Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Tes PCR masih menjadi standar emas dalam menegakkan diagnosis untuk COVID-19. Namun tes ini membutuhkan waktu dan laboratorium untuk memproses hasilnya, sehingga tes antigen diharapkan dapat menjadi alternatif... untuk mendapatkan hasil tes dengan lebih cepat. Tes antigen mendeteksi protein yang ada pada virus, sedangkan PCR mendeteksi materi genetiknya, sehingga akurasi PCR masih lebih tinggi dibandingkan tes antigen. Pada kondisi dimana jumlah virus sudah lebih banyak (sekitar 3 hari sebelum sampai 5 hari setelah muncul gejala), tes antigen dapat memberikan hasil positif. Namun diluar waktu tersebut dikhawatirkan kadar virus belum cukup banyak untuk dapat memberikan hasil yang positif. Tes antigen dapat menjadi alternatif bagi Anda yang sulit mendapatkan akses untuk melakukan tes PCR. Namun untuk menegakkan diagnosis, tes PCR masih menjadi pilihan utama. Read more
Daftar isi
Fungsi Rapid Test Antigen
Pada beberapa minggu terakhir, pemerintah menganjurkan masyarakat Indonesia untuk melakukan rapid test antigen sebagai tes yang digunakan untuk mendeteksi virus corona.
Rapid test antigen merupakan salah satu jenis tes untuk memeriksa keberadaan virus corona dengan cara mengambil sampel lendir dari dalam hidung maupun belakang tenggorokan. [1]
Rapid test antigen dapat dilakukan oleh semua kalangan usia dan hasil tes ini dapat diketahui dengan cepat yaitu sekitar 15 menit.[1]
Rapid test antigen sering juga disebut dengan swab antigen. Keduanya merupakan jenis tes yang sama. Disebut swab karena sampel yang digunakan dan cara pengambilannya sama dengan metode swab. Sementara, disebut rapid karena hasil tes dapat diketahui dalam waktu yang singkat.[2]
Dokter akan merekomendasikan pasien untuk melakukan rapid antigen untuk:[3,4]
- Orang Tanpa Gejala (OTG), seseorang yang kontak erat dengan kasus positif covid-19 atau memiliki risiko tertular dari orang positif covid-19
- Orang Dalam Pemantauan (ODP)
- Pasien Dalam Pengawasan (PDP)
- Tenaga kesehatan
- Memiliki gejala seperti demam tinggi, batuk, dan sesak nafas
- Pernah atau sedang di wilayah dengan angka penularan virus corona yang tinggi
Segera hubungi dokter atau rumah sakit jika pasien memiliki satu atau lebih dari gejala COVID-19 ini:[5]
- Kesulitan bernapas
- Batuk dan demam yang tidak kunjung sembuh
- Nyeri terus menerus di dada
- Bibir atau wajah kebiruan
- Kebingungan tiba-tiba
Perbedaan Rapid Test Antigen, Antibodi dan Swab PCR
Sebelumnya, jenis tes yang digunakan untuk mendeteksi virus corona adalah rapid test antibodi dan swab PCR.
Rapid Test Antigen dan Rapid Test Antibodi
Perbedaan antara rapid test antigen dan antibodi terletak pada target deteksi, sampel, dan durasi.
Pada rapid antigen, virus corona dideteksi dengan ada tidaknya materi genetik atau protein spesifik dari virus tersebut dalam tubuh seseorang. Sementara, rapid test antibodi mendeteksi virus corona melalui antibodi dalam darah.[6]
Sampel yang diambil dan durasi prosedur dari dua jenis rapid test ini juga berbeda. Rapid test antigen menggunakan sampel lendir dari dalam hidung maupun belakang tenggorokan dan membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit untuk mengetahui hasilnya. [6]
Sedangkan rapid test antibodi menggunakan sampel darah pasien dan hanya membutuhkan waktu 5 sampai 10 menit.[6]
Rapid Test Antigen dan Swab PCR
Meskipun sama-sama menggunakan sampel yang sama, rapid test antigen dan swab PCR juga memiliki perbedaan yang terletak di target deteksi, waktu, dan tingkat keakuratan.[1,6]
Target deteksi dari swab PCR adalah materi genetik (DNA dan RNA) dari virus corona. Waktu yang dibutuhkan untuk mengetahui hasilnya lebih lama dari rapid test antigen yaitu sekitar 1 sampai 2 hari setelah sampel di terima di laboratorium.
Namun, jenis tes ini memiliki tingkat keakuratan yang lebih tinggi dibandingkan dua jenis rapid test lainnya.[1,6]
Persiapan Rapid Test Antigen
Tidak ada persiapan khusus yang perlu dilakukan sebelum melakukan rapid test antigen. Bahkan di beberapa tempat, rapid test antigen dapat dilaksanakan secara drive thru sehingga pasien tidak perlu turun dari kendaraan.
Pasien hanya perlu menggunakan masker untuk menghindari penularan, berjaga jarak, dan petugas medis yang akan melakukan swab harus mengenakan alat pelindung diri (APD).[7,8]
Prosedur Rapid Test Antigen
Pasien akan diminta untuk mendongak ke atas kemudian petugas medis memasukkan alat swab yang berbentuk seperti cotton bud melalui rongga hidung atau tenggorokan. [9]
Selanjutnya alat swab yang telah digunakan dimasukkan ke dalam tempat steril untuk dianalisa lebih lanjut di laboratorium.[9]
Prosedur ini hanya memerlukan waktu selama beberapa menit. Hasil rapid test antigen biasanya akan dikirim melalui email pasien.
Pemeriksaan rapid test antigen cenderung aman dan tidak memiliki komplikasi yang serius. Risiko umum yang dialami pasien adalah rasa tidak nyaman saat alat swab dimasukkan ke dalam rongga hidung atau tenggorokan.[8]
Hasil Rapid Test Antigen
Seperti pemeriksaan medis lainnya, hasil rapid test antigen dibagi menjadi dua yaitu negatif dan positif
Negatif
Tidak ditemukannya protein virus corona dalam tubuh pasien menunjukkan bahwa pasien tidak sedang terinfeksi virus tersebut. Namun, untuk lebih memastikan hasilnya lagi, pasien dapat melakukan tes Swab PCR.[2]
Positif
Jika hasil rapid test antigen positif, pasien akan segera direkomendasikan oleh dokter untuk melakukan tes Swab PCR untuk memastikan apakah pasien benar-benar terinfeksi virus corona atau tidak.[2]
Hal ini karena hasil yang positif tidak menutup kemungkinan akibat dari infeksi bakteri atau koinfeksi dengan virus lain.[2]
Jika setelah melakukan tes swab PCR, pasien dinyatakan positif covid-19 maka petugas medis akan menyarankan pasien untuk melakukan isolasi. Berikut penjelasannya:[10]
- Jika tidak ada gejala seperti batuk, demam, sesak nafas, dan suara serak maka pasien dianjurkan untuk melakukan isolasi mandiri di rumah dengan menerapkan protokol kesehatan dan gaya hidup sehat
- PDP dengan gejala ringan wajib isolasi mandiri di rumah
- PDP dengan gejala sedang melakukan isolasi di rumah sakit darurat
- PDP dengan gejala berat melakukan isolasi di rumah sakit rujukan covid-19