Ketahui, 7 Gejala Amandel Kambuh

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Amandel adalah infeksi yang terjadi pada kelenjar kecil yang berada di bagian belakang tenggorokan. Kelenjar ini berfungsi untuk menyaring dan mencegah kuman agar tidak masuk ke dalam saluran pernafasan. Kelenjar ini juga berfungsi untuk melawan bakteri dengan membuat antibodi untuk mencegah infeksi.[1]

Dalam menjalankan fungsinya, terkadang kelenjar tersebut mengalami kesulitan menghadapi virus yang mencoba masuk kedalam tubuh. Kondisi ini lah yang menyebabkan terjadinya peradangan dan pembengkakan pada amandel.[1]

Penyebab utama amandel adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus. Selain itu virus influenza, virus herpes, dan virus parainfluenza juga dapat menjadi sumber infeksi yang dapat memicu amandel.[1]

Pada sebagian besar kasus amandel yang terjadi, gejala yang terjadi di setiap pasien berbeda tergantung pada tipe amandel yang diderita. Berikut gejala-gejala yang mungkin terjadi saat kelenjar amandel meradang:

1.Demam

Deman yang muncul pada penderita amandel terjadi sebagai efek dari peradangan yang terjadi pada kelenjar di tenggorokan. Pemberian antibiotik cukup ampuh untuk meredakan demam. Kondisi ini umumnya akan membaik dalam kurun waktu satu minggu.[4]

Namun ada hal lain yang perlu diwaspadai ketika demam disertai dengan ruam halus yang timbul di sekujur tubuh. Ruam-ruam tersebut disebabkan oleh penyakit demam berdarah yang dikhawatirkan dapat memperburuk kondisi penderita amandel. Gejala ini menjadi lebih sulit untuk ditangani dan memiliki kemungkinan kembali muncul setelah penggunaan antibiotik dihentikan.[5]

2. Sulit menelan makanan

Dalam sebuah penelitian dikatakan jika penderita amandel menunjukkan pergerakan yang tidak normal pada otot infrahyoid. Yaitu kelompok otot yang berfungsi menggerakan tulang di belakang lidah dan laring saat berbicara dan menelan makanan.[6]

Hiperaktifitas otot infrahyoit disebabkan karena adanya penumpukan makanan yang menjadi sumber infeksi amandel.[6] Penyempitan yang terjadi pada kerongkongan menyebabkan tidak ada cukup ruang untuk menelan makanan. Sehingga akan muncul rasa sakit saat otot-otot leher diregangkan dengan paksa sebagai jalur masuk makanan.[7]

3. Aroma tidak sedap pada nafas

Bau nafas yang tidak sedap menjadi tanda selanjutnya yang mengindikasikan kambuhnya amandel. Pada amandel terdapat kantung yang berfungsi untuk mengumpulkan makanan dan lendir. Bagian kantung amandel ini memiliki kadar oksigen yang sangat rendah sehingga rentan terhadap bakteri yang dapat berkembang tanpa oksigen.[8]

Panumpukan bakteri ini yang menjadi penyebab timbulnya aroma tidak sedap pada nafas dan pada kondisi amandel kronis dapat menyebabkan batu amandel.[8]

4. Bintik dan warna merah pada amandel

Kelenjar kecil di bagian belakang kerongkogan atau amandel akan menunjukkan perubahan yang dapat dilihat langsung dengan mata telanjang. Perubahan yang menunjukkan adanya infeksi tersebut dapat berupa titik-titk putih pada bagian belakang tenggorokan dan amandel yang tampak memerah dan bengkak.[9]

5. Pembengkakan pada bagian tenggorokan

Infeksi yang terjadi pada amandel menyebabkan kelenjar pada tenggorokan membesar dan mengencang. Pada kondisi ini pembengkakan yang terjadi bukan merupakan suatu penyakit, melainkan salah satu bentuk pertahanan tubuh dalam melawan virus yang mencoba menyebabkan infeksi.[10]

Hanya saja, pembengkakan yang terjadi selama proses pertahanan tubuh ini mungkin akan menyebabkan peneritanya merasakan sakit saat menggerakan otot leher dan sedikit kesulitan jika bernapas melalui mulut.[10]

Kelenjar getah bening mengambil peran dalam menangkap dan menghancurkan kuman yang masuk melalui tenggorokan. Pada proses itu lah pembengkakan akan terjadi. Benjolan akibat pembengkakan ini dapat dirasakan secara langsung pada bagian bawah rahang dan kedua sisi leher.[9]

6. Perubahan suara menjadi lebih serak

Gejala amandel selanjutnya juga berdampak pada perubahan pita suara. Perubahan suara menjadi lebih serak dan berat menjadi tanda bahwa ada masalah yang sedang terjadi pada tenggorokan. Suara dihasilkan melalui getaran pita suara pada otot yang terdapat pada laring.[11]

Infeksi penyebab amandel menyebabkan pembengkakan yang mempengaruhi pergerakan laring. Gejala perubahan suara pada penderita amandel biasanya dibarengi dengan masalah saat menelan makanan, benjolan pada leher dan rasa sakit saat berbicara atau menelan makanan.[11]

7. Hilang selera makan

Kehilangan selera makan sebagai salah satu gejala amandel merupakan dampak dari kondisi tubuh yang tidak sepernuhnya prima. Demam, nyeri pada saat menelan makanan, dan pembengkakan di bagian tenggorokan menjadi penyebab hilangnya selera makan.[1]

Hilang selera makan pada dasarnya adalah gejala yang umum terjadi pada semua jenis penyakit. Hanya saja, pada kondisi amandel gejala ini menjadi lebih dominan karena infeksi yang menyerang tubuh berhubungan langsung dengan jalan lewat makanan.[1]

Amandel memiliki tiga jenis tingkat keparahan, yaitu amandel akut, amandel berulang dan amandel kronis. Pada amandel akut peradangan yang teradi akibat bakteri sangat umum terjadi pada usia dewasa muda dan tidak memerlukan perawatan intensif di rumah sakit untuk pengobatannya karena umunya hanya akan berlangsung selama beberapa hari.[2]

Sedangkan amandel berulang merupakan radang yang terjadi beberapa kali secara rutin dalam setahun. Kemudian yang terkahir adalah amandel kronis. Kondisi ini merupakan keadaan paling parah yang dialami penderita amandel. Amandel kronis dapat berlangsung dalam jangka waktu yang cukup panjang dan dapat menyebabkan batu amandel.[3]

Gejala kambuhnya amandel bisa terjadi dalam bentuk yang berbeda pada setiap orang. Hal ini dapat dipengaruhi oleh usia dan tingkat paparan kuman yang diterima tubuh. Bagi anak-anak dan orang dewasa yang lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah dan berkumpul dengan banyak orang, maka tingkat paparan virus yang diterima tubuh juga akan semakin banyak.[1]

Amandel kronis memiliki kemugkinan dampak yang lebih buruk karena infeksi yang bertahan cukup lama di dalam tubuh. Sehingga penting untuk selalu awas dan memperhatikan setiap perubahan kesehatan yang terjadi setiap harinya, serta selalu konsultasikan dengan dokter setiap keluhan yang dirasakan tubuh guna mendapat tindakan yang terbaik.[1]

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment