Bisul atau dalam bahasa medis disebut dengan furunkel, merupakan suatu benjolan yang berisi pus atau nanah. Bisul terjadi ketika folikel rambut yang terdiri dari satu rambut, akar rambut, kelenjar sebasea atau kelenjar minyak, dan jaringan di sekitarnya mengalami infeksi sehingga menyebabkan terbentuknya ruang kosong berisi nanah karena kematian jaringan kulit yang ada di dalam bisul.[1]
Umumnya, bisul terjadi karena bakteri Staphylococcus aureus. Beberapa gejala yang muncul karena adanya bisul, antara lain sebagai berikut. [1]
- Benjolan nyeri
- Berwarna kemerahan
- Terasa hangat oleh perabaan
- Dapat terlihat nanah yang berwarna kekuningan
- Terkadang menyebabkan demam dan lemah
- Biasanya terjadi pada beberapa lokasi, seperti leher, wajah, bagian belakang leher, ketiak, selangkangan, punggung, bokong, paha, dan area genital
Berikut ini merupakan beberapa hal yang dapat menjadi penyebab bisul di ketiak.
Daftar isi
1. Hidradenitis suppurativa
Hidradenitis suppurativa merupakan inflamasi kronis pada kulita yang menyerang beberapa bagian tubuh yang kaya akan kelenjar apokrin. [2] Kondisi ini mempengaruhi sekitar 1,4% populasi. Ketika seseorang mengalami bisul pada ketiak yang terjadi lebih dari lima kali, maka kemungkinan disebabkan hidradenitis suppurativa. Kondisi ini dapat menyebabkan dua bisul dalam satu bulan dengan masing-masing membutuhkan sekitar satu minggu untuk sembuh. [3]
Hidradenitis suppurativa terjadi karena interaksi faktor genetik, seperti mutasi pada subunit protein gamma-sekretase dan faktor lingkungan, seperti merokok dan obesitas. [2] Beberapa kondisi yang dapat muncul karena hidradenitis suppurativa, antara lain sebagai berikut. [4]
- Benjolan lunak yang dapat berkembang menjadi abses dermal dalam
- Benjolan sering disertai dengan sekret yang berbau
- Pembentukan dermal tunnel dan jaringan parut akibat kondisi yang memberat dan rekuren
- Melibatkan beberapa lokasi, seperti ketiak, payudaram vulva, bokong, dan sekitar anus
Berdasarkan derajatnya menurut hurley staging system, hidradenitis suppurativa diklasifikasikan sebagai berikut. [2]
- Derajat I: terbentuk abses atau kantong yang berisi nanah, baik tunggal, maupun multipel yang tidak disertai dengan saluran sinus dan sikatrisasi
- Derajat II: abses tunggal maupun multipel dengan jarak yang jauh dan berulang dengan disertai saluran sinus dan sikatrisasi
- Derajat III: adanya keterlibatan penyebaran saluran dan abses yang saling berhubungan
Jika mengalami gejala seperti gejala yang ada pada hidradenitis suppurativa, sebaiknya segera konsultasi ke dokter karena kondisi ini berkaitan dengan penyakit gastrointestinal atau pencernaan, seperti inflammatory bowel disease, yaitu penyakit radang usus kronik. Dalam kondisi hidradenitis suppurativa, dokter mungkin akan memberikan terapi obat-obatan, seperti antibiotik topikal dan pengobatan sistemik, seperti clindamycin-rifampicin, ertapenem, acitretin, dan dapsone. [2]
2. Mencukur bulu ketiak
Ketiak merupakan tempat di mana terdapat penumpukan keringat dan sel kulit mati. Kebiasaan mencukur bulu ketiak dapat meningkatkan resiko terjadinya infeksi. Hal ini disebabkan karena mencukur bulu ketiak dapat menyebabkan cedera. Cendera tersebut dapat menjadi ‘pintu’ akses bakteri masuk dan menyebabkan infeksi. [5]
3. Higienitas yang buruk
Ketiak memiliki kelenjar keringat apokrin yang menghasilkan sekret. Sekret yang dihasilkan kelenjar apokrin tersebut mengandung lemak, asam lemak dan protein. [6] Ketika higienitas buruk, maka akan menyebabkan terjadinya penumpukan sel kulit mati dan keringat yang dihasilkan oleh kelenjar apokrin. Kondisi ini mendukung terjadinya kolonisasi bakteri yang dapat menyebabkan infeksi.
4. Sistem imun yang lemah
Sistem imun yang lemah dapat menjadi salah satu faktor resiko terjadinya bisul di ketiak. [1] Pada dasarnya, ketika tubuh mengalami infeksi, maka tubuh akan menyerang patogen yang menginfeksi tersebut melalui mekanisme sistem imun atau sistem pertahanan.
Namun, ketika sistem imun tubuh lemah, maka tubuh tidak dapat melaksanakan mekanisme pertahanan terhadap patogen secara efektif. Kondisi ini dapat menyebabkan patogen menginfeksi dan menyebabkan gangguan pada tubuh, termasuk bisul di ketiak.[1]
Itulah beberapa kondisi yang dapat menjadi penyebab bisul di ketiak. Untuk mencegah bisul di ketiak, hal yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut. [5]
- Tidak berbagi peralatan personal, seperti handuk, alat cukur, dedoran, waslap, dan pakaian dalam dengan orang lain.
- Mandi secara teratur dua kali sehari, terutama setelah berkeringat.
- Tidak mencukur bulu ketiak terlalu sering.
Sedangkan apabila telah mengalami kondisi adanya bisul di ketiak, beberapa hal yang dapat dilakukan, antara lain sebagai berikut. [7][8]
- Tidak memencet bisul karena memencet bisul dapat menyebabkan infeksi menyebar dan bisul semakin parah. Selain itu, memencet bisul dapat menyebabkan bakteri dari jari atau tangan masuk melalui cedera yang ada.
- Menutup bisul dengan kassa yang bersih.
- Membersihkan area ketiak secara rutin dengan menggunakan sabun antibakteri.
- Mengompres area ketiak dengan menggunakan kompres hangan dan lembab beberapa kali dalam sehari, yaitu sekitar sepuluh hingga lima belas menit sebanyak tiga sampai empat kali dalam sehari.
- Segera berkonsultasi ke dokter.
Sembari melakukan perawatan di rumah, observasi kondisi bisul dan Ada dapat berkunjung ke dokter apabila mengalami kondisi-kondisi berikut. [9]
- Bisul tidak membaik atau bahkan semakin membesar setelah satu minggu perawatan di rumah.
- Ukuran bisul mencapai sebesar ukuran bola pingpong.
- Kulit di sekitar bisul berwarna merah cerah atau terdapat garis-garis memanjang dari bisul.
- Bisul terasa sangat sakit.
- Terdapat benjolan lain di sekitar bisul.
- Mengalami bisul berulang selama beberapa bulan.
- Memiliki komorbid seperti penyakit diabetes.
Cara mengatasi bisul diketiak
Apabila mengalami kondisi-kondisi tersebut, segera konsultasikan ke dokter supaya mendapatkan terapi yang tepat. Dokter mungkin akan memberikan sayatan pada bisul untuk mengeluarkan nanah dengan menggunakan kasa steril. Antibiotik juga dapat diberikan apabila telah terjadi komplikasi karbunkel atau beberapa bisul yang bergabung menjadi satu. [1]