10 Cara Mengajarkan Anak Bersosialisasi yang Bisa Dilakukan Orang Tua

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Setiap anak memiliki cara pandang yang berbeda. Dalam lingkup sosial, bisa saja ditemukan anak yang selalu aktif, mudah bergaul ketika berada di tengah keramaian dan selalu menyapa anak-anak yang seumuran dengan mereka. Jika terlahir sebagai ekstrovert, bersosialisasi merupakan hal yang mudah bagi mereka.

Di sisi lain, ada anak yang terlahir dengan sifat yang pemalu. Di tengah keramaian, mereka tidak berani untuk saling sapa bahkan dengan anak-anak seumurannya.

Terkadang mereka sulit untuk mengutarakan keinginan mereka kepada orang lain. Padahal, bisa saja anak yang terlihat pendiam di sekolah atau tempat umum tidak bisa berhenti berbicara dan aktif saat di rumah.

Sebenarnya bukan sesuatu hal yang tidak wajar rasa malu yang dirasakan anak kecil pada saat menginjak tahun masuk sekolah. Di usia begitu anak-anak akan menghadapi hal baru, yang belum pernah ketahui dan belum nyaman bagi mereka[1].

Sehingga peran orang tua dalam membangun karakter anak menjadi individu yang ceria dan aktif sangat dibutuhkan. Beberapa cara di bawah ini mungkin dapat diaplikasikan agar anak tampil lebih percaya diri dan mudah bersosialisasi.

  • Ajak Berbicara dengan Bermain Peran

Untuk memberanikan anak berkomunikasi, arahkan dengan menggunakan boneka atau diri anda sendiri sebagai orang tua dalam sebuah peran. Buat anak berimajinasi seolah-olah anda atau boneka tersebut menyapanya di depan kelas. [2]

Biarkan anak tersebut memberikan interaksi. Setelah itu, peran dapat diganti dimana anda atau boneka tersebut sebagai anak yang pemalu dan biarkan sang anak menolong seperti seseorang yang bijak dan dewasa. [2]

  • Saling Berbagi Rasa Malu

Anda sebagai orang tua kadangkala memiliki rasa malu. Misal pernah merasa gugup saat perkenalan pertama kali di depan kelas, merasa tidak percaya diri saat melakukan persentasi, atau merasa deg-degan ketika bertemu teman seumuran. [3]

Anda bisa menceritakan hal malu yang pernah dialami kepada sang anak. Hal itu kemudian dapat membuat anak berpikir bukan hanya dia saja yang merasakan malu. [4]

  • Dengarkan Anak Bercerita

Setelah Anda bercerita tentang rasa malu, biarkan anak bercerita kepada tentang sesuatu hal. Beberapa topik untuk anak ceritakan mungkin bisa diberikan sebagai opsi atau biarkan dirinya memilih sendiri. [5]

Setelah anda mendengarkannya bercerita, tanyakan kepada sang anak kira-kira siapa saja yang membutuhkan informasi sama dari dirinya. Selanjutnya, anda dapat meminta bantuan kerabat lain untuk mendengarkan anak bercerita hal yang sama. [5]

  • Biarkan Anak Memiliki Keterampilan Mendengar

Keterampilan mendengar seorang anak akan memberikan mereka peluang untuk mengerti setiap isi kehidupan. Untuk itu, coba latih anak untuk memiliki keterampilan dalam mendengarkan sesuatu. Misal ceritakan sebuah topik lalu perintahkan anak untuk menggambarkan hasil yang dia dapat dari mendengar. [5]

Cara lain juga ketika disuatu perkumpulan, misalnya pada saat semua anggota keluarga berada di ruangan yang sama. Biarkan anggota keluarga lain bercerita mengenai kesehariannya atau topik lain. [5]

Kemudian, biarkan anak untuk bertanya atau memberikan komentar terkait apa yang dia dengar. Atau mungkin perintahkan anak tersebut untuk memberikan respon. [5]

  • Ajari Anak Memiliki Rasa Empati dari Rumah

Di dalam rumah, bisa saja terjadi pertengkaran antar saudara. Misalnya dalam memperebutkan permainan. Setiap anak mungkin akan melontarkan kata-kata yang kasar dan saling memarahi untuk meluapkan emosi mereka. Ketika itu terjadi, sebagai orang tua mungkin dapat memberikan respon yang tajam kepada mereka agar berhenti bertengkar. [5]

Setelah emosi keduanya mendingin, anda dapat memberikan arahan kepada mereka untuk saling berhadapan dengan memberikan pertanyaan kolaboratif. Misalnya, tentang bagaimana perasaan mereka atau tanya kepada mereka untuk mendefinisikan ekspresi apa yang terjadi terhadap satu sama lain. [5]

  • Bantu Anak Mempersiapkan Diri

Segala aktifitas yang akan dilakukan anak sebaiknya dibantu untuk mempersiapkan diri. Terlebih lagi untuk menghadapi dunia luar yang akan bertemu banyak orang. [6]

Ketika pergi ke acara ulang tahun, beritahu kepada anak tentang acara, rencana apa saja yang akan dilakukan, dan siapa saja yang akan datang ke pesta tersebut. Adanya persiapan mungkin akan membantu anak untuk menghadapi keadaan yang kurang nyaman baginya. [6]

  • Jangan Labeli Anak dengan Sebutan yang Buruk

Setiap anak memiliki karakter yang berbeda. Ada anak yang tidak bisa diam ketika melihat permainan, ada anak yang penurut. Di sisi lain, ada anak yang tak bisa diatur dan sedikit pemarah. Apapun itu, jangan sekali-kali melabeli mereka dengan sesuatu yang buruk. [1]

Misalnya seorang anak yang susah bersosialisasi selalu dipandang sebagai anak yang pemalu. Seorang anak mungkin akan mensuggesti dirinya sesuai dengan apa panggilannya dan bisa saja merasa mungkin ada kesalahan pada dirinya. [1]

  • Bantu Anak Membentuk Hubungan Pertemanan

Tidak semua anak bisa langsung menerima kehadiran orang baru di lingkungan sekitarnya. Untuk anak yang akan memulai masa sekolahnya, berteman bisa menjadi sebuah tantangan besar bagi mereka. Dalam hal ini, orang tua dapat turut ikut serta dalam membantunya membentuk pertemanan. [3]

Mulai dari mengenalkan sang anak kepada teman seusianya dan tangkap reaksi apa yang dia perlihatkan. Jika dia merasa nyaman kepada orang baru atau teman yang ada di sekitarnya, mungkin bisa bantu dia untuk mengenalkan teman seusianya yang lain. [3]

  • Perkenalkan Cara Mendeteksi Nada Suara

Anak bisa diajarkan untuk mengenali intonasi suara ketika dihadapkan dengan beberapa situasi yang sesuai dengan bahasa tubuh. Anda bisa saja menunjukkan rasa kagum terhadap sesuatu. [5]

Namun, anak bisa saja salah mengartikan ekspresi Anda karena Anda memuji dengan nada yang salah. Perlahan ajarkan anak untuk mengenali intonasi suara dan bahasa tubuh yang saling berkorelasi. [5]

  • Tanyakan Permasalahan yang Terjadi

Orang tua bisa saja merasa terkejut mendengarkan laporan dari guru tentang sang anak yang sangat susah untuk bersosialisasi dengan teman sebayanya. Bagaimana tidak terkejut ketika anak terlihat sangat aktif dan tidak bisa diam saat dirumah mendapatkan informasi yang berbeda dari sang guru. [6]

Jika sudah begitu, lakukan pendekatan kepada anak. Tanyakan pertanyaan eksplorasi tentang masalah mereka. Selanjutnya, orang tua dapat membantu anak untuk mengatasi permasalahan yang terjadi. [6]

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment