7 Cara Mengatasi Anak yang Temperamental untuk Orang Tua

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Setiap anak memiliki karakteristik temperamen yang berbeda[1]. Karakter pada anak tidak ada yang bisa dikatakan sama, karena kemampuan yang dimiliki anak juga berbeda-beda. Ada berbagai macam karakteristik pada anak, yang bisa dikelompokkan dalam karakter anak yang positif dan negatif. Karakter positif pada anak seperti aktif, kreatif, kolaboratif, berani, mandiri, rendah hati, selera humor[2], rasa ingin tahu yang tinggi, peduli sosial dan lain-lain.

Karakter positif pada anak disebabkan dari berbagai faktor. Faktor-faktor yang membentuk karakter pada anak yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan, baik lingkungan keluarga, sekolah, maupun lingkungan sekitarnya.

Begitu juga dengan karakter anak yang negatif, salah satu contohnya karakter anak pemarah. Temperamen buruk pada anak yang suasana hatinya sering berubah seperti mudah marah disebut temperamental[3,4]. Seorang anak yang memiliki karakter pemarah bisa disebabkan faktor genetik, atau karena pola asuh dan hubungan orangtua pada anak sejak awal ia dilahirkan.

Karakter temperamental pada anak sering dianggap hal biasa oleh sebagian orangtua. Orangtua hanya menganggap temperamental pada anak sebagai perubahan emosi biasa.

Pentingnya pola asuh anak yang positif (positive parenting) bagi pembentukan karakter baik pada anak sangat berpengaruh[5]. Padahal temperamental pada anak bisa saja menandakan adanya masalah kejiwaan yang tidak normal

Temperamental tidak boleh dianggap biasa saja. Jika dibiarkan terus menerus, temperamental akan terus terbawa hingga tua nanti. Sebagai orangtua, Anda harus bisa membantu anak menghadapi kehidupannya dengan temperamennya. Ada beberapa kiat untuk mengatasi anak yang temperamental.

1. Kenali Temperamen pada Anak

Temperamen adalah respon atau tanggapan anak dalam menghadapi berbagai hal dalam hidupnya. Temperamen inilah yang nantinya menciptakan karakteristik yang unik pada setiap anak. Sebagai orangtua, kenali karakter pada setiap anak. Cari tau apa yang ia sukai dan yang tidak ia sukai. [6]

Kenali lebih jauh karakter dalam diri anak sehingga sebagai orangtua akan mengetahui kelebihan dan kekurangan pada anak. Dengan demikian, Anda mengetahui apa penyebab dia mudah marah dan orangtua akan lebih mudah membantu anak untuk menyembuhkan dirinya dari sikap pemarah atau temperamental[6].

2. Beri Tanggapan yang Baik

Setiap anak memiliki karakter yang unik. Masing-masing anak memiliki perbedaan dalam menanggapi suatu hal[7]. Misalnya, ada anak yang memiliki karakter pemalu dan kurang percaya diri dengan dirinya.

Dalam hal ini, tanggapan orangtua diperlukan untuk membangun dan mendorong kepercayaan diri pada anak, agar anak tidak menjadi pribadi yang pemalu. Jika anak Anda memiliki karakter pemalu, sebagai orangtua berilah tanggapan yang baik mengenai karakternya. Sehingga membuat anak perlahan merubah karakternya menjadi lebih berani dan percaya diri[8].

3. Beri Pengertian pada Anak

Cara yang ketiga adalah dengan memberi pengertian pada anak. Beri pengertian pada anak, agar anak mengerti bahwa menjadi seorang yang pemarah bukanlah hal baik. Berikan penjelasan ketika anak sudah mulai tenang. Katakan pada anak, ketika sedang merasa kesal akan suatu hal, boleh marah asal tidak berlebihan dalam meluapkan emosinya hingga menyakiti diri sendiri dan orang lain[7].

4. Luangkan Waktu untuk Anak

Kadang kala orangtua terlalu sibuk dengan pekerjaannya, hingga lupa bahwa anak membutuhkan  terutama anak dalam masa transisi dari anak-remaja atau remaja-dewasa. Disitulah peran orang tua sangat dibutuhkan. Ketika anak dalam fase perkembangan, pasti ia melalui berbagai banyak hal yang dirasa berat dalam hidupnya.

Luangkan waktu Anda untuk mendengarkan cerita dan keluh kesah mereka dan berilah saran padanya dalam menghadapi permasalahan jika diperlukan. Hal ini akan membuat anak merasa tenang dan berani menghadapi permasalahan yang ada[4].

5. Ajarkan Cara Mengontrol Emosi

Pemarah adalah temperamen yang buruk. Seorang anak yang temperamental memiliki kesulitan dalam mengendalikan emosi dalam dirinya. Ajarkan anak cara mengekspresikan marahnya kearah yang positif. Ajarkan juga mengontrol emosinya agar watak pemarah yang ia miliki bisa diatasi. [9]

Cari tau apa penyebab anak menjadi kesal dan marah. Jika sudah mengetahui alasan anak menjadi mudah marah, langkah selanjutnya adalah menjauhkan anak pada hal yang berpotensi membuat dia kesal dan marah. Sehingga Anda bisa membantu anak meredakan dan mengontrol amarahnya[9].

6. Beri HukumanJjika Melanggar

Cara selanjutnya adalah dengan memberi anak hukuman yang memberi efek jera. Jika anak tetap tidak mau mengontrol emosinya, berikan ia hukuman. Misalnya, anak memiliki temperamental atau watak mudah marah ketika ia tidak diizinkan untuk bermain game. [9]

Bermain game terlalu lama memiliki dampak yang negatif. Beri ia hukuman tidak bermain game selama beberapa hari karena ia tidak berhasil mengontrol emosinya. Hal ini bisa dijadikan efek jera kepada anak, agar anak berfikir bahwa yang ia lakukan salah dan tidak mengulanginya lagi. Jika anak berhasil mnegndalikan emosinya, berilah ia apresiasi sederhana atau reward, agar anak menjadi semangat dalam merubah temperamental yang dia punya[9].

7. Jadilah Teladan bagi Anak

Sebagai orangtua yang mendidik anak, haruslah menjadi contoh yang baik baginya. Orangtua harus memberikan teladan baik dalam kehidupan sehari-hari. Sikap dan perilaku orangtua ketika menanggapi suatu hal tentu akan dijadikan contoh oleh anak. [10]

Sebagai contoh, jika ada seorang ayah yang marah hingga melemparkan barang ketika ada masalah dalam pekerjaannya dan pada saat itu perilaku sang ayah dilihat oleh anaknya. Perilaku buruk tersebut akan terus diingat oleh anak, sehingga ketika dia dalam keadaan marah tanpa sadar ia meniru atau mengadaptasi perilaku ayahnya ketika marah. Oleh karena itu, orangtua harus memiliki sikap dan perilaku baik karena akan menjadi teladan bagi anak[10].

Anak akan mudah terpengaruh oleh lingkungannya, baik itu lingkungan keluarga sekolah, maupun sekitarnya. Temperamental pada anak paling banyak disebabkan oleh lingkungan keluarga yaitu pola asuh orangtua[11].

Jika dalam mengasuh dan mendidik anak benar, maka anak akan memiliki karakter yang baik. Jangan anggap remeh temperamental anak, karena temperamental pada anak sejak dini akan terus melekat hingga ia dewasa. Bawalah ke dokter yang menangani masalah kejiwaan seperti Psikolog atau Psikiater, jika temperamental pada anak tidak bisa ditangani sendiri.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment