit berbahaya tersebut menyerang sel-sel tubuh seperti hati, saluran pernapasan, atau darah. [1]
Saat ini, virus yang masih hangat dibicarakan oleh seluruh dunia adalah COVID-19. Virus yang menyerang sistem pernapasan ini ditemukan pertama kali pada tahun 2019 di kota Wuhan, China.[2]
Virus ini menular dengan sangat cepat dan menyebar hampir ke seluruh negara, termasuk Indonesia. Hingga lockdown harus diterapkan di beberapa negara demi mencegah virus corona yang semakin meluas. [2]