Phobia Darah: Gejala – Penyebab dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Setiap manusia diciptakan sebagai individu yang unik dengan berbagai macam karakter, termasuk dalam hal memiliki phobia. Ada individu yang  memiliki phobia terhadap ketinggian, tempat gelap, atau hewan – hewan tertentu.

Phobia sendiri diartikan sebagai perasaan takut yang berlebihan pada sesuatu yang situasi atau objek dan dikategorikan sebagai penyakit gangguan kecemasan [9].

Artikel kali ini akan membahas khusus phobia terhadap darah, atau dikenal dengan sebutan hemophobia. Para penderita hemophobia akan berusaha menjauhi segala sesuatu yang berhubungan dengan darah, baik yang dilihat secara langsung maupun tidak, misalnya melalui media perantara video atau pikiran tentang prosedur pengambilan darah [1].

Apa yang menyebabkan seseorang bisa mengalami hemophobia dan bagaimana cara menyembuhkannya? Simak artikel berikut ini!

Gejala Phobia Darah

Pada dasarnya, segala jenis phobia menunjukan gejala yang hampir mirip baik secara fisik maupun mental. Darah menjadi pemicu utama dalam hemophobia.

Penderita akan merasakan gejala – gejala berikut ini apabila berada dalam situasi melihat darah secara riil atau membayangkan kejadian yang melibatkan darah seperti pembedahan di rumah sakit [1]:

  • Jantung berdegup cepat
  • Sesak di dada
  • Keringat berlebih
  • Pusing dan mual
  • Badan gemetar dan lemas
  • Panik dan cemas berlebihan
  • Hilang kesadaran atau pingsan
  • Merasa tak berdaya dan kehilangan kontrol terhadap pikiran

 Sedangkan, gejala phobia darah pada anak – anak antara lain [7]:

  • Menangis
  • Rewel dan Agresif
  • Manja
  • Selalu mencari tempat perlindungan ketika berada di situasi yang dekat dengan sumber phobia

Penyebab Phobia Darah

Penyebab utama dari hemophobia adalah pengalaman traumatis yang berhubungan dengan darah. Hal ini menimbulkan seseorang merasa ketakutan setiap kali melihat darah, karena memicu ingatan akan pengalaman yang traumatis tersebut [3,4].

Selain itu, hematophobia juga dapat disebabkan karena adanya hubungan dengan phobia lainnya. Misalnya phobia terhadap jarum suntik (Trypanophobia), atau medical phobia terhadap dokter yang membuat seseorang juga berpotensi memiliki hemophobia. Hal ini dikarenakan bidang medis memiliki kaitan erat dengan darah, pemicu dari hemophobia [2,3].

Faktor Resiko Phobia Darah

Phobia terhadap darah seringkali timbul pada masa kanak – kanak, antara usia 10 – 13 tahun. Berdasarkan penelitian, diperkirakan 3 – 4 persen populasi dunia mengalami phobia darah [1,2].

Berikut ini faktor yang meningkatkan resiko terkena hemophobia:

  • Faktor Genetik

Seseorang memiliki potensi lebih besar mengidap phobia dipengaruhi oleh genetik [10].

  • Orang Tua yang Over-Protektif

Tumbuh dalam lingkungan orang tua yang overprotektif menimbulkan seseorang berkembang menjadi pribadi yang kurang mandiri dan penuh rasa cemas [1].

  • Trauma Psikologis

Peristiwa yang traumatis dapat meningkatkan potensi mengidap kemophobia. Contohnya opname di rumah sakit atau mengalami kecelakaan yang berkaitan dengan darah [2,3].

  • Orang Tua yang Khawatir Berlebihan

Rasa khawatir dapat timbul akibat pola rasa takut dari orang tua. Apabila orang tua terlihat ketakutan melihat darah, maka anak akan cenderung mencontoh perilaku tersebut [1].

Kapan Harus ke Dokter

Dampak dari phobia dapat mengganggu kehidupan sehari – hari. Apabila hal tersebut sudah meresahkan, segeralah berkonsultasi ke psikolog atau psikiater. Terutama jika phobia darah membuat produktivitas terhambat dan mempengaruhi kehidupan sosial.

Selain itu, penderita hemophobia rentan mengalami sinkop vasovagal, yaitu penurunan detak jantung dan tekanan darah sebagai respon dari pemicu phobia yakni darah. Sinkop vasovagal akan mengakibatkan penderitanya merasa pusing bahkan pingsan [2,3].

Poin –poin berikut bisa menjadi tanda bagi penderita hemophobia untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut [1,2,3]:

  • Phobia darah menimbulkan serangan panik dan gangguan kecemasan yang parah
  • Phobia darah membuat pikiran menjadi tidak rasional
  • Mengalami gejala diatas selama 6 bulan atau lebih

Diagnosis Phobia Darah

Pada tahap awal, dokter akan memeriksa gejala dan keluhan fisik yang dialami pasien. Hal ini untuk mencari tahu apakah keluhan yang dialami disebabkan oleh phobia atau penyakit lainnya. Jika setelah diperiksa tidak ada penyakit lain yang mendasari gejala pasien, maka pasien akan dirujuk ke psikolog atau psikiater.

Psikolog dan psikiater akan melakukan pemeriksaan dengan menanyakan gejala phobia yang dialami serta sudah berapa lama pasien menderita phobia darah. Kemudian, psikater akan menggunakan pedoman Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5) untuk menentukan bahwa pasien mengalami phobia darah [2].

Pengobatan Phobia Darah

Seperti yang telah disebutkan, phobia darah dapat memberikan dampak negatif dan menyulitkan kehidupan penderitanya. Oleh karena itu, pengidap hemophobia disarankan untuk berkunjung ke dokter agar phobia darah dapat diatasi.  

Berikut ini adalah beberapa rekomendasi pilihan pengobatan yang dapat dijalani penderita phobia darah [3,5]:

  • Terapi Perilaku Kognitif

Phobia terhadap darah menyebabkan pikiran menjadi irrasional dan rasa cemas meningkat pada hal – hal yang berkaitan dengan darah. Oleh karena itu, terapis akan membantu mengubah sudut pandang atau persepsi tentang darah, sehingga pasien dapat mengendalikan rasa cemas dan berpikiran yang lebih positif [5].

Pasien akan diekspos dengan sumber dari phobia secara berkala, dalam kasus ini yaitu darah. Pasien diajak untuk berlatih dengan memvisualisasikan darah atau diperlihatkan darah untuk mengatasi rasa takut. Terapi ini dianggap efektif dan perlahan untuk memnyembuhkan phobia darah [8].

  • Applied Tension

Metode ini sesuai untuk meredakan gejala pingsan akibat hemophobia. Pasien akan diibaratkan berada dalam situasi akan disuntik Diibaratkan berada dalam kondisi akan disuntik, lalu pasien tersebut diminta untuk merelaksasi otot yang akan menerima jarum suntik, dan fokus menengangkan otot bagian lain untuk mencegah pingsan [3].  

  • Terapi Relaksasi

Terapi relaksasi, seperti yoga dan meditasi, berfokus dalam merelaksasi kondisi mental dan fisik pasien yang tegang setiap kali berjumpa dengan darah. Teknik ini membantu pasien mengatasi stres dan meringankan gelaja fisik saat berhadapan dengan darah [1].  

  • Pemakaian Obat- Obatan

Obat – obat dibutuhkan untuk kasus phobia yang akut. Obat yang diresepkan biasanya obat penenang atau antidepresan yang bertujuan mengurangi rasa cemas yang berlebih. Namun, metode penyembuhan phobia dengan penggunaan obat – obatan biasanya kebanyakan bersifat opsional [1].

Phobia darah atau hemophobia adalah kondisi dimana seseorang mengalami ketakutan berlebih ketika berhadapan dengan darah atau menjalani suatu kegiatan yang berkaitan dengan darah. Phobia darah merupakan salah satu gangguan mental yang dapat menimbulkan berbagai gejala fisik maupun psikis.

Apabila dampak phobia darah telah merugikan kehidupan dan berlangsung 6 bulan atau lebih, sebaiknya periksakan ke dokter untuk mendapat penanganan yang tepat.   

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment