Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Philophobia adalah ketakutan yang irasional terhadap cinta atau untuk terlibat secara emosional terhadap orang lain. Philophobia dapat menjadi gangguan yang signifikan dalam kehidupan jika tidak diatasi.... Gejala dapat berbeda dari setiap orang. Hal ini dapat melibatkan baik gejala fisik maupun emosi ketika berpikir tentang jatuh cinta, seperti rasa panik yang intens dan besar, berkeringat, berdebat, sulit bernapas, mual, dll. Orang yang mengalaminya dapat menyadari bahwa rasa takut tersebut irasional, namun tetap tidak mampu mengontrolnya. Philophobia lebih umum terjadi pada orang dengan luka masa lalu, namun dapat juga berhubungan dengan genetik dan pengaruh lingkungan. Jika tidak diatasi, maka philophobia dapat meningkatkan risiko komplikasi seperti isolasi sosial, gangguan kecemasan dan depresi, penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang, sampai bunuh diri. Pilihan terapi termasuk psikoterapi, obat-obatan, dan modifikasi gaya hidup. Read more
Daftar isi
Apa itu Filophobia?
Filophobia ialah ketakutan pada ketertarikan emosional, takut untuk menjalin hubungan atau jatuh cinta[1, 2].
Dalam sains medis, filophobia didefinisikan sebagai ketakutan abnormal, tidak beralasan, dan terus menerus terhadap jatuh cinta. Ketakutan pada cinta ini tidak hanya mengganggu kondisi mental, namun juga dapat menimbulkan gejaa fisik dan dapat meningkatkan pengasingan diri seseorang dari keluarga, teman, rekan kerja, dan tetangga[1].
Filophobia dapat mempengaruhi siapa saja, tanpa terbatas pada usia, jenis kelamin, dan latar belakang sosial[3].
Perbedaan Filophobia dengan Aromantis dan Aseksual
Aromantis ialah orang yang tidak mengembangkan ketertarikan romantis pada orang lain. Orang aromantis memiliki perasaan dan dapat membentuk ikatan yang kuat dan hubungan dengan kasih sayang namun bukan romantis[4].
Hubungan romantis meliputi perasaan intim intens, semangat, dan euforia sementara pada orang lain. Hubungan ini membuat seseorang merasa senang memikirkan orang yang dicintai dan ingin mengerti mengenai orang tersebut[4].
Aseksual ialah orang yang tidak membentuk ketertarikan seksual pada orang lain. Orang aseksual dapat merasa ketertarikan romantis namun tidak merasakan dorongan untuk bertindak berdasarkan perasaan tersebut untuk melakukan hubungan seksual[2, 5].
Aseksualitas merupakan suatu orientasi seksual. Diperkirakan 1% dari populasi umum termasuk aseksual[5].
Sementara itu, filophobia ialah ketakutan berlebihan dan tidak beralasan terhadap jatuh cinta atau takut menjadi berhubungan secara emosional dengan orang lain[1, 2].
Orang dengan filophobia dapat dimulai dengan menghindari kontak dekat dengan jenis kelamin yang berbeda. Kemudian mereka akan menjadi sangat sensitif terharap reaksi emosional sehingga mereka mulai menghindari semua orang[1].
Penyebab Filophobia
Sampai saat ini, penyebab pasti dari filophobia biasanya tidak diketahui secara pasti. Beberapa faktor risiko dapat mempengaruhi berkembangnya kondisi filophobia, antara lain[2, 3]:
- Insiden atau trauma
- Ditinggalkan/diabaikan pada masa anak-anak: masa anak-anak dan hubungan dengan orang tua dapat menjadi penyebab ketakutan akan cinta. Anak yang mengalami hubungan yang bermasalahan dengan orang tua dapat memiliki kesulitan menjalin hubungan.
- Pernah disakiti dengan teramat
- Genetik: beberapa orang diduga terlahir dengan kecenderungan lebih mudah merasa khawatir dan mengembangkan fobia tertentu
Filophobia dapat dipicu oleh karena ingatan pahit dari hubungan di masa lalu yang tidak berjalan dengan baik atau berakhir dengan buruk, baik itu hubungan romantis ataupun keluarga. Penderita filophobia dapat memiliki ketakutan intens terhadap penolakan dan menghindari hubungan sebagai cara untuk menghindari rasa malu akibat ditolak orang yang disayangi[1].
Gejala Filophobia
Tidak seperti fobia lainnya, orang dengan filophobia dapat tidak mengalami kecemasan setiap hari. Namun pada beberapa orang, fobia dapat menjadi sangat intens sehingga mempengaruhi aktivitas sehari-hari[2].
Gejala filophobia dapat berbeda-beda antara satu orang dengan yang lain. Orang dengan filophobia dapat mengalami ketegangan atau ketidaktenangan ketika berhadapan dengan jenis kelamin yang berbeda, perasaan ketakutan mutlak pada kemungkinan menemui seseorang[1].
Gejala dapat meliputi reaksi emosional dan fisik, seperti[1, 2, 3]:
- Perasaan takut atau panik berlebihan
- Menghindari orang tertentu atau melarikan diri dari orang yang berpotensi menjadi pasangan
- Berkeringat
- Detak jantung cepat atau palpitasi
- Kesulitan bernapas, napas pendek
- Mual
- Pusing
- Tidak tenang
- Gemetaran
- Sakit perut
Orang dengan filophobia mungkin bisa menyadari bahwa ketakutannya tidak rasional, namun tetap merasa tidak dapat mengendalikannya[2].
Diagnosis Filophobia
Filophobia tidak termasuk dalam Diagnostic and Statistical Manual (DSM) dan belum terdapat panduan standar untuk mendiagnosis filophobia[2, 3].
Selain itu, orang dengan fobia sering kali memilih membiarkan daripada mengatasinya. Meskipun kebanyakan penderita fobia menyadari ketakutan berlebihan yang dialami, mereka dapat mengkonsultasikan kondisinya pada dokter[3].
Komplikasi Filophobia
Jika tidak diatasi, gejala yang dialami orang dengan filophobia dapat bertambah buruk dan dapat meningkatkan risiko komplikasi seperti[2, 3]:
- Kesulitan menjaga hubungan yang stabil dan jangka panjang
- Isolasi sosial
- Depresi dan gangguan kecemasan
- Penyalahgunaan obat dan alkohol
- Percobaan bunuh diri
- Filophobia berpotensi mengarah pada terjadinya impotensi pada pria
Pengobatan Filophobia
Pengobatan untuk filophobia berbeda-beda bergantung pada tingkat keparahan kondisi. Untuk beberapa kasus phobia, dokter dapat melakukan penanganan dengan pemaparan bertahap terhadap objek, tempat, situasi, atau perasaan yang merupakan penyebab ketakutan. Terapi ini disebut terapi desensitisasi atau terapi pemaparan diri[2, 3].
Berikut beberapa opsi pengobatan filophobia[2, 3]:
- Terapi
Terapi, khususnya terapi perilaku kognitif dapat membantu orang-orang dengan filophobia untuk mengatasi ketakutan mereka. Terapi perilaku kognitif meliputi identifikasi dan pengubahan pemikiran, kepercayaan, dan reaksi negatif terhadap sumber phobia.
Terapi yang dilakukan meliputi pemeriksaan sumber rasa takut dan sakit yang dirasakan pasien. Setelah mengenali sumber, terapis dapat membantu melakukan pengetesan realitas dari hubungan di masa depan yang potensial.
- Pemberian obat
Pada beberapa kasus, pasien dapat memerlukan pengobatan bersamaan dengan psikoterapi atau terapi pemaparan diri untuk mengatasi phobia. Dokter dapat meresepkan obat seperti antidepresan, tranquilizer, dan beta bloker.
- Pengubahan gaya hidup
Dokter juga dapat menganjurkan pasien untuk melakukan beberapa gerakan olahraga, Teknik relaksasi, dan strategi minfulness.
Filophobia termasuk kondisi yang dapat diatasi dengan perawatan yang sesuai. Konseling, terapi perilaku, dan pengobatan telah terbukti efektif dalam pengobatan filophobia. Pasien dan terapis perlu bekerjasama untuk menentukan kombinasi perawatan yang tepat[1].
Pencegahan Filophobia
Umumnya filophobia tidak dapat dicegah. Meski demikian, risiko dapat dikurangi dengan menciptakan lingkungan yang baik bagi anak-anak dan membantu kemampuan sosial anak[1].
Beberapa tips berikut dapat dilakukan untuk membantu pasien dengan filophobia[2]:
- Mengenali bahwa pasien mengalami ketakutan serius, meskipun sulit untuk dipahami
- Mempelajari mengenai phobia
- Jangan memaksakan pasien untuk melakukan hal yang dirasa belum siap
- Meyakinkan pasien untuk mendapat bantuan atau penanganan yang sesuai
- Memberikan dukungan dengan menanyakan persetujuan pasien terlebih dahulu