Neuroma akustik merupakan pertumbuhan jenis tumor yang bersifat non-kanker atau jinak di bagian saraf yang menghubungkan otak dengan telinga [1].
Neuroma akustik umumnya ditandai dengan kondisi vertigo, telinga berdengung, dan fungsi pendengaran yang menurun atau hilang [1].
Orang-orang dengan usia antara 40 hingga 60 tahun memiliki risiko neuroma akustik lebih tinggi [2].
Risiko neuroma akustik juga lebih besar pada seseorang yang mempunyai riwayat paratiroid neuroma, pengobatan kanker (radioterapi), dan memiliki orang tua yang mengidap neurofibromatosis 2 [1].
Neuroma akustik secara umum bisa diobati, tergantung lokasi dan ukuran tumor serta usia dan kondisi kesehatan pasien secara menyeluruh [1].
Berikut ini adalah beberapa tindakan yang merupakan cara dalam mengatasi neuroma akustik.
1. Pemantauan/Observasi
Karena merupakan jenis tumor jinak, gejala tidak langsung nampak dan perkembangan tumor pun sangat lambat [1,3].
Maka jika saat memeriksakan kesehatan dokter mendeteksi adanya tumor neuroma akustik, hal ini membutuhkan observasi lebih dulu [1,3].
Tumor yang masih berukuran kecil tanpa tampak berbahaya, tumor yang tidak bertambah besar, serta asimptomatik (tidak menyebabkan gejala) perlu dipantau oleh dokter [1,3].
Biasanya, pemantauan atau observasi akan dokter lakukan dengan meminta pasien menempuh MRI scan setidaknya 6 bulan atau setahun sekali. [1,3]
Tujuan observasi berkala melalui pemeriksaan MRI adalah untuk mengetahui apakah tumor mengalami pertumbuhan secara signifikan [4].
Sebuah hasil studi tahun 2018 terhadap penderita neuroma akustik kecil menunjukkan bahwa terdapat 15 dari 61 pasien yang beralih dari tahap pemantauan ke jenis penanganan lain setelah pemantauan selama 25 bulan [5].
Peralihan tersebut biasanya disebabkan tumor yang sudah tumbuh cukup besar sehingga dokter pasti menyarankan pengobatan sesegera mungkin [ [3].
2. Operasi
Meski masih tergolong jinak dengan ukuran kecil, tumor neuroma akustik biasanya tetap perlu diangkat menurut dokter [1,3].
Oleh karena itu, dokter akan merekomendasikan kepada pasien prosedur bedah untuk mengangkat sebagian atau justru seluruh bagian tumor [1,3].
Menurut sebuah ulasan ilmiah tahun 2017, prosedur bedah untuk neuroma akustik terdiri dari beberapa metode berbeda [4].
Terdapat 3 metode bedah berbeda yang mengharuskan membuka tengkorak agar tumor bisa diangkat, yaitu [1,3,4] :
- Middle cranial fossa, yakni tindakan dokter bedah dalam mengangkat tumor melalui sayatan yang dibuat pada bagian atas telinga (area samping kepala); metode ini dikenal baik dalam menjaga fungsi pendengaran pasien tetap baik [1,3,4].
- Translabyrinthine, yakni tindakan dokter bedah dalam mengangkat tumor melalui sayatan yang dibuat untuk bisa menjangkau saluran telinga bagian dalam. Namun, metode ini umumnya diterapkan pada pasien neuroma akustik yang memiliki keterbatasan pendengaran atau kehilangan pendengaran sama sekali di telinga yang terpengaruh [1,3,4].
- Retrosigmoid, yakni tindakan dokter bedah dalam mengangkat tumor melalui sayatan yang dibuat pada area belakang telinga pasien; cara ini efektif dalam menjaga fungsi pendengaran pasien [1,3,4].
Metode mana yang diterapkan akan disesuaikan dengan lokasi tumor, ukuran tumor, dan tingkat fungsi pendengaran pasien pada telinga yang terpengaruh (tempat tumbuhnya tumor) [1,3].
Jika tumor masih berukuran kecil, proses pengangkatan jauh lebih mudah dan efek samping terhadap pendengaran pasien juga sangat kecil [1,3].
Sedangkan pada kasus tumor yang berukuran lebih besar, proses pengangkatan bisa lebih kompleks karena telah menyebar jaringan dan saraf di sekitarnya [1,3].
Prosedur pengangkatan bisa berakibat pada kerusakan jaringan maupun saraf sekitar dan berakibat pada perburukan gejala neuroma akustik [1,3].
Konsultasikan dengan dokter secara lebih detail mengenai prosedur terbaik untuk tumor yang sudah besar dengan gejala yang lebih serius [1,3].
3. Terapi Radiasi
Terapi radiasi atau radioterapi merupakan metode lain yang umumnya dokter rekomendasikan kepada pasien untuk menyusutkan tumor atau setidaknya menghambat pertumbuhan tumor [3,6].
Teknik terapi radiasi tidak perlu membuat sayatan dan pasien pun tidak perlu menerima anestesi [3].
Hanya saja, jenis pengobatan ini diperuntukkan bagi pasien dengan tumor berukuran kecil hingga sedang serta pasien dengan kriteria sebagai berikut [3] :
- Pasien dengan kondisi kesehatan lainnya
- Pasien dengan neuroma akustik yang menyerang satu telinga dan mengalami kehilangan pendengaran di telinga tersebut.
- Pasien dengan neuroma akustik pada kedua telinga.
- Pasien yang berusia lanjut.
Terapi radiasi masih terbagi lagi menjadi tiga metode, yaitu [7,8,9] :
- Stereotactic radiosurgery, yakni metode yang paling umum dokter rekomendasikan untuk ukuran tumor kecil kurang dari 2,5 cm. Dokter menggunakan banyak sinar gamma kecil dengan dosis tertentu dan menargetkannya ke tumor pasien tanpa memengaruhi jaringan/saraf di sekitar tumor [7].
- Proton beam therapy, yakni metode penggunaan sinar berenergi tinggi dari proton yang ditargetkan ke tumor dengan dosis tertentu. Selain mengatasi tumor, guna proton adalah mengurangi paparan radiasi terhadap area sekitar tumor sehingga tidak berbahaya [8].
- Stereotactic radiotherapy, yakni metode penyinaran radiasi ke tumor pasien dengan dosis kecil namun melalui beberapa sesi. Jaringan maupun saraf di sekitar tumor tidak akan terpengaruh sementara metode ini mampu menghambat pertumbuhan tumor [9].
Demikian sejumlah cara mengatasi neuroma akustik, mulai dari proses pemantauan hingga operasi dan terapi radiasi.
Segera periksakan diri ke dokter apabila terjadi gejala seperti telinga berdengung, vertigo, hingga kehilangan pendengaran [3].
Ketiganya merupakan kondisi yang mengarah pada neuroma akustik dan segera memerlukan observasi maupun penanganan awal untuk meminimalisir risiko komplikasi [3].