Usus merupakan salah satu organ yang memiliki peranan penting dalam proses pencernaan. Usus merupakan saluran pencernaan yang berfungsi untuk mencerna dan menyalurkan makanan. Usus terdiri dari dua bagian, yaitu usus halus dan usus besar.
Di usus halus, makanan dihancurkan oleh enzim-enzim. Penyerapan nutrisi juga terjadi di usus halus. Di usus besar, makanan yang telah dicerna di usus halus diolah oleh otot-otot yang ada pada dinding usus besar untuk menjadi zat sisa atau feses.[1]
Usus merupakan bagian dari satu-kesatuan struktur yang saling terhubung untuk menyusun anggota tubuh. Keterhubungan antara satu struktur dengan struktur yang lain membuat kita lebih mudah untuk mendeteksi apakah organ dalam tubuh kita sedang dalam kondisi sehat atau sakit.
Sebagaimana pada organ tubuh lainnya, kondisi usus yang sehat maupun sakit akan berdampak pada organ tubuh yang lain. Untuk itu, penting untuk mengetahui ciri-ciri dari usus yang sehat sebagai berikut.
1. Frekuensi Buang Air Besar Normal
Frekuensi normal untuk buang air besar bagi setiap orang dapat berbeda-beda. Umumnya, frekuensi buang air besar yang normal adalah satu hari sekali. Beberapa orang yang lain melakukan buang air besar dua kali sehari. Sebagian kecil memiliki frekuensi buang air besar dua sampai tiga kali dalam satu minggu.[1]
Kebanyakan orang memiliki jadwal rutin untuk buang air besar. Inilah yang dijadikan acuan normal bagi setiap orang. Ketika frekuensi buang air besar tidak sesuai dengan frekuensi biasanya, misalnya menjadi lebih sering atau lebih jarang, patut dicurigai adanya permasalahan di pencernaan, terutama usus. Usus yang sehat akan berdampak pada frekuensi normal untuk buang air besar.[2]
2. Konsistensi Feses Tidak Terlalu Keras dan Tidak Terlalu Cair
Konsistensi feses dapat menjadi indikator dari sehat atau tidaknya kondisi usus kita. Apabila feses kita mudah untuk dikeluarkan, berbentuk padat, dan berwarna cokelat artinya usus kita menjalankan tugasnya dengan baik dan tidak ada gangguan di dalamnya.[1]
Konsistensi feses yang terlalu cair dengan frekuensi buang air besar yang terlalu sering dapat menjadi indikasi terjadinya diare. Sebaliknya, jika konsistensi feses terlalu keras dan sulit dikeluarkan dengan frekuensi buang air besar yang terlalu jarang (kurang dari 3 kali seminggu), mengindikasikan terjadinya konstipasi. Baik diare maupun konstipasi adalah gejala dari adanya permasalahan di usus.[1]
3. Buang Air Besar Tidak Terasa Sakit
Dalam keadaan normal dan dengan kondisi usus sehat, buang air besar seharusnya tidak terasa sakit. Apabila tidak ada gangguan atau permasalahan pada usus, usus mencerna makanan yang masuk ke saluran pencernaan dengan sangat baik sehingga feses mudah untuk dikeluarkan.[3]
Dalam kondisi sehat, otot yang ada di dinding usus, rektum, dan otot-otot organ lain yang turut membantu proses buang air besar akan bekerja dengan baik untuk mengeluarkan feses tanpa rasa sakit. Jika buang air besar terasa sakit, patut diwaspadai adanya permasalahan di saluran pencernaan.[3]
4. Tidak Ada Perubahan Berat Badan Secara Tiba-tiba
Naik dan turunnya angka massa tubuh adalah hal yang normal. Beda halnya jika perubahan ini terjadi secara tiba-tiba dan tanpa faktor yang jelas. Perubahan berat badan secara tiba-tiba dan tanpa faktor yang jelas dapat disebabkan karena adanya gangguan pada usus.[4]
Jika usus tidak sedang dalam kondisi sehat, usus menjadi tidak optimal dalam melakukan perannya dalam proses pencernaan. Kemampuan usus untuk menyerap nutrisi, mengatur gula darah, dan menyimpan lemak akan terganggu. Penurunan berat badan dapat disebabkan oleh pertumbuhan bakteri yang berlebih di usus halus. Penambahan berat badan dapat disebabkan oleh penurunan kemampuan usus untuk melakukan penyerapan nutrisi sehingga perut terus merasa lapar.[4]
5. Perut Tidak Terasa Kembung
Kembung dapat menjadi ciri-ciri adanya permasalahan kesehatan pada usus. Salah satu penyebab dari kembung adalah konstipasi. Konstipasi adalah salah satu bentuk gangguan permasalahan usus. Perut sensitif juga dapat menjadi penyebab kembung[5].
Normalnya, kembung terjadi sesaat setelah makan terlalu banyak. Apabila perut terasa kembung tanpa didahului oleh makan terlalu banyak, patut diwaspadai adanya permasalahan pada usus atau organ pencernaan lainnya.[5]
6. Frekuensi Kentut Normal
Seperti buang air besar, sulit untuk membuat standar normal untuk frekuensi kentut. Rata-rata frekuensi kentut dalam sehari adalah sekitar 15 sampai 25 kali. Kentut adalah tanda dari proses pencernaan yang sehat. Bakteri pada usus memproduksi gas yang akan keluar menjadi kentut. Ini adalah salah satu bagian penting dari proses mencerna dan memecah makanan di saluran pencernaan.[6]
Kentut merupakan tanda dari bekerjanya proses pencernaan yang benar. Kentut juga dapat menjadi indikator apakah makanan yang dikonsumsi sudah mengandung gizi seimbang atau belum. Salah satu manfaat dari kentut adalah membuat perut terasa nyaman dan mengurangi rasa nyeri pada perut akibat mengonsumsi makanan terlalu banyak.[6]
7. Kulit Sehat
Kesehatan pada usus berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit. Di dalam usus terdapat jutaan bakteri baik yang akan menjaga kesehatan usus dan menjaga proses pencernaan agar berjalan lancar serta bakteri jahat yang berperan sebaliknya. Komposisi bakteri yang seimbang di usus akan membantu menjaga kesehatan kulit dan memperkuat dinding kulit.[7]
Apabila komposisi bakteri di usus tidak seimbang, hal ini dapat menyebabkan permasalahan pada kulit, seperti jerawat atau eksim. Dalam kasus ekstrem seperti alergi misalnya, salah satu respons alergi yang paling umum adalah gatal-gatal. Itu menandakan bagaimana keterkaitan erat antara kondisi usus dan organ pencernaan lainnya dengan kulit.