Tinjauan Medis : dr. Angelia Chandra
Semenjak diumumkannya COVID-19 sebagai pandemi, sebagian orang sudah mulai menerapkan aktivitas social distancing atau physical distancing sehingga ada yang mungkin sudah mulai bosan di rumah terutama... anak-anak yang biasanya dapat keluar dan bermain bersama teman-temannya. Anak-anak masuk dalam kategori kelompok rentan untuk penularan sehingga menjadi kewajiban orang tua untuk melindungi dan mengajarkan pada mereka mengapa saat ini mereka tidak diperbolehkan berkumpul dan bermain diluar seperti sebelumnya. Menjaga kesehatan fisik itu penting namun menjaga kesehatan mental juga penting. Anak-anak cenderung gampang bosan apabila berada dirumah terlalu lama sehingga merupakan ide yang baik bagi orang tua untuk selalu mencari kegiatan yang dapat dilakukan bersama di masa pandemi saat ini. Sambil melakukan kegiatan bersama, ajarkan juga hal-hal seperti mencuci tangan, menjaga kebersihan, dan pemakaian masker agar mereka mengerti dan mau memakainya. Read more
Rutinitas hampir semua orang berubah sejak Covid-19 menjadi pandemi. Physical dan social distancing sebagai salah satu cara memutus mata rantai penularan virus, membuat orang-orang harus tetap tinggal di rumah.
Dengan ditutupnya semua sekolah hingga keadaan dinyatakan aman, praktis kegiatan anak-anak pun hampir seluruhnya dilakukan di rumah. Mulai dari belajar hingga bermain, semuanya dilakukan di lingkungan sekitar tempat tinggal.
Bila anak-anak mulai merasa bosan dan rewel karena harus terus ada di rumah, berikut beberapa tips untuk membuat mereka tetap terhibur:
Daftar isi
1. Jaga Rutinitas
Buat daftar rutinitas harian untuk anak. Ajak mereka untuk membuat kesepakatan bersama sekaligus membuat daftar yang bisa mereka tempel dan hias. Tanpa disadari, masa karantina adalah waktu yang tepat untuk mengatur ulang disiplin anak di rumah.
Selain social distancing, menjaga kebersihan – terutama cuci tangan – juga salah satu cara untuk mencegah penularan Covid-19. Ajak anak-anak, terutama balita, untuk belajar cuci tangan dengan benar di rumah dengan cara yang menyenangkan.
Beri nama untuk gerakan-gerakan mencuci tangan sambil menyanyikan lagu sepanjang 20 detik agar mereka mudah mengingatnya. Masa-masa karantina adalah kesempatan untuk menanamkan rutinitas kecil namun penting seperti ini.
2. Sediakan Waktu untuk Berkreasi
Alokasikan satu jam setiap hari untuk melakukan aktivitas seperti membuat kerajinan tangan atau memasak. Tanyakan juga pada anak-anak kegiatan apa yang ingin mereka lakukan, lalu buat daftarnya di papan tulis kecil.
Anak-anak yang lebih besar mungkin sudah punya kegiatan rutin dari sekolah mereka, karena belajar online juga sudah dipraktekkan sejak awal masa karantina. Namun, ajak juga mereka untuk melakukan sesuatu yang lain agar tidak jenuh dengan tugas sekolah.
3. Jadikan “Screen Time” Sebagai Hadiah
Sekarang ini, cara paling mudah untuk membuat anak-anak tetap diam adalah dengan membiarkan mereka memakai handphone untuk main game atau menonton YouTube. Akhirnya, akses mereka ke gawai dan paparan terhadap layar pun jadi berlebihan. [3]
Ganti cara ini dengan menggunakan “screen time” sebagai hadiah. Untuk setiap pekerjaan di rumah yang mereka lakukan – misalnya membereskan mainan sendiri, membantu mencuci piring dan sebagainya – hadiahkan akses menggunakan handphone selama setengah jam, misalnya.
4. Lebih Banyak Membaca
Ketika anak dan orang tua akhirnya bisa lebih banyak menghabiskan waktu bersama di rumah, kesempatan ini bisa digunakan untuk memulai hobi yang baru bersama-sama. Salah satunya adalah membaca.
Anak-anak balita akan selalu senang dibacakan dongeng atau diajak melihat buku bergambar. Ini adalah cara yang positif untuk mulai menumbuhkan minat literasi pada anak sekaligus mengurangi kebiasaan mereka untuk menggunakan handphone saat bosan.
5. Lakukan Aktivitas Fisik
Anak-anak, terutama balita, akan cepat bosan dan rewel bila energinya tidak tersalurkan. Karena mereka biasanya bermain di sekolah atau di luar rumah sebelum karantina, maka kegiatan fisik ini harus tetap ada di rumah.
Anak-anak butuh 60 menit setiap hari untuk bergerak. Ini bisa dilakukan dengan mengajak mereka berolahraga bersama, main lompat tali, lempar tangkap bola, atau bermain kejar-kejaran. Berjemur di pagi hari juga bisa digabungkan dengan aktivitas fisik di halaman rumah.
6. Bermain Peran
Bila anak mulai terlalu bosan dan tidak mau mengerjakan rutinitas harian mereka, ajaklah bermain peran. Misalnya, mereka boleh menjadi koki hari itu yang menentukan menu makan siang atau makan malam.
Atau, kalau sudah jenuh belajar, mereka boleh menjadi guru yang meminta orang tuanya mengerjakan suatu tugas. Anak-anak suka meniru apa yang orang tua mereka lakukan, dan memberi mereka kesempatan untuk mencoba peran yang mereka lihat sehari-hari bisa menjadi penyegaran di rumah sekaligus membiarkan imajinasi mereka berkembang.
7. Tetap Terhubung dengan Teman dan Keluarga
Melakukan physical distancing bukan berarti berhenti berkomunikasi dengan teman-teman dan sanak saudara. Anak-anak pasti akan rindu teman-teman bermain atau sepupu-sepupu mereka selama masa karantina ini.
Ajak mereka melakukan video call atau conference call bersama teman-temannya atau anggota keluarga. Hal ini menyenangkan buat mereka sekaligus akan membuat anak-anak tidak merasa terjebak atau terkurung di rumah.
8. Memahami Tantrum
Tantrum bisa terjadi saat anak lelah, lapar, atau merasa tidak nyaman. Mereka bisa mengamuk karena tidak mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Anak-anak akan belajar menghadapi emosi dan perasaan frustrasi ini seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia. [5]
Tantrum umumnya terjadi pada anak-anak di usia balita, dan hal ini harus dihadapi secara berbeda oleh orang tua tergantung dari apa yang membuatnya marah. Kadang-kadang ia hanya butuh rasa nyaman. Jika anak lelah atau lapar, mereka kadang hanya butuh tidur siang atau snack.
Jika tantrum terjadi karena ia ingin menarik perhatian orang tua, perhatikan apakah memang Anda terlalu sibuk melakukan pekerjaan hingga ia merasa tidak didengarkan atau sekedar ingin meluapkan emosi.
Jika memang terlalu sibuk, luangkan waktu untuk duduk dan bicara. Namun, jika ia mengamuk tanpa sebab, beri waktu untuk tenang dengan sendirinya. [5]
Jika tantrum terjadi setelah Anda menolak memberi sesuatu yang ia inginkan, jangan menyerah dengan memberinya benda tersebut karena ini akan menjadi kebiasaan. Anak akan ingat untuk menjadikan tantrum sebagai senjata untuk mendapatkan sesuatu. Diamkan, atau alihkan perhatiannya melalui aktivitas lain.
Kesehatan fisik dan mental anak serta orang tua selama masa karantina harus berjalan bersamaan. Secara psikologis, orang tua harus menjaga dirinya sendiri lebih dulu sebelum ia bisa menjaga anaknya. Orang tua yang merasa nyaman dan aman dengan dirinya akan lebih mampu membuat anak-anaknya merasa aman dan nyaman pula di rumah.
1 Tanggapan pada topik “8 Tips Agar Anak Tidak Bosan di Rumah Saat Pandemi Covid-19”
Artikel ini sangat membantu peran orang tua dalam menjaga aktifitas anak di masa-masa pandemi saat ini. Terlebih lagi sudah tidak adanya kegiatan belajar mengajar di TK. Kebetulan anak saya berumur 4 tahun. Sangat aktif bergerak terutama di halaman rumah seperti menyapu, bermain di pohon, dan bermain mobil-mobilan. Didukung juga kegiatan masak memasak sebagai penunjang gizinya. Anak saya suka sekali makan ikan bakar. Saking antusiasnya ikut serta mengkreasi saus ikan dan memasukannya ke oven. Puji Tuhan kesehatannya tetap terjaga sampai saat ini. Sekian pengalaman saya. Semoga kita selalu diberkati nikmat sehat 😇😊