Faktor Penyebab Bayi Lambat Tengkurap

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Sebagian besar bayi sudah mulai mencoba untuk berguling dari posisi tengkurap ke telentang ketika usianya memasuki 2 bulan. Ada yang berhasil, ada juga yang butuh satu atau dua bulan sebelum akhirnya bisa melakukannya sendiri.

Ketika berusia 6 bulan, umumnya bayi sudah mulai bisa berguling dari posisi telentang ke tengkurap.

Namun, setiap bayi berbeda dan kemajuan kemampuan motoriknya pun secara alami tidak sama. Ada yang lebih awal, ada pula yang sedikit lebih lambat. Bila bayi masih belum bisa berguling ketika usianya memasuki 6 bulan, tidak selalu berarti ada masalah dengan kesehatannya. Tetapi, keterlambatan ini juga perlu diperhatikan, terutama bila disertai faktor-faktor risiko lain.

Beberapa faktor yang bisa menyebabkan lambatnya perkembangan motorik bayi termasuk:

1. Bayi Lahir Prematur

Beberapa bayi lahir prematur mungkin akan mengalami perkembangan yang lebih lambat terutama dengan kemampuan motorik halus dan kasarnya. Tengkurap termasuk ke dalam gerakan yang membutuhkan motorik kasar. [1, 2]

Tidak semua bayi yang lahir prematur mengalami hal ini, namun risikonya akan semakin besar dengan semakin mudanya usia bayi ketika ia lahir. Kabar baiknya, hanya di usia awal saja bayi prematur butuh waktu lebih lama untuk berkembang, namun ketika memasuki usia sekolah, mereka sudah bisa melakukan berbagai aktivitas yang membutuhkan kemampuan motorik sama baiknya dengan anak-anak lain.

2. Membutuhkan Lebih Banyak Latihan dan Dukungan Orang Tua

Berguling tengkurap atau telentang memang salah satu pencapaian yang secara alami akan terjadi pada bayi, tetapi kedua gerakan ini juga merupakan keahlian yang perlu dilatih.

Bayi biasanya akan lebih cepat tengkurap atau telentang jika mereka sering diajak bermain di lantai. Permukaan yang keras akan memudahkan mereka untuk berguling. Selain itu, jika bayi sudah mulai menunjukkan tanda-tanda akan berguling, orang tua bisa memberikan mereka dorongan di awal sebelum akhirnya mereka bisa melakukannya sendiri.

3. Cerebral Palsy

Cerebral palsy adalah sekelompok kelainan syaraf yang menyebabkan gangguan pada gerakan dan koordinasi tubuh. Perkembangan motorik yang terlambat, yang ditandai dengan tidak tercapainya suatu kemampuan melakukan suatu gerakan pada usia tertentu.

Bila bayi masih belum bisa berguling ketika usianya memasuki 6 bulan dan disertai dengan gejala-gejala lain seperti lengan dan tungkai yang sangat kaku atau lemah, maka kondisinya perlu diperiksakan ke dokter untuk memastikan apakah memang ia mengalami gangguan syaraf atau tidak.

Selain lengan dan tungkai, cerebral palsiy juga bisa ditandai dengan lemahnya kemampuan bagian torso untuk menyangga dan dikendalikan, kesulitan menjaga keseimbangan, serta refleks bayi yang tidak berkembang atau tetap ada ketika seharusnya sudah hilang. [3]

Tiap-tiap bayi berbeda, dan tidak ada cara yang pasti untuk memastikan kapan bayi akan mulai berguling dan tengkurap sendiri.

Penting bagi orangtua untuk mengetahui ritme dan pola tingkah laku bayi, karena dengan cara ini orangtua bisa merespon ada atau tidaknya perkembangan bayi sesuai dengan usianya dengan lebih efektif.

Dokter anak bisa menyediakan perawatan konsultasi yang tepat bagi orantgtua yang khawatir tentang kemampuan motorik bayinya. Jadi jangan ragu-ragu untuk memeriksakan bayi jika dirasa perkembangannya tidak sesuai dengan usianya.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment