Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Pipotiazine adalah obat antipsikotik tipikal yang digunakan dalam kondisi medis seperti psikosis dan skizofrenia. Pipotiazine biasa digunakan pada pasien yang sudah menggunakan dosis reguler dari obat
Pipotiazine termasuk dalam golongan antipsikotik dengan struktur piperidin. Obat ini digunakan untuk perawatan serta pemeliharaan pasien skizofrenia non-gelisah kronis, psikosis paranoid dan kondisi lainnya.[1,2,3,4]
Daftar isi
Data informasi mengenai indikasi Pipotiazine hingga peringatan obat terdapat dalam tabel berikut ini [2]:
Indikasi | Obat skizofrenia dan psikosis paranoid |
Kategori | Obat Keras |
Konsumsi | Dewasa |
Kelas | Antipsikotik |
Bentuk | Larutan intramuskular, tablet oral |
Kontraindikasi | → Keadaan komatosa. → Aterosklerosis serebral ditandai. → Feokromositoma. → Insufisiensi jantung berat. → Gangguan ginjal atau hati. |
Peringatan | → Pasien dengan atau yang memiliki riwayat penyakit pernapasan berat, epilepsi, gejala putus alkohol, kerusakan otak, dan penyakit Parkinson. → Gejala ekstrapiramidal ditandai dengan neuroleptik yang pernah digunakan sebelumnya, glaukoma sudut tertutup, hipotiroidisme, miastenia gravis, hipertrofi prostat, tirotoksikosis. → Lansia. → Hamil dan menyusui. |
Pipotiazine termasuk dalam kelompok fenotiazin yang memiliki efek depresan sistem saraf pusat (SSP), antimetik, antikolinergik, alfa-adrenergik, dan obat penenang.
Pipotiazine akan mengubah perilaku, mencegah overstimulasi, dan mengontrol penyakit mental tertentu seperti psikosis kronis, skizofenia, pengobatan adjuvant tetanus, dan porfiria intermitan akut.
Obat ini juga efektif mengobati anak-anak yang memiliki perilaku seperti hyperexcitability. Penggunaanya tidak boleh melebihi 12 minggu dan selalu menjadi pengobatan alternatif pertama untuk mencegah kondisi mental tersebut. [1, 2, 3, 4]
Pipotiazine diberikan pada pasien sesuai dengan indikasi dan kategori pasien [2]:
Intramuskuler ⇔ Skizofrenia → Sebagai pipotiazine palmitate dengan dosis awal 25 mg sebagai dosis uji diikuti dengan 25-50 mg setelah 4 sampai 7 hari. Sesuaikan dengan peningkatan 25-50 mg sesuai dengan respons setiap 4 minggu. Dosis pemeliharaan 50-100 mg tiap 4 minggu dengan dosis maksimal 200 mg setiap 4 minggu. Untuk pasien lansia >50 tahun diberikan dosis 5-10 mg. |
Oral/Diminum ⇔ Psikosis → 5-20 mg setiap hari dimana untuk dosis parah diberikan dosis sebesar 30 mg setiap hari untuk waktu singkat. |
Pipotiazine yang digunakan oleh pasien dapat menyebabkan reaksi merugikan, antara lain: [1, 2, 3, 4]
Informasi lebih detail mengenai penyimpan hingga pengaruh hasil lab dari Pipotiazine tercantum dalam tabel berikut ini [2]:
Penyimpanan | Simpan antara 15-30°C |
Cara Kerja | Deskripsi: Pipotiazine antagonis reseptor dopaminergik mesolimbik postsynaptic di otak. Obat ini menekan pelepasan hormon hipotalamus dan hipofisis, sehingga kurang menenangkan, memiliki potensi yang lebih kecil untuk mempotensiasi depresan SSP lainnya dan mungkin memiliki kecenderungan yang lebih rendah untuk menyebabkan hipotensi. Onset: 2-3 hari (IM). Durasi: 3-6 minggu. Farmakokinetik: Absorpsi: Diserap perlahan dari tempat inj (IM). |
Interaksi dengan obat lain | → Meningkatnya risiko aritmia bila digunakan secara bersamaan dengan obat-obatan yang memperpanjang interval QT (misalnya antiaritmia, antidepresan, antipsikotik lain) dan obat-obatan yang menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit. → Efek depresan SSP yang ditingkatkan (misalnya depresi pernapasan) dengan barbiturat dan obat penenang lainnya. → Peningkatan konsentrasi plasma bila digunakan dengan ritonavir. → Meningkatnya risiko efek ekstrapiramidal bila digunakan bersama tetrabenazin dan litium. → Peningkatan neurotoksisitas dengan litium. → Dapat meningkatkan efek hipotensi dari agen penghambat α-adrenoseptor. → Efek neuroleptik menurun bila digunakan dengan agen antikolinergik. |
Interaksi dengan makanan | Efek depresan SSP aditif dengan alkohol. |
Overdosis | ⇔ Gejala: Mengantuk, kehilangan kesadaran, hipotensi, takikardia, perubahan EKG, aritmia ventrikel, hipotermia, dan tardive ekstrapiramidal berat. ⇔ Cara Mengatasi: Dapat memberikan agen inotropik seperti dopamin untuk memperbaiki kolaps sirkulasi. Kembalikan suhu tubuh normal dan sirkulasi yang benar. |
Pengaruh pada hasil lab | Dapat menyebabkan tes kehamilan positif palsu atau negatif. |
Kondisi kesehatan apa yang mempengaruhi penggunaan Pipotiazine?
Konsultasikan dengan dokter jika pasien memiliki riwayat epilepsi, myasthenia gravis, lansia, penyakit berat, glaukoma sudut, gerakan abnormal, dan penyakit Parkinson [1].
Obat apa yang dapat berinteraksi dengan Pipotiazine?
Pipotiazine dapat berinteraksi jika digunakan bersamaan dengan amitriptyline, amobarbital, chlorphenamine, codeine, diazepam, morphine, phenelzine, phenobarbital, atupun temazepam [4].
Apa yang harus saya ketahui sebelum menggunakan Pipotiazine?
Dokter harus mengetahui jika pasien memiliki riwayat gagal ginjal atau hati, tumor kelenjar adrenal, gagal jantung parah, penyempitan parah dari arteri di otak, sedang mengonsumsi alkohol, ataupun pasien anak-anak [3].
Apakah aman mengendarai kendaraan saat menggunakan Pipotiazine?
Apabila mengalami kantuk atau pusing setelah menggunakan Pipotiazine, sebaiknya tidak mengendarai kendaraan atau mengoperasikan mesin yang membutuhkan kewaspadaan [3].
Apakah aman jika obat dikonsumsi oleh pasien lansia dan anak-anak?
Pasien lansia dan anak-anak lebih rentan mendapatkan efek samping yang merugikan, oleh karena itu penggunaannya harus dibawah pengawasan dokter [2].
Apa yang harus saya perhatikan ketika mengonsumsi Pipotiazine?
Pantau status mental, tanda vital, berat badan, tinggi badan, IMT, lingkar pinggang, KBK, elektrolit, LFT, kadar glukosa, siklus menstruasi, fungsi ereksi dan ejakulasi, perkembangan galaktorea, tanda parkinsonian, tardive dyskinesia, EKG dan pemeriksaan mata [4].
Di bawah ini adalah obat bermerek yang terdapat kandungan Pipotiazine di dalamnya [1]:
Brand Merek Dagang |
Piportil |
1. Anonim. Pipotiazine. Drugs; 2020
2. Anonim. Pipotiazine. Mims Indonesia; 2020
3. Anonim. Pipotiazine. Drugbank; 2020
4. Anonim. Pipotiazine. Healthlink; 2020