Mengapa Orang Bunuh Diri, Simak Gejala – Pencegahannya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Bunuh diri dapat mencakup perilaku bunuh diri dan ide bunuh diri. Perilaku bunuh diri berkaitan dengan seseorang yang melakukan sesuatu untuk mengakhiri hidupnya, dan ide bunuh diri ada ketika seseorang... bicara mengenai mengakhiri hidupnya. Jika Anda mengetahui seseorang yang melakukan salah satu dari kedua hal tersebut, segeralah mencari bantuan atau menyarankan untuk berkonsultasi kepada dokter. Seseorang tidak selalu menampakkan apa yang ia rasakan, sehingga tidak selalu mudah untuk mengindentifikasi orang dengan ide bunuh diri. Namun ada beberapa tanda yang dapat menjadi rambu-rambu, misalnya orang yang mengatakan bahwa ia merasa tidak ada harapan, tidak ada alasan untuk hidup, membuat surat wasiat, mencari alat yang dapat melukai seperti senjata api, menghindari interaksi sosial. Jika Anda mencurigai hal ini, komunikasikanlah kecemasan Anda. Ajaklah bicara tanpa menghakimi dan siap mendengarkan. Pastikan Anda tidak mengecilkan masalah mereka atau membuat mereka merasa bersalah atau malu untuk membuat mereka mengubah pikiran. Dengarkan dan berikan dukungan untuk mencari bantuan kepada tenaga profesional. Ingatlah bahwa perilaku dan ide bunuh diri adalah sebuah gangguan kejiwaan sehingga membutuhkan tenaga profesional yang ahli di bidangnya. Read more

Bunuh diri merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang rumit dan tragis. Banyak orang telah meninggal karena bunuh diri, bahkan jumlahnya yang tinggi mengakibatkan bunuh diri masuk dalam jajaran atas penyebab utama kematian dengan penyebab lain [1].

Bunuh diri ini diketahui dapat dicegah jika tanda tanda atau gejala untuk bunuh diri diketahui lebih awal. Identifikasi gejala bunuh diri secara dini merupakan hal yang dapat membantu menyelamatkan nyawa seseorang [1].

Gejala Orang Ingin Bunuh Diri

Adapun gejala orang ingin bunuh diri dapat terlihat dari perilakunya seperti [1]:

  • Pernah mengatakan ingin mati atau ingin bunuh diri
  • Pernah memberitahu orang jika sedang merasa hampa, putus asa, atau tidak punya alasan untuk hidup
  • Membuat atau mencari cara untuk bunuh diri
  • Pernah mengatakan memiliki rasa bersalah atau malu yang besar
  • Pernah mengatakan sedang merasa tidak ada solusi atas permasalahan hidupnya
  • Mengatakan tidak sanggup lagi menghadapi rasa sakit (fisik atau psikis)
  • Mengatakan tidak ingin jadi beban bagi orang lain
  • Mengonsumsi alkohol atau obat-obatan lebih sering
  • Menunjukkan tingkah laku selalu cemas atau gelisah
  • Menyendiri dan menarik diri dari keluarga dan teman
  • Kebiasaan makan dan / atau tidur menjadi berubah
  • Marah secara berlebihan dan mengatakan ingin balas dendam
  • Sering bertindak tidak hati hati dan berisiko menimbulkan kematian
  • Suasana hati cenderung berubah ubah dengan cepat
  • Membagikan barang barang penting atau kesukaan pada orang lain
  • Bertingkah atau berbicara seakan akan sedang berpamitan
  • Menyelesaikan semua urusan
  • Membuat surat wasiat

Kemungkinan Penyebab Bunuh Diri

Penyebab bunuh diri mungkin dapat terjadi karena banyak hal, seperti perasaan tidak dapat mengatasi situasi kehidupan yang terasa sangat membebani.

Ketika itu terjadi, seseorang mungkin akan menemukan satu satunya solusi yaitu bunuh diri. Pemikiran ini pun mungkin dapat berkembang, di mana di tengah krisis seseorang mungkin yakin bunuh diri adalah satu-satunya jalan keluar [2].

Selain itu, hubungan genetik dengan bunuh diri juga mungkin menjadi sebab seseorang bunuh diri. Orang akan cenderung mencoba bunuh diri jika memiliki riwayat bunuh diri dalam keluarganya [2].

Faktor Risiko Bunuh Diri

Berikut ini merupakan beberapa faktor risiko dari bunuh diri secara umum [2]:

  • Laki laki lebih berisiko daripada perempuan
  • Pengalaman percobaan bunuh diri sebelumnya
  • Adanya rasa putus asa, tidak berharga, gelisah, terisolasi secara sosial atau kesepian
  • Mengalami peristiwa menyedihkan seperti kehilangan orang yang dicintai
  • Memiliki masalah penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan terlarang
  • Memiliki akses pada benda berbahaya seperti senjata
  • Mengalami gangguan kejiwaan yang mendasari, seperti depresi berat, gangguan stres pascatrauma, atau gangguan bipolar
  • Memiliki riwayat keluarga bunuh diri
  • Memiliki penyakit kronis atau penyakit mematikan
  • Telah membunuh orang lain, dan kemudian memutuskan untuk bunuh diri

Bunuh diri diketahui dapat terjadi juga pada anak anak atau remaja bahkan karena alasan yang seringkali dianggap kecil dan sederhana bagi orang dewasa. Adapun anak anak atau remaja dapat melakukan bunuh diri jika memiliki faktor risiko sebagai berikut [2]:

  • Memiliki gangguan kejiwaan, termasuk depresi
  • Mengalami konflik dengan teman dekat atau anggota keluarga
  • Mengalami kehilangan teman dekat atau anggota keluarga
  • Mengalami pelecehan fisik atau seksual
  • Kecanduan alkohol atau obat-obatan
  • Hamil atau mengalami infeksi menular seksual
  • Menjadi korban bullying
  • Mengalami ketidakyakinan tentang orientasi seksual
  • Mengetahui teman yang meninggal karena bunuh diri

Hubungan Bunuh Diri Dengan Kesehatan Mental

Kesehatan mental seperti depresi berat memiliki hubungan yang erat dengan bunuh diri. Mengingat, salah satu penyebab dan faktor risiko bunuh diri adalah memiliki masalah kesehatan mental seperti depresi [3].

Selain itu, masalah kesehatan mental ini juga termasuk dalam faktor risiko primer bunuh diri bersama dengan kondisi medis dan upaya bunuh diri sebelumnya. Perlu diketahui bahwa, risiko bunuh diri paling tinggi dapat terjadi ketika adanya faktor risiko primer [3].

Meskipun demikian, perlu diketahui juga bahwa hubungan antara bunuh diri dan kesehatan mental yang merupakan faktor risiko primer ini hanya bersifat prediksi statistik. Tidak semua orang yang mengalami masalah kesehatan mental seperti depresi berat akan melakukan bunuh diri [3].

Prediksi terjadinya kasus bunuh diri melalui hubungan dan identifikasi faktor risiko ini dapat menjadi alat yang berharga bagi dokter dan orang orang sekitar dalam memperkirakan risiko bunuh diri [3].

Apakah Jika Sesorang Berpikiran Bunuh Diri Akan Melakukannya ?

Pemikiran bunuh diri kemungkinan ada yang secara aktif namun ada juga yang secara pasif. Seseorang yang memiliki anggota keluarga yang bunuh diri sebelumnya, diketahui lebih mungkin memiliki pikiran dan bahkan mencoba melakukan bunuh diri [4].

Namun, ada juga orang yang memiliki pemikiran atau ide bunuh diri pasif. Ide bunuh diri pasif ini ditujukan pada orang yang menginginkan kematian tetapi tidak memiliki rencana untuk bunuh diri [4].

Ide bunuh diri yang bersifat pasif ini tidak berarti tidak berbahaya karena dapat berpotensi membuat seseorang lebih cenderung membahayakan diri sendiri. Mengingat, keinginan bunuh diri yang pasif dan aktif memiliki batasan yang kabur. Artinya, keinginan bunuh diri pasif juga dapat menjadi aktif pada waktu atau kondisi tertentu [4].

Jika keinginan bunuh diri pasif berubah menjadi aktif, maka seseorang kemungkinan akan lebih cenderung mencoba untuk melakukan bunuh diri. Transisi pasif menjadi aktif ini dapat terlihat pada munculnya perilaku seperti [4]:

  • Membagikan harta benda
  • Membereskan urusan
  • Mengucapkan selamat tinggal kepada orang yang dicintai

Sejauh ini, tidak ada yang bisa memprediksi dengan 100 persen kepastian apakah seseorang akan atau tidak akan bunuh diri. Bahkan profesional medis yang terlatih pun tidak selalu dapat memprediksi dengan tepat siapa yang akan benar benar bunuh diri. Oleh karena itu, pikiran untuk bunuh diri harus benar benar ditangani dengan serius [4].

Pencegahan Bunuh Diri

Berikut ini merupakan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu mencegah diri seseorang dari keinginan bunuh diri [2]:

  • Melakukan Pemeriksaan dan Perawatan Kesehatan dengan Dokter atau Ahli Mental

Keinginan untuk bunuh diri umumnya muncul akibat adanya penyebab utama baik berupa kondisi medis maupun kesehatan mental. Untuk mencegah keinginan bunuh diri hal pertama yang dapat dilakukan yaitu dengan mengatasi penyebab utama.

Melakukan pemeriksaan dan perawatan kesehatan fisik maupun mental dengan dokter maupun ahli kesehatan mental dapat membantuk mencegah keinginan bunuh diri. Perawatan ini dapat membuat seseorang merasa lebih baik tentang hidupnya.

  • Berbagi atau Bercerita Kepada Orang Terdekat

Membicarakan perasaan ingin bunuh diri diketahui dapat membantu mencegah bunuh diri terjadi. Mengingat, hal ini akan menjadi alat untuk mendapatkan pertolongan dari orang terdekat.

Pertolongan dapat berupa dukungan untuk mengurangi risiko bunuh diri, mengingat kembali pentingnya melanjutkan hidup kembali. Mengingat, dukungan orang terdekat dapat memberikan dampak yang besar pada seseorang yang memiliki keinginan untuk bunuh diri.

Jadi, ketika diri sendiri sudah tidak mampu menghalangi atau mencegah munculnya keinginan bunuh diri. Kemungkinan dengan bercerita orang lain dapat menjadi solusi untuk memotivasi diri agar menghilangkan keinginan untuk bunuh diri. Atau, orang terdekat setidaknya dapat menemani untuk mengonsultasikan kondisi tersebut pada dokter atau ahli.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment