Bahaya Menahan Buang Air Besar bagi Kesehatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Kebiasaan menahan hasrat buang air besar mungkin jarang menyebabkan komplikasi yang serius, namun kebiasaan ini dapat memberikan efek buruk pada kesehatan. Semakin lama feses ditahan di dalam rektum, maka... akan semakin banyak air yang diserap, sehingga feses akan semakin keras dan akan semakin sulit untuk dikeluarkan. Pengeluaran feses yang keras dapat menyebabkan hemoroid (wasir) dan fisura pada anal. Kebiasaan menahan rasa ingin buang air besar lebih umum pada anak-anak dengan berbagai macam alasan. Hal ini perlu dievaluasi sehingga anak belajar untuk pergi ke toilet jika ada hasrat buang air besar yang muncul. Konsultasikan kepada dokter anak jika Anak mengalami masalah dengan buang air besar, mengalami konstipasi atau menangis setiap kali buang air besar. Read more

Setiap orang perlu buang air besar. Frekuensi dan tipe tinja setiap orang bervariasi pada setiap individu. Terkadang, seseorang yang perlu BAB di waktu yang tidak tepat atau malu untuk BAB di tempat umum, akan menahan BAB hingga saat yang tepat. [1,3]

Walaupun sesekali menahan BAB tidaklah berbahaya, namun seseorang yang memiliki kebiasaan ini dapat menyebabkan konstipasi ataupun komplikasi lain yang lebih berbahaya. [3]

Bahaya Menahan Buang Air Besar

Jika seseorang memiliki kebiasaan menahan BAB, risiko gangguan kesehatan akan meningkat. Setiap orang harus membuang tinja setiap kali tubuh sudah memberi sinyal dengan mendorong tinja ke rektum. Walaupun terkadang waktunya tidak tepat, dokter menyarankan untuk BAB sesegera mungkin. [3]

Menghindari BAB dapat menyebabkan konstipasi. Saat hal ini terjadi, usus bagian bawah menyerap air dari tinja yang tertumpuk di rektum. Tinja dengan sedikit air akan lebih susah melewati anus karena konsistensinya yang sudah mengeras. [3]

Konstipasi dapat menjadi masalah kronis. Kronis konstipasi memiliki beragam penyebab, seperti penggunaan obat-obat tertentu atau gangguan fungsi saluran cerna (contohnya irritable bowl syndrome). [1]

Buang air besar dengan tinja yang keras berhubungan dengan fisura atau yang dapat diartikan dengan sobekan yang terjadi pada kanal anus. Fisura dapat terasa sakit, dapat berdarah, dan memerlukan waktu yang lama untuk sembuh. [1]

Pada kondisi kronis atau telah berlangsung selama beberapa minggu, kebiasaan menahan buang air besar ini dapat mengarah kepada gangguan lain, seperti [2] :

  • Impaksi Tinja

Seseorang yang secara terus menerus menahan tinja sementara asupan makanannya normal dapat mengalami impaksi tinja, yaitu sebuah kondisi serius dimana tinja kering dan keras macer di usus besar atau rektum. [2]

Impaksi tinja dapat menyebabkan nyeri perut, kembung, mual, dan kehilangan nafsu makan. Tinja cair juga dapat bocor dari rektum. [2]

  • Perforasi Saluran Cerna

Perforasi saluran cerna adalah kondisi dimana ada lubang atau sobekan di usus. Kondisi ini sangatlah menyakitkan dan memerlukan penanganan medis segera. Perforasi saluran cerna merupakan hasil dari tekanan tinja dengan ukuran besar akibat dari impaksi usus. [2]

Jika seseorang tidak menerima bantuan medis segera, perforasi akan menyebabkan tinja mengalir keluar ke rongga perut, dan dapat menyebabkan infeksi bakteri yang mengancam nyawa. [2]

Menahan buang air besar juga dapat menyebabkan distensi, atau pelebaran, dari rektum. Jika seseorang kehilangan sensasi rektumnya, atau yang disebut hiposensitivitas rektal, maka orang tersebut mungkin mengalami inkontinensia juga. [3]

Inkontinensia usus adalah ketidakmampuan seseorang untuk mengontrol aktivitas saluran cerna sehingga menyebabkan kesulitan untuk menahan buang air besar. Kondisi ini juga mengarah kepada kerusakan otot dan saraf. [2]

Ada dua tipe inkontinensia usus, yaitu inkontinensia mulas, dimana seseorang mengalami rasa mulas ingin BAB secara tiba-tiba dan inkontinensia pasif, dimana seseorang tidak sadar ingin BAB. Beberapa gejala inkontinensia usus adalah kembung, konstipasi, atau diare. [2]

  • Kanker Usus Besar

Studi tahun 2015 menyatakan bahwa peningkatan muatan tinja di usus besar dapat meningkatan peningkatan jumlah bakteri dan menimbulkan inflamasi usus besar jangka panjang. Inflamasi ini dapat meningkatkan risiko terbentuknya kanker usus besar. [3]

  • Penyakit Lain

Beberapa penelitian mengindikasi bahwa menahan buang air besar dapat meningkatkan risiko dari beberapa gangguan lain, seperti apendisitis (usus buntu), gangguan fungsi saluran cerna, dan hemoroit. [2]

Bahaya Menahan Buang Air Besar Pada Anak

Saat lahir, bayi harus langsung buang air besar. Saat anak belajar untuk buang air di toilet, mereka belajar cara untuk buang air besar di tempat dan waktu yang sesuai dan menahan buang air besar mereka bila diperlukan. Salah satu studi mengatakan bahwa pelatihan anak untuk buang air di toilet yang sangat sulit hanya pada 2-3% anak dari seluruh dunia. [3]

Anak-anak lebih sering menahan buang air besar karena beragam alasan. Usia anak yang cenderung sering menahan BAB adalah sekitar usia 2,5 tahun hingga 6 tahun. [1]

Beberapa anak tidak mau berhenti bermain hanya untuk buang air besar. Oleh sebab itu mereka menahan BAB. Selain BAB, anak-anak juga sering menahan urinasi yang sering mengarah ke ngompol. [1]

Beberapa anak dapat menahan BAB setelah mengalami konstipasi. Memori saat buang air besar dengan rasa sakit dapat menyebabkan anak sulit BAB. Seiring anak menahan BAB nya, usus besar bagian bawah akan menampung semua tinja tersebut sampai benar-benar penuh. [3]

Menahan BAB secara berulang pada anak dapat menyebabkan penurunan sensasi rektal, dimana mengarah kepada ke-tidak-teraturan rasa mulas untuk BAB. Saat rektum penuh, tinja yang lebih lunak dapat bocor di sekitar kotoran yang menumpuk. Dengan penurunan sensasi inilah, anak dapat BAB secara tidak sengaja. [3]

Kapan Harus ke Dokter?

Walaupun terdengar sulit untuk mengikuti pola BAB pada anak, orang tua atau pengasuh harus konsultasi dengan dokter anak jika mereka melihat tanda-tanda anak menahan buang air besar. Dokter anak dapat membantu memberitahu cara melatih anak dan mengubah kebiasaan anak tersebut. [3]

Seseorang yang mengalami konstipasi, karena sering menahan BAB, dapat konsultasi kepada apoteker atau pekerja farmasi untuk mendapatkan saran dalam mencehah konstipasi. Pekerja farmasi atau apoteker dapat menyarakan beberapa obat laksatif yang terjual bebas di apotek. [3]

Jika seseorang kehilangan sensasi pada rektumnya, orang tersebut membutuhkan perhatian medis. Selain itu, jika terdapat darah pada tinja (BAB berdarah), orang tersebut harus ke dokter. [2]

Cara Menahan BAB yang benar

Sebenarnya, seseorang tidak disarankan untuk menahan BAB. Namun, jika memang sulit BAB karena tempat atau waktunya tidak pas, mereka dapat mengontrol otot yang berhubungan dengan BAB sampai saat yang tepat. [3]

Seseorang daapt melakukan beberapa hal berikut untuk menahan BAB sampai dapat menggunakan toilet [3] :

  • Merelaksasi dinding rektum, dengan cara merelaksasi otot disekitar rektum.
  • Menghindari tekanan pada abdomen. Tekanan ini dapat mendorong tinja ke rektum dan anus.
  • Merapatkan otot-otot pantat. Hal ini dapat menjaga kerapatan otot rektum.
  • Menghindari posisi jongkok dan duduk.

Beberapa makanan tertentu juga dapat membantu seseorang untuk menahan buang air besar. Sebagai contoh, seseorang dapat menghindari makanan tinggi serat sebelum dan saat ingin menahan buang air besar. [2]

Membatasi atau menghindari minuman yang dapat meningkatkan kerja saluran cerna, seperti kopi dan jus buah, juga dapat membantu. [2]

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment