Para orang tua yang menginginkan anak-anaknya memiliki kepribadian dan sikap yang baik, tentu mengajarkan hal-hal baik sedari dini sangat dianjurkan.
Usia balita adalah masa terbaik bagi orang tua untuk membimbing, mendidik dan mengajarkan banyak nilai-nilai hidup positif yang anak bisa praktekkan hingga ia besar.
Salah satunya adalah orang tua perlu mengajarkan anak supaya mau berbagi dengan tulus [1,2,3].
Tidak mudah, namun usaha tidak akan mengkhianati hasil dengan beberapa cara mengajarkan anak agar tidak pelit seperti di bawah ini.
Daftar isi
1. Tidak Memanjakan Anak
Memberi perhatian kepada anak adalah hal baik, namun ketika orang tua melakukannya secara berlebihan, hal ini disebut dengan memanjakan [1].
Anak bisa tetap merasa disayang tanpa harus dimanja secara berlebihan [1].
Orang tua yang ingin anaknya tidak tumbuh menjadi anak yang pelit dan egois dapat mengerem pelimpahan kasih sayang [1].
Memberi setiap hal yang anak inginkan hanya akan menjadi bumerang di masa mendatang karena sifat egois dan pelit dapat berkembang dari hal itu [1].
Dengan pemberian berlebihan, anak dapat berpikir dan menganggap bahwa hanya dirinya yang penting dan hanya dirinya yang boleh memperoleh suatu hal tanpa mampu berbagi dengan orang lain [1].
2. Melatih Empati Anak
Selain tidak terbiasa memanjakan anak, melatih empati anak juga berguna untuk membentuk anak agar tidak egois dan pelit [1,2,3,4].
Empati yang tinggi membuat anak lebih peduli terhadap orang-orang dan situasi di sekitarnya [1,2,3,4].
Tingkat kepedulian, keinginan untuk membantu, serta rasa berbagi anak akan lebih besar ketika anak terbiasa berempati [1,2,3,4].
Tanamkan sejak anak masih balita supaya sampai ia besar ia terhindar dari sifat pelit [1,2,3,4].
3. Mengajarkan Pilihan Kata Tertentu
Agar anak tahu cara berbagi, orang tua dapat membiasakan mengucapkan kata “giliran”, “bergantian”, dan “pinjam/meminjam” [2,3].
Baik antar saudara maupun antar teman, orang tua bisa mengajarkan anak untuk pinjam-meminjam mainan misalnya [2,3].
Berikan pengertian kepada anak untuk bisa bermain dengan barang yang sama secara bergantian dengan adik, kakak maupun temannya [2,3].
Namun agar anak-anak juga tahu batasnya, orang tua perlu memberi pengertian siapa pemilik barang/mainan tersebut [2,3].
Bila mengajarkan konsep pinjam-meminjam atau bermain bergantian, maka orang tua juga perlu memberi penjelasan bahwa saat anak meminjam ia juga harus mengembalikan benda itu kepada pemiliknya [2,3].
Latih anak untuk berbicara dengan kalimat yang sopan saat hendak meminjam mainan dari anak lain dan tidak lupa berterima kasih [2,3].
4. Mengajak Anak Bermain dengan Anak-anak Lain
Bermain bersama anak-anak lain (play date) adalah salah satu ide cemerlang agar orang tua bisa mengajarkan anak tidak pelit dan mau berbagi [5].
Tidak hanya perihal mainan, orang tua juga dapat mengajarkan anak tidak pelit untuk memberi atau membagikan makanannya dengan yang lain [5].
Orang tua dapat mengajarkan anak bagaimana cara menawari orang lain makanan yang ia miliki.
Orang tua juga perlu memberi tahu cara anak meminjam dan meminjamkan mainan ke anak lain dengan memastikan bahwa mainan yang dipinjamkan pun akan temannya kembalikan [5].
Terkadang mengajarkan anak seperti ini tidak cukup mudah karena ada kalanya anak enggan bermain bersama anak lain yang tidak terlalu ia kenal, apalagi berbagi mainan dengan mereka.
Namun, sebaiknya orang tua tidak perlu memaksa anak dan berusaha mengajarkan anak di lain waktu saat suasana hatinya sedang baik [2].
5. Mengajarkan Anak Menyisihkan Uang
Anak-anak yang sudah mulai sekolah dan memiliki uang jajan sebaiknya pun mulai diajarkan untuk menyisihkan rezekinya sedikit-sedikit [6].
Mengajarkan anak untuk memberi sedekah atau berbagi dengan orang-orang yang kurang mampu baik dalam bentuk uang maupun makanan akan bermanfaat saat ia sudah dewasa [6].
Cara ini akan membentuk pribadinya menjadi seseorang yang lebih perhatian dan suka berbagi [6].
6. Melibatkan Anak dalam Kegiatan Sosial
Agar anak tidak tumbuh menjadi pribadi yang pelit, orang tua sebaiknya mencoba mengajak anak ke kegiatan atau acara sosial [7,8].
Di acara-acara seperti ini, orang tua bisa melibatkan anak secara langsung dalam memberi santunan kepada yang membutuhkan dan dalam proses pengumpulan dana [7,8].
Kegiatan sosial pun merupakan salah satu wadah bagi anak dalam mengembangkan rasa empatinya terhadap sesama [7,8].
7. Menjadi Teladan
Mengajarkan dan mengarahkan anak tanpa memberinya contoh secara langsung tidak akan cukup efektif [1,2,3,4].
Oleh sebab itu, bila orang tua tidak ingin anak menjadi pribadi yang pelit, orang tua sebaiknya menjadi teladan/contoh lebih dulu [1,2,3,4].
Anak cenderung meniru perilaku dan sikap orang-orang di sekitarnya, maka orang tua dapat memanfaatkan itu untuk mengajarkan konsep berbagi [1,2,3,4].
8. Mengapresiasi Anak
Setiap kali anak berhasil memraktekkan apa yang sudah orang tua ajarkan mengenai konsep berbagi, apresiasi usahanya tersebut [1,2,3,4].
Anak dapat berusaha berbuat lebih baik ketika orang tua menghargai usahanya, seperti misalnya mengapresiasi lewat pujian [1,2,3,4].
Pemberian apresiasi dari orang tua kepada anak akan membuat anak semakin termotivasi untuk lebih banyak berbuat baik kepada orang-orang di sekitarnya [1,2,3,4].
Tidak mudah menerapkan cara-cara mengajarkan anak agar tidak pelit seperti di atas karena pada masa tumbuh kembangnya, anak seringkali memiliki suasana hati yang cukup sulit ditebak.
Namun dengan terus melatih anak memiliki kebiasaan-kebiasaan baik, hal ini akan membangun anak menjadi pribadi yang dermawan.