6 Cara Mencegah Kolera

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Kolera adalah infeksi diare akut yang disebabkan oleh mengkonsumsi makanan atau air yang terkontaminasi bakteri Vibrio cholerae. Makanan atau air tersebut bisa ditemui pada pasokan air kota, es yang dibuat dari pasokan air kota, makanan atau minuman yang dijual oleh pedagang kaki lima, sayuran yang ditanam dengan air yang mengandung kotoran manusia, dan ikan dan makanan laut mentah atau setengah matang yang ditangkap di perairan yang tercemar limbah[1].

Ketika seseorang mengkonsumsi makanan atau air yang terkontaminasi, bakteri tersebut akan melepaskan racun di usus sehingga menyebabkan diare parah[2]. Gejala umum kolera berupa diare berair akut. Gejala tersebut akan muncul antara 12 jam hingga 5 hari setelah seseorang terinfeksi bakteri Vibrio cholerae[3]

Diare biasanya sangat cair dan terkadang tampak keruh pucat menyerupai air bilasan beras. Racun akan mendorong seluruh isi dalam usus sehingga diare bisa sangat banyak. Gejala lainnya yaitu mual dan muntah serta dehidrasi[3].

Diare akan mengeluarkan banyak cairan tubuh sehingga tubuh mengalami dehidrasi dan kekurangan elektrolit. Dehidrasi akan menimbulkan gejala lainnya seperti kehausan, mulut kering, detak jantung melemah atau semakin cepat, kram otot, kelelahan, dan pusing [3].

Agar terhindar dari penyakit kolera, tentunya ada beberapa tindakan pencegahan yang bisa dilakukan, yaitu:

1. Sering cuci tangan dengan sabun dan air bersih

Mencuci tangan merupakan salah satu cara untuk mencegah infeksi bakteri. Bakteri dapat menempel pada tangan sehingga dapat menyebar pada anggota tubuh lainnya. Sebaiknya cuci tangan dilakukan secara rutin dengan menggunakan sabun dan air bersih[4].

Cuci tangan bisa diterapkan pada beberapa kondisi seperti sebelum, selama, dan sesudah menyiapkan makanan, setelah menggunakan toilet, setelah membersihkan pantat bayi, dan sebelum atau setelah merawat orang yang menderita kolera [4].

Beberapa step cuci tangan yang benar yaitu:

  • Membasahi tangan dengan air bersih, terutama air mengalir
  • Oleskan sabun pada tangan dan gosok jari, kuku, telapak, dan punggung tangan
  • Gosokkan tangan minimal 20 detik
  • Bilas tangan di bawah air mengalir
  • Keringkan tangan dengan menggunakan handuk bersih [4].

2. Pastikan air yang digunakan tidak terkontaminasi

Air yang digunakan untuk minum, gosok gigi, memasak makanan, dan dibuat es harus dipastikan tidak terkontaminasi bakteri V. cholerae. Air yang dirasa cukup aman digunakan adalah air kemasan atau air yang dibeli dari sumber yang telah dipastikan  aman. Apabila hal tersebut tidak memungkinkan, maka bisa menggunakan air yang telah direbus, diklorinasi, atau disaring dengan cara yang benar[4].

Air rebusan merupakan salah satu air yang cukup aman untuk digunakan. Klorinasi air bisa dilakukan dengan mencampurkan produk klorin dalam bentuk butiran atau tablet pada air. Selain itu, simpan air dalam wadah bersih dan tertutup untuk mencegah kontaminasi [4].

3. Buat fasilitas sanitasi yang layak

Fasilitas sanitasi yang layak seperti toilet dan jamban berguna untuk meningkatkan kesehatan. Hal ini karena apabila fasilitas sanitasi layak maka kemungkinan pengelolaan dan pembuangan limbah kotoran manusia juga tepat. Pembuangan limbah kotoran manusia yang tidak tepat dapat berisiko menimbulkan kontaminasi pada sumber air[4].

Apabila sumber air terkontaminasi bakteri terutama bakteri V. cholerae tentu akan berisiko menyebabkan kolera bagi orang yang menggunakan air tersebut. Jamban juga harus dikuras apabila sudah penuh. Selain itu, sebaiknya cuci tangan dengan sabun dan air bersih setelah buang air besar [4].

4. Masak makanan hingga matang

Saat memasak, sebaiknya bahan makanan dimasak hingga matang untuk mencegah adanya bakteri yang masih aktif. Bahan makanan seperti kerang, kepiting, dan udang harus dimasak sampai benar-benar panas dan matang[4].

Makanan mentah atau setengah matang dimungkinkan masih ada bakteri yang belum benar-benar mati sehingga kemungkinan bisa menyebabkan penyakit kolera.  Selain itu, sebelum dimasak cuci bahan makanan dengan air mengalir hingga bersih untuk membuang kotoran yang menempel [4], [5].

5. Menjaga kebersihan alat masak dan alat makan minum

Menjaga kebersihan alat masak dan makan merupakan salah satu cara untuk mencegah kolera. Makanan sangat mudah terkontaminasi oleh permukaan apapun salah satunya alat masak dan alat makan. Sisa makanan, remah, atau noda merupakan tempat yang potensial untuk tumbuhnya bakteri. Oleh karena itu, sebaiknya alat masak dan makan yang kotor harus segera dicuci[5].

Cuci alat-alat tersebut menggunakan sabun cuci piring dan air bersih yang mengalir. Kain yang digunakan untuk mengeringkan alat-alat tersebut sebaiknya diganti setiap hari. Selain itu, sebaiknya tidak menggunakan alat makan bergantian dengan penderita kolera atau orang yang belum dikenal untuk mencegah risiko terkena kolera [5].

6. Menjalankan program ‘wash it, cook it, boil it, peel it, or leave it’

Kebiasaan sehari-hari menyumbang besar dalam upaya pencegahan kolera. Menjalankan program ‘wash it, cook it, boil it, peel it, or leave it’ sangat bisa diterapkan di rumah. Mencuci pakaian, alat makan, alat masak, dan barang-barang lainnya untuk menjaga kebersihan sehingga diharapkan bisa penularan kolera. Bahan makanan juga harus dicuci hingga bersih sebelum dimasak[6].

Makanan sebaiknya dimasak hingga matang dan sebisa mungkin menghindari mengkonsumsi makanan mentah dan setengah matang. Air yang akan digunakan sebagai air minum mungkin juga bisa direbus hingga mendidih untuk menghindari kontaminasi bakteri. Buah-buahan yang akan dikonsumsi sebaiknya dikupas dan dicuci sebelum dimakan. Apabila terdapat makanan atau air yang kebersihannya tidak terjamin sebaiknya tidak dikonsumsi atau digunakan untuk kebutuhan sehari-hari [6].

Dehidrasi parah merupakan risiko terbesar yang ditimbulkan oleh kolera. Diare cair dan muntah yang parah akan mengeluarkan cairan dan elektrolit tubuh. Jika cairan dan elektrolit tersebut tidak segera diganti, maka bisa membahayakan tubuh[3].

Komplikasi yang ditimbulkan akibat dehidrasi parah yaitu gula darah rendah, demam dan kedinginan, perubahan pola pernapasan, kondisi mental berubah, kulit yang dicubit tidak langsung kembali seperti semula, gagal ginjal, penurunan kesadaran, koma, dan kematian [3].

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment