5 Efek Samping Kebanyakan Begadang

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Menurut Australian Sleep Health Foundation menunjukkan bahwa 33% sampai 45% orang dewasa yang jam tidurnya kurang akan memberikan dampak signifikan bagi kesejahteraannya. Jika seseorang hanya sekali waktu melakukan begadang, ia tidak akan memberikan dampak yang signifikan. Akan tetapi jika kebanyakan begadang maka ia akan memberikan efek samping, diantarannya sebagai berikut ini[1].

1.   Gangguan Fungsi Sensorik dan Motorik

Pada tahun 1960 dilakukan sebuah penelitian pada seseorang Bernama Randy Garner. Pria berusia 17 tahun ini diminta untuk tetap terjaga selama 11 hari. Setelah 11 hari terlalui, kemudian 1 hari berikutnya ia mengalami gangguan pada mata dan kehilangan koordinasi dasar pada tubuhnya.

Kehilangan koordinasi dasar ini membuatnya berhalusinasi. Percobaan ini menunjukkan bahwa kurang tidur akan mengganggu fungsi sensorik dan motoric seseorang.Kurang tidur sama bahayanya dengan seseorang yang mengemudi di bawah pengaruh alcohol. Bagaimanapun hal tersebut akan mengakibatkan waktu reaksi, peniliain, dan penglihatan seseorang terganggu.

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Dr Melissa Weinberg dari Fakultas Psikologi Universitas Daekin didapatkan bahwa tidur berfungsi untuk mengisi bahan bakar untuk tubuh. Selain itu riset tersebut juga menyebutkan bahwa di jam-jam awal ketika seseorang tidur nyenyak, maka saat itu ia tengah mengembalikan energinya.

2.   Memori yang Buruk

Menurut Dr Melissa Weinberg dari Universitas Deakin menyebutkan bahwa ketika seseorang sudah terisi energinya pada jam-jam awal tidurnya, maka jam berikutnya akan muncul mimpi-mimpi. Mimpi-mimpi ini juga terbentuk karena adanya gerakan mata yang cepat.

Karena saat itulah seseorang sedang menyegarkan otaknya. Pada waktu bersamaan meskipun seseorang dalam kondisi tidur, namun otaknya tetap terjaga. Akan tetapi ketika seseorang tidak tidur, secara otomatis ia tidak memberikan kesempatan otaknya untuk mengkonsolidasikan informasi yang dia terima ketika sebelum tidur.

Hal ini juga berlaku ketika seseorang memaksakan untuk mempelajari seluruh materi sekolahnya dalam satu malam karena esok paginya akan ada ujian. Ini sama sekali tidak akan memberikan banyak keuntungan karena otak tidak memiliki cukup waktu untuk mencharge energinya.

Selain itu, mental seseorang yang berada dalam kondisi kelelahan tidak akan bisa memberikan performa terbaiknya. Pada intinya, seseorang perlu waktu tidur yang cukup agar memori jangka pendek bisa diolah menjadi memori jangka panjang ketika proses tidur terjadi.

3.   Respon Irasional dan Agresif

Ketika seseorang begadang maka dia akan mengurangi alokasi jam tidur yang seharusnya. Kemudian hal ini akan memberikan efek pada ketidakstabilan emosional. Ketidaksatabilan itu bisa membuat seseorang menjadi pemarah, dikelilingi perasaan negative, dan merasa tidak termotivasi. Lain halnya ketika seseorang cukup tidur, maka emosinya akan lebih stabil[1].

Agar terhindar dari respon irasional dan agresif ini, Dr Weinberg menyarankan agar membatasi paparan dengan blue light. Beliau juga menyarankan agar berhenti menggunakan hp maupun layar monitor setidaknya 40 menit sebelum tidur. Jika masih tidak bisa juga, setidaknya mengubah tampilan ke mode malam. Hal ini dilakukan agar intensitas blue light yang dipancarkan ke otak semakin berkurang.

4.   Gangguan Kognisi Psikologi

Setiap manusia memiliki jam biologis di dalam otaknya untuk mengontrol perilaku dan perubahan fisiologis seseorang selama 24 jam. Jam biologis ini disebut dengan ritme sirkadian. Ritme sirkadian memiliki aturan jam biologisnya sendiri terkait lamanya waktu tidur yang harus dipenuhi[2].

Ketika waktu istirahat yang dibutuhkan otak untuk bisa bekerja secara efektif baik terkait kognitif maupun kewaspadaan ini tidak terpenuhi maka fungsi-fungsi tersebut akan terganggu.Perilaku begadang akan mempengaruhi kemampuan kognitif atlet. Pada penelitian tersebut, para atlet yang begadang diminta untuk melakukan tes memori dan kewaspadaan[2].

Pada saat tes berlangsung, terjadilah penurunan konsentrasi dan microsleep. Padahal untuk menyelesaikan tes tersebut dibutuhkan perhatian intens dan subjek harus peka terhadap sinyal visual.  Korteks prefrontal otak yang berfungsi untuk mengatur persepsi, pemikiran, dan perilaku mengalami gangguan ketika seseorang begadang. Waktu istirahat dapat meningkatkan kinerja atletik[2].

5.   Aneurisma Intrakranial

Untuk mengeksplorasi hubungan antara begadang dan resiko pecahnyaaneurisma intrakranial dilakukanlah penelitian 452 pasien yang diminta begadang antara jam 11 sampai jam 1. Berdasarkan penelitian tersebut, pasien yang tidur lebih dari jam 12 malam mengalami resiko rupture aneurisma intracranial yang lebih tinggi[3].

Meskipun penelitian telah menyimpulkan seperti itu, namun untuk alasan detailnya belum dapat dipastikan. Akan tetapi berdasarkan tinjauan literatur yang dilakukan, hal itu terjadi karena adanya serangkaian perubahan pada fisiologis, patofisiologis, endokrin, dan metabolisme pada seseorang[3].

Waktu Tidur yang Ideal Demi Kesehatan

Pada dasarnya tidak ada kepastian mengenai durasi tidur yang paling baik. Pada penelitian lainnya justru mengungkapkan bahwa yang terpenting bukan tentang lamanya durasi tidur, melainkan penentuan jam awal seseorang untuk tidur.

Karena bagaimapun juga tubuh memiliki irama sirkadian dan jam biologisnya. Berdasarkan penelitian salah satu studi, durasi tidur bisa dikelompokkan berdasarkan kelompok usianya. Berikut ini adalah rekomendasi durasi rata-rata tidur yang diberlakukan di Amerika Serikat dan Kanada[2][4]:

  • Bayi baru lahir yang berusia 0 sampai 3 bulan: 14-17 jam
  • Bayi berusia 4 sampai 11 bulan: 12-15 jam
  • Balita usia 1 sampai 2 tahun: 11-14 jam
  • Anak sebelum sekolah berusia 3-5 tahun: 10-13 jam
  • Anak-anak berusia 6 sampai 13 tahun: 9-11 jam
  • Remaja berusia 14 sampai 17 tahun: 8-10 jam
  • Dewasa muda berusia 18 sampai 25 tahun: 7-9 jam
  • Dewasa berusia 26 sampai 64 tahun: 7-9 jam
  • Orang tua berusia lebih dari 65 tahun: 7-8 jam

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment