Masker atau Face Shield, Mana yang Lebih Baik?

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Hadian Widyatmojo, SpPK
Sering pemberlakukan kegiatan normal baru (new normal) atau pada istilah lain adalah adaptasi kebiasaan baru (AKB), maka penggunaan penutup wajah berupa masker ataupun face shield sebagai pencegah terjadinya... penularan covid-19 menjadi sebuah kewajiban sesuai protokol kesehatan yang diberlakukan pemerintah. Namun sebaik apa proteksi yang diberikan oleh masker atau face shield, ini perlu dikaji lebih dalam oleh para ahli. Face shield atau penutup wajah, umumya menutup mulai dari kepala hingga dagu dari sisi depan, namun tidak menutup bagian bawahnya sehingga potensi adanya penularan tentu tidak 100 persen. Pada beberapa penelitian menunjukkan masih adanya celah pada bagian bawah yang terekspos tadi menyebabkan potensi masuknya kuman yang penularannya lewat aerosol (kuman yang terbawa udara). Namun begitu, WHO mengonfirmasi sampai saat ini COVID-19 ditularkan lewat droplet dan tidak aerosol. Penggunaan masker tentu lebih banyak dibandingkan dengan face shield oleh karena masker terutama berbahan kain saat ini lebih ekonomis dan termasuk yang direkomendasikan oleh pemerintah. Terkait dengan efektifitas masker sendiri sebenarnya bergantung pada bahannya. Pada masker berbahan kain tentu tidak seefektif masker bedah atau N95 yang digunakan tenaga medis, namun dinilai cukup untuk mencegah penularan dari orang ke orang sampai 70%. Memilih masker atau face shield yang sesuai tentu menjadi penting untuk saat ini. kita perlu perhatikan bagaimana kondisi lingkungan tempat kita beraktifitas, apabila kita beraktifitas pada bidang yang banyak bertemu dengan orang lain terlebih jika didalam gedung, maka masker bisa menjadi pilihan yang baik. Bahkan jika diperlukan, penggunaan masker dan faceshield bisa secara bersamaan, misalnya pada tenaga medis yang bertugas pada pengambilan sampel hapus tenggorok yang berisiko terkena percikan sekaligus aerosol. Read more

Menjelang pemberlakuan new normal, dimana aktivitas luar rumah dan di tempat umum sudah bisa kembali berjalan, penggunaan masker menjadi kewajiban bagi semua orang. Setelah ramainya masker kain, sekarang alat pengaman lain yang disebut face shield juga mulai banyak dipakai orang.

Face shield adalah lapisan yang terbuat dari plastik bening yang dipasang di kening seperti ikat kepala. Pelindung wajah ini menutupi seluruh wajah dan biasanya panjangnya hingga dibawah dagu. Face shield bisa menahan droplet keluar maupun masuk.

Lalu, adakah kekurangan dan kelebihan dari penggunaan masing-masing pelindung wajah ini?

Tingkat Perlindungan Masker vs Face Shield Dari Covid-19

Face Shield

face shield
Face Shield

Alat pelindung yang satu ini sudah umum digunakan di rumah sakit saat ini. Tenaga kesehatan yang melakukan kontak dengan pasien yang tidak menggunakan masker wajib menggunakan face shield sebagai tambahan masker yang dipakainya untuk memberikan perlindungan maksimal.

Namun, face shield tidak 100% sempurna melindungi. Sebuah penelitian yang melibatkan simulator batuk menemukan bahwa sekitar 4% partikel yang terjadi karena batuk bisa lewat dibawah face shield dan terhirup penggunanya. Bila aerosol dari batuk menyebar ke sekitar ruangan, maka partikel yang bisa terhirup naik menjadi 23%. [1, 2, 3]

Karena kurangnya bagian tertutup di sekitar wajah yang bisa melindungi pernafasan, face shield sebaiknya tidak digunakan sebagai alat perlindungan tanpa tambahan dan sebaiknya dipakai bersama dengan masker bila berada di lingkungan dengan risiko penularan yang tinggi.

Face shield bisa jadi lebih efektif sebagai perlindungan diri dibandingkan hanya menggunakan masker saja karena penggunanya akan lebih sedikit menyentuh wajah.

Tenaga kesehatan menggunakan masker bedah atau N95 dibalik face shield, namun ini tidak terlalu dibutuhkan oleh orang-orang secara umm. Dokter dan perawat hampir setiap hari berhubungan dengan prosedur yang bersifat invasif dimana aerosol terjadi di udara. Di lingkungan luar rumah sakit, orang tidak akan mengalami masalah ini.

Namun, bila face shield digunakan bersamaan dengan masker kain, maka perlindungannya akan setara dengan masker bedah. [1]

Masker

masker
Masker Mulut

CDC dan WHO sudah menyarankan penggunaan masker mulut berbahan kain oleh semua orang secara umum sejak awal pandemi. Masker N95 masih dianggap sebagai yang terbaik untuk pencegahan penularan karena memberikan penutup yang ketat di sekeliling hidung dan mulut, serta bisa menyaring sebagian besar partikel di udara (termasuk penyebab Covid-19).

Masker N95 lebih efektif dibanding jenis masker lain, termasuk masker bedah, namun hingga saat ini masih direkomendasikan hanya untuk tenaga kesehatan. Peringkat keefektifan perlindungan masker terhadap Covid-19 adalah N95, diikuti masker bedah, kemudian masker kain.

Sebuah jurnal yang diterbitkan oleh The National Academy of Sciences, Engineering, and Medicine di awal April menemukan bahwa masker kain bisa menangkap sebagian besar droplet, namun tidak ada bukti bahwa ia juga mampu menyaring SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19. [1, 3]

Bagaimanapun, masker kain yang bisa dibuat sendiri di rumah lebih baik daripada tidak menggunakan masker samasekali. Namun, pilih bahan masker yang cukup tebal dan bukan hanya sekedar untuk menutupi hidung dan mulut.

Keuntungan Penggunaan Face Shield vs Masker

Face shield menawarkan sejumlah keuntungan, termasuk:

  • Bisa digunakan berulang-ulang dan mudah dibersihkan menggunakan sabun dan air atau semprotan disinfektan
  • Nyaman dipakai
  • Melindungi wajah dan pernafasan dari masuknya virus
  • Mencegah pemakainya dari menyentuh wajah
  • Membuat orang ingat untuk menjaga jarak (karena ukuran dan bentuknya)
  • Memungkinkan lawan bicara untuk tetap bisa melihat ekspresi wajah dan gerakan bibir terutama untuk mereka yang tunarungu
  • Tidak perlu dilepas bila perlu bicara lebih jelas

Sementara masker memberikan keuntungan berikut:

  • Menutupi sekeliling mulut dan hidung dengan lebih baik dan ketat sehingga bisa melindungi saluran nafas dari infeksi dengan lebih baik
  • Masker kain bisa digunakan berulang dan mudah dicuci
  • Mudah dibawa, sehingga bisa menyiapkan cadangan masker di tas saat bepergian untuk dipakai bergantian bila yang satu sudah kotor

Anjuran Penggunaan Face Shield yang Baik

Hingga saat ini, masker masih tetap menjadi alat perlindungan diri utama yang wajib digunakan semua orang saat berada di luar rumah. Face shield belum secara resmi disarankan atau umum dipakai di ruang publik.

Namun, bila penggunaan masker pada beberapa situasi dianggap kurang praktis, maka face shield bisa dipakai. Yang harus dicatat, face shield harus dipakai dengan benar sehingga menutupi seluruh wajah, mulai dari kening hingga ke bawah dagu, dan menutup bagian samping.

Kelompok yang boleh menggunakan face shield:

  • Anak-anak usia dua belas tahun ke bawah, yang mungkin kesulitan memakai masker dan menjaganya tetap terpasang dengan benar di wajah dalam waktu yang lama
  • Orang dengan kondisi kesehatan tertentu yang bisa mengalami kesulitan bernafas atau kesulitan medis lainnya bila menggunakan masker dalam waktu yang lama
  • Orang yang berbicara di dalam kelompok atau di ruangan kelas atau perkuliahan, dimana mereka cenderung berada di titik yang sama saat berbicara dan bisa menjaga jarak dari orang-orang sekelilingnya

Pada situasi tertentu,face shield bisa digunakan bersamaan dengan masker untuk memberikan perlindungan ekstra. Menggunakan shield bisa membantu melindungi mata dari droplet yang mungkin mengandung partikel virus, dan bisa mencegah masker menjadi basah terkena air dari luar. Face shield juga bisa mencegah orang terus menerus membuka-tutup atau memperbaiki posisi maskernya yang bisa menyebabkan kotoran masuk ke balik masker.

Masker tidak direkomendasikan untuk anak-anak usia dibawah dua tahun untuk alasan keamanan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment