Tinjauan Medis : dr. Christine Verina
Parasetamol merupakan salah satu obat yang sangat mudah ditemui di pasaran dan paling sering digunakan sebagai penurun panas. Parasetamol tersedia dalam berbagai sediaan mulai dari tablet, sirup, drop
Parasetamol dengan nama generik asetaminofen adalah jenis obat untuk nyeri dan damam ringan hingga sedang. [1,2,3,4,5].
Obat ini merupakan salah satu jenis paling populer di dunia hingga saat ini, karena sangat efektif mengatasi nyeri dan demam.
Daftar isi
Berikut ini info mengenai Parasetamol, mulai dari indikasi hingga peringatannya: [1]
Indikasi | Analgesik dan Antipiretik. Obat penurun panas dan nyeri |
Kategori | Obat Bebas |
Konsumsi | Anak-anak dan dewasa |
Kelas | Analgesik (Non-Opioid) & Antipiretik |
Bentuk | Tablet, sirup, kaplet, infus, drop, dan suppositoria. |
Kontraindikasi | Hipersensitif. Gangguan hati berat atau penyakit hati aktif (IV). |
Peringatan | Pasien dengan kondisi berikut, wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan Paracetamol: → Pasien yang memiliki alergi terhadap acetaminophen → Pasien dengan defisiensi G6PD (gangguan metabolisme bawaan akibat kekurangan enzim G6PD) → Pasien yang ketergantungan alkohol → Pasien yang mengalami malnutrisi kronis, dehidrasi, berat badan <50 kg; hipovolemia berat (IV) → Pasien dengan gangguan ginjal dan hati → Anak-anak, ibu hamil dan menyusui |
Kategori Obat Pada Kehamilan & Menyusui | Cara Pemberian Obat: ↔ Melalui PO / Rektal (Diminum / dari anus): Kategori B: Studi pada reproduksi hewan tidak menemukan risiko pada janin. Belum ada studi yang memadai dan terkontrol pada wanita hamil ↔ Melalui IV / Parenteral (infus / injeksi): Kategori C: Studi pada reproduksi hewan menunjukkan efek buruk pada janin. Tidak ada studi memadai dan terkendali pada manusia. Obat boleh digunakan jika nilai manfaatnya lebih besar dari risiko terhadap janin. |
Tinjauan Parasetamol adalah obat penurun panas dan nyeri untuk anak anak dan dewasa di jual dalam berbagai bentuk seperti tablet, sirup, dan infus.
Parasetamol dapat digunakan untuk mengobati nyeri ringan hingga sedang dan demam. Contoh keluhan seperti sakit pada saat:[2]
Pemberian parasetamol dapat dibagi menjadi 2 bagian utama yaitu untuk dewasa dan anak-anak [1,2].
Parenteral/Injeksi ⇔ Berat 50 kg atau lebih besar: → 1000 mg setiap 6 jam ATAU 650 mg setiap 4 jam → Dosis Tunggal Maksimum: 1000 mg → Interval Dosis Minimum: setiap 4 jam → Dosis Maksimum: 4000 mg per 24 jam ⇔ Berat kurang dari 50 kg: → 15 mg / kg setiap 6 jam ATAU 12,5 mg / kg setiap 4 jam → Dosis Tunggal Maksimum: 15 mg / kg → Interval Dosis Minimum: setiap 4 jam → Dosis Maksimum: 75 mg / kg per 24 jam |
Oral/Diminum: → 325 mg hingga 1 g setiap 4 hingga 6 jam → Interval Dosis Minimum: setiap 4 jam → Dosis sekali minum Maksimum: 1000 mg → Dosis Maksimum: 4 g per 24 jam |
Melalui Anus (rektal) → 650 mg rektal setiap 4 hingga 6 jam → Dosis maksimum: 3900 mg per 24 jam |
Parenteral/Injeksi ⇔ 2 hingga 12 tahun → 12,5 mg / kg setiap 4 jam ATAU 15 mg / kg setiap 6 jam → Dosis Tunggal Maksimum: 15 mg / kg; tidak melebihi 750 mg → Interval Dosis Minimum: setiap 4 jam → Dosis Harian Maksimum: 75 mg / kg dalam 24 jam; tidak melebihi 3750 mg ⇔ 13 tahun atau lebih berat kurang dari 50 kg: → 2,5 mg / kg setiap 4 jam ATAU 15 mg / kg setiap 6 jam → Dosis Tunggal Maksimum: 15 mg / kg; tidak melebihi 750 mg → Interval Dosis Minimum: setiap 4 jam → Dosis Harian Maksimum: 75 mg / kg dalam 24 jam; tidak melebihi 3750 mg ⇔ 13 tahun atau lebih; berat 50 kg atau lebih besar: → 650 mg setiap 4 jam ATAU 1000 mg setiap 6 jam → Dosis Tunggal Maksimum: 1000 mg → Interval Dosis Minimum: setiap 4 jam → Dosis Harian Maksimum: 4000 mg dalam 24 jam |
Oral/Diminum: ⇔ 10 hingga 15 mg / kg oral setiap 4 hingga 6 jam sesuai kebutuhan tidak melebihi 5 dosis dalam 24 jam atau ⇔ Hitung berat badan terlebih dahulu, lalu usia: → 2,7 – 5,3 kg (0 – 3 bulan): 40 mg → 5,4 – 8,1 kg (4 – 11 bulan): 80 mg → 8,2 – 10,8 kg (12 – 23 bulan): 120 mg → 10,9 – 16,3 kg (2 – 3 tahun): 160 mg → 16,4 – 21,7 kg (4 – 5 tahun): 240 mg → 21,8 – 27,2 kg (6 – 8 tahun): 320 mg → 27,3 – 32,6 kg (9 – 10 tahun): 400 mg → 32,7 – 43,2 kg (11 – 12 tahun): 480 mg ⇔ 12 tahun atau lebih: → 325 mg hingga 1 g oral setiap 4 hingga 6 jam → Interval Dosis Minimum: setiap 4 jam → Dosis sekali minum Maksimum: 1000 mg → Dosis Maksimum: 4 g per 24 jam |
Melalui Anus (rektal) → 6 – 11 bulan: 80 mg, setiap 6 jam hingga maksimum 4 dosis dalam 24 jam → 12 – 36 bulan: 80 mg, setiap 4 hingga 6 jam hingga maksimum 5 dosis dalam 24 jam → 3 – 6 tahun: 120 mg, setiap 4 hingga 6 jam hingga maksimum 5 dosis dalam 24 jam → 6 – 12 tahun: 325 mg, setiap 4 hingga 6 jam hingga maksimum 5 dosis dalam 24 jam → 12 tahun atau lebih: 650 mg setiap, 4 hingga 6 jam hingga maksimum 6 dosis dalam 24 jam |
Secara umum, parasetamol dapat tidak memberikan efek samping serius ketika diberikan dalam dosis yang tepat [2].
Efek yang paling sering sering dilaporkan adalah:
Efek Yang Jarang Terjadi (beritahu dokter jika anda mengalaminya):
Gejala Overdosis Parasetamol (Segera pergi ke IGD / emergency bila terdapat beberapa gejala ini):
Info Efek Parasetamol Tenaga Medis: [2]
Untuk memahami lebih detil mengenai parasetamol, seperti operdosis, penyimpanan, cara kerja parasetamol, interaksi dengan obat lain serta dengan makanan berikut datanya [1].
Penyimpanan | Tablet / tutup / suspensi / solusi: → Simpan antara 20-25 ° C. → jangan simpan di freezer. → Lindungi dari cahaya dan kelembaban. Jenis Rektal: → Simpan antara 2-25 ° C. → Jangan simpan di freezer. |
Cara Kerja | Deskripsi: Parasetamol menunjukkan aksi analgesik dengan penyumbatan perifer pada generasi impuls nyeri. Ia menghasilkan antipyresis dengan menghambat pusat pengatur panas hipotalamus. Aktivitas anti-inflamasi yang lemah terkait dengan penghambatan sintesis prostaglandin di SSP. Onset: Oral: <1 jam. IV: 5-10 menit (analgesia); dalam 30 menit (antipiretik). Durasi: Oral, IV: 4-6 jam (analgesia). IV: ≥6 jam (antipiretik). ⇔ Farmakokinetik: Penyerapan: Diserap dengan baik setelah pemberian oral dan anal. Waktu untuk memuncak konsentrasi plasma: Sekitar 10-60 menit (oral); 15 menit (IV); sekitar 2-3 jam (dubur). Distribusi: Didistribusikan ke sebagian besar jaringan tubuh. Melintasi plasenta dan memasuki ASI. Ikatan protein plasma: Sekitar 10-25%. Metabolisme: Terutama dimetabolisme di hati melalui konjugasi asam glukuronat dan sulfat. N-acetyl-p-benzoquinone imine (NAPQI), metabolit minor yang diproduksi oleh CYP2E1 dan CYP3A4, selanjutnya dimetabolisme melalui konjugasi dengan glutathione di hati dan ginjal. Ekskresi: Terutama melalui urin (<5% sebagai obat yang tidak berubah; 60-80% sebagai metabolit glukuronida dan 20-30% sebagai metabolit sulfat). Waktu paruh eliminasi: Sekitar 1-3 jam. |
Interaksi Dengan Obat Lain | → Mengurangi penyerapan colestyramine. → Konsentrasi serum menurun dengan rifampisin dan beberapa antikonvulsan (mis. Fenitoin, fenobarbital, karbamazepin, primidon). → Meningkatkan efek antikoagulan warfarin dan kumarin lainnya dengan penggunaan jangka panjang. → Peningkatan penyerapan dengan metoclopramide dan domperidone. → Peningkatan konsentrasi serum dengan probenesid. Dapat meningkatkan konsentrasi serum kloramfenikol. |
Interaksi Dengan Makanan | → Peningkatan risiko hepatotoksisitas dengan alkohol. → Konsentrasi serum menurun dengan St. John’s wort. |
Overdosis | ⇔ Gejala: Pucat, mual, muntah, anoreksia, sakit perut, asidosis metabolik, kelainan metabolisme glukosa. Setelah 12-48 jam konsumsi, kerusakan hati dapat menjadi jelas, yang dapat menyebabkan ensefalopati, perdarahan, hipoglikemia, hipotensi, edema serebral, aritmia jantung, dan pankreatitis. ⇔ Manajemen: Berikan arang aktif dalam waktu 1 jam konsumsi. Tentukan konsentrasi plasma parasetamol ≥4 jam setelah konsumsi. IV N-asetilsistein dapat digunakan hingga 24 jam setelah konsumsi (paling efektif jika diberikan dalam 8 jam). Sebagai alternatif, metionin oral juga dapat digunakan jika muntah tidak menjadi masalah. |
Pengaruh Pada Hasil Lab. | Dapat menghasilkan hasil tes positif palsu untuk asam 5-hydroxyindoleacetic urin. |
Apakah ibu hamil dan menyusui boleh minum parasetamol ?
Untuk ibu hamil, parasetamol masuk kategori obat B jika pemberian melalui oral/diminum, artinya penelitian pada hewan tidak menemukan bahaya pada janin, tidak ada penelitian memadai pada manusia. Sedangkan jika melalui injeksi, masuk kategori C, dapat memberikan efek buruk pada janin, namun penelitian pada manusia juga masih belum memadai. Saran, sesuaikan dengan petunjuk dokter.[5]
Apakah parasetamol dapat menyebabkan kantuk ?
Tidak
Apakah parasetamol dapat menghilangkan nyeri haid?
Bisa. Manfaatnya sebagai Analgesik (penghilang rasa nyeri)
Apakah parasetamol dapat menghilangkan sakit gigi?
Bisa. Manfaatnya sebagai Analgesik (penghilang rasa nyeri)
Apakah parasetamol aman untuk asam lambung?
Belum ditemukan korelasi berarti, namun beberapa efek samping kecil, seperti mual dan muntah sering dikaitkan dengan asam lambung[6], padahal hal tersebut bukan berarti ia mempengaruhi asam lambung.
Berikut ini beberapa obat bermerek yang mengandung Parasetamol:[1]
Brand Merek Dagang | |
Panadol | Sanmol |
Tempra | Bodrexin Demam |
Nofebril | Pamol |
Moretic | Naprex |
Nufadol | Termorex |
1) Anonim. diakses 2020. Mims Indonesia. Paracetamol.
2) Anonim. diakses 2020. Drugs.com Paracetamol.
3) Anonim. diakses 2020. webmd. Paracetamol Tablet
4) Helen Marshall, BPharm, MRPharmS. 2019. Netdoctor. Paracetamol: a medicine to relieve pain and reduce fever
5) Anonim. diakses 2020. NHS. Paracetamol for adults
6) Bannwarth B. 2004. National Institutes of Health. Gastrointestinal safety of paracetamol: is there any cause for concern?