7 Cara Mengatasi Keloid Pada Tindikan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Keloid merupakan bekas luka namun tampak menonjol sehingga akan cukup mengganggu penampilan apabila dibiarkan [1].

Keloid sendiri bisa timbul di bagian tubuh mana saja, terutama kulit yang pernah terluka [1].

Bentuk luka yang bisa berakibat pada keloid adalah luka bekas cacar air, luka bekas operasi, luka bakar, luka cakaran, luka karena tergores, hingga luka bekas tindik [1].

Keloid pun memiliki faktor risiko; dengan kata lain, risiko seseorang mengalami keloid lebih tinggi apabila [1] :

  • Berusia di bawah 30 tahun
  • Berkulit gelap (keturunan Afrika-Amerika, Hispanik maupun Asia)
  • Memiliki anggota keluarga yang pernah memiliki keloid

Meski bekas luka tindik cenderung kecil, keloid tetap berpotensi timbul.

Oleh karena itu, berikut ini adalah beberapa rekomendasi cara mengatasi keloid pada tindikan, baik di telinga maupun bagian tubuh lain.

1. Krim Retinoid

Untuk penanganan non-operasi, salah satu cara untuk menghilangkan keloid pada tindikan adalah dengan menerapkan krim retinoid [2,3].

Penggunaan krim retinoid ini tetap memerlukan resep dokter dan biasanya pengaplikasian yang rutin akan mengurangi ukuran keloid [2,3].

Karena terkadang keloid bisa menimbulkan rasa gatal, mengoleskan krim ini pada area keloid di tindikan bisa mengurangi juga rasa gatal serta gejala lainnya [2,3].

2. Kortikosteroid

Ketika memeriksakan keloid pada tindikan ke dokter, tindakan non-operasi selain krim retinoid yang dokter berikan adalah suntikan kortikosteroid [1,2].

Obat ini dikenal efektif dalam mengurangi gejala keloid, mengurangi ukuran keloid, dan membuat kulit tidak lagi menonjol [1,2].

Pemberian injeksi kortikosteroid akan dokter lakukan selama 3-4 minggu sampai keloid hilang atau setidaknya benar-benar tampak memudar [1,2].

Penanganan dengan suntik kortikosteroid terbukti mampu menyusutkan ukuran keloid pada 50-80% kasus menurut American Academy of Dermatology [4].

Meski demikian, tetap ada risiko keloid kembali muncul sekitar 5 tahun setelah berhenti mendapatkan penanganan ini [2].

Untuk penanganan lebih lanjut, konsultasikan dengan dokter mengenai apa saja yang perlu dilakukan agar menurunkan risiko kembalinya keloid [2].

3. Laser

Langkah medis yang juga cukup banyak ditempuh oleh penderita keloid adalah laser [1,2].

Prosedur laser tergolong efektif dalam mengurangi ukuran keloid sekaligus memudarkan warnanya [1,2].

Namun, prosedur laser biasanya dikombinasikan dengan tindakan lainnya dalam menangani keloid pada tindikan [2].

4. Ligature

Meski dalam penerapan proses ligature menggunakan benang bedah untuk mengikat dasar keloid yang lebih besar, cara ini masuk ke dalam golongan penanganan keloid non-operasi [2].

Pengikatan benang bedah ke dasar keloid yang berukuran lebih besar nantinya akan memotong keloid dan membuatnya lepas dengan sendirinya [2].

Dalam prosesnya, pasien harus memperoleh ligature baru yang diikat oleh dokter setiap 3-4 minggu sampai keloid benar-benar lepas [2].

Untuk lebih detail mengenai prosedur medis ini, pasien bisa berkonsultasi dengan dokter mengenai penanganan keloid satu ini [2].

5. Krioterapi

Tindakan medis non-operasi lainnya yang bisa mengatasi keloid pada tindikan adalah krioterapi, yakni penggunaan cairan khusus untuk pembekuan [1,5].

Krioterapi memang pada umumnya dokter terapkan untuk mengangkat tumor jinak maupun ganas yang ada di dalam maupun tampak di luar tubuh pasien [5].

Namun, krioterapi juga dapat dilakukan untuk mengatasi keloid, yakni dengan membekukannya lebih dulu [1,5].

Pada prosedur ini, dokter memberikan cairan khusus berkandungan nitrogen ke lokasi keloid berada (bisa dengan menyeka cairan tersebut ke area keloid atau menyemprotkannya) [1,2,5].

Tidak serta-merta langsung hilang, dokter biasanya menyarankan pasien untuk datang 3 kali atau lebih untuk proses krioterapi [2].

Agar hasil terbaik bisa diperoleh, krioterapi sebaiknya dikombinasikan bersama dengan injeksi steroid [2].

6. Terapi Radiasi

Terapi radiasi adalah opsi lain penanganan untuk keloid pada tindikan, khususnya keloid sudah tergolong parah dan kasus pasien bersifat ekstrem [1,2].

Jika risiko komplikasi dari keloid di tindikan sangat besar, maka biasanya dokter akan merekomendasikan terapi radiasi [1,2].

Risiko komplikasi yang dimaksud adalah eritema, yaitu terjadinya pelebaran pembuluh darah di bawah kulit yang kemudian menyebabkan timbulnya bercak merah pada permukaan kulit [6].

Selain itu, terapi radiasi adalah tindakan medis yang tepat jika pasien keloid memiliki risiko kanker kulit yang termasuk tinggi [7].

Ini karena penderita keloid memiliki risiko hampir 2 kali lipat lebih tinggi mengalami kanker kulit daripada orang-orang yang tidak pernah memiliki keloid [7].

Pasien pria memiliki potensi lebih besar dalam hal ini sehingga dapat berkonsultasi sedetail mungkin dengan dokter untuk mengatasi keloid [7].

7. Operasi Pemotongan Keloid

Cara mengatasi keloid yang diketahui banyak orang adalah melalui prosedur operasi pemotongan dan pengangkatan keloid [1,2].

Padahal, dokter justru akan merekomendasikan cara selain operasi bila memungkinkan [2].

Ini dikarenakan risiko timbul keloid lain sangat besar usai pasien menjalani operasi [2].

Luka bekas operasi sendiri bisa menjadi salah satu penyebab munculnya keloid [1].

Jika pasien memilih prosedur operasi pemotongan keloid, maka untuk meminimalisir peluang timbulnya keloid lain, dokter juga memberi pasien suntikan steroid atau terapi radiasi [2].

Setelahnya, pasien tetap perlu memeriksakan diri ke dokter secara berkala agar dokter dapat memantau kondisi kulit pasien [2].

Sebenarnya, kulit area tindikan yang mulai menebal bisa menjadi pertanda akan timbulnya keloid [2].

Jika demikian, lepas anting lebih dulu dan konsultasikan segera dengan dokter langkah terbaik apa yang bisa diambil sebelum keloid terbentuk semakin besar dan tebal [2].

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment