Daftar isi
Apa itu Smegma?
Smegma merupakan substansi yang ditemukan secara alami di bagian bawah kulit khatan (foreskin) penis atau di bawah lipatan vagina. Smegma berupa substansi padat berwarna putih yang sering kali menyebabkan bau[1, 2].
Smegma terbentuk dari penumpukan sel kulit, sekresi minyak, dan cairan lain pada sekitar alat kelamin. Meski demikian, terbentuknya smegma merupakan hal normal dan bukan termasuk tanda adanya penyakit menular secara seksual[1, 3].
Pada kondisi normal, smegma merupakan pelumas alami yang menjaga kulit di sekitar alat kelamin tetap lembap. Akan tetapi jika dibiarkan smegma dapat makin besar seiring waktu dan berdampak merugikan, seperti timbulnya infeksi[2, 3].
Pada pria, smegma paling umum berkembang pada mereka yang tidak dikhitan, meski dapat terjadi pada semua pria. Pria yang tidak dikhitan memiliki kulit khatan yang menutupi bagian ujung penis. Keringat, minyak, dan sel-sel kulit dapat terjebak di bawah kulit khatan jika tidak dibersihkan dengan benar[2, 3].
Umumnya smegma tidak banyak diproduksi sebelum pubertas. Smegma juga menjadi lebih jarang terbentuk seiring makin lanjutnya usia seseorang[1].
Penyebab Smegma
Terbentuknya smegma baik pada pria maupun wanita dipengaruhi oleh higenitas individu. Cairan di dalam smegma diproduksi secara alami oleh tubuh untuk membantu lubricate dan menjaga kelembapan kulit di sekitar organ kelamin[3].
Tidak membersihkan area genital secara baik dan rutin dapat mengakibatkan cairan penumpuk dan mengeras. Smegma dapat mengarah pada infeksi bakteri dan menyebabkan timbulnya bau tidak sedap[3, 4].
Gejala Smegma
Smegma memiliki ciri-ciri khusus meliputi[1, 3]:
- Konsistensi kental dan menyerupai keju
- Berwarna putih atau putih gelap (bergantung warna kulit)
- Berbau tidak sedap
Pada beberapa kasus, smegma dapat berkembang menjadi gumpalan bulat di bawah kulit khatan. Smegma paling mudah berkembang pada pria yang tidak dikhitan, yaitu pada bagian kulit khatan [1, 2].
Pada bayi laki-laki, kulit khatan menempel erat bagian ujung penis, sehingga ujung penis tertutup dan terlindung dengan baik. Seiring pertumbuhan, penis bertambah panjang dan kulit khatan secara alami melentur, sehingga debris, kotoran, dan sel-sel kulit dapat berkumpul di antara bagian bawah kulit khatan dan ujung penis[1].
Pada wanita, smegma cenderung menumpuk di bagian bawah tudung klitoris atau pada lipatan labia. Pada bayi, smegma dapat ditemukan pada bagian vulva[1, 2].
Komplikasi Smegma
Biasanya smegma tidak berbahaya dan jarang mengakibatkan komplikasi serius. Namun jika penumpukan smegma tidak diatasi atau dihilangkan, smegma dapat menjadi sangat keras. Penumpukan smegma juga dapat mengarah pada beberapa masalah kesehatan serius, seperti[1, 2]:
Fimosis ialah kondisi di mana foreskin tidak dapat ditarik ke belakang dari bagian ujung penis. Fimosis dapat terlihat menyerupai lingkaran ketat atau gelang karet pada kulit khatan di sekitar ujung penis.
Fimosis sering kali berkaitan dengan pembesaran kulit khatan selama urinasi (buang air kecil), kesulitan urinasi, atau infeksi. Gejala fimosis lainnya meliputi kemerahan, keluarnya cairan abnormal, dan kulit khatan ketat.
Balanitis ialah peradangan pada bagian ujung penis dan kulit khatan. Balanitis dicirikan dengan pembengkakan penis, warna kemerahan atau rona merah-jingga, dengan bau tidak sedap dan timbul rasa sakit saat buang air kecil. Kondisi ini dapat disertai dengan pendarahan.
Balanitis memerlukan penanganan medis, biasanya berupa antibiotik topikal atau oral. Bergantung pada penyebabnya, balanitis penanganan untuk balanitis dapat berbeda-beda.
- Adesi klitoral
Smegma yang terbentuk di sekitar klitoris dapat mengeras dan menyebabkan tudung untuk menempel pada lubang, yang mana dapat menimbulkan rasa sakit dan mengakibatkan adesi klitoral. Smegma yang bertumpuk dapat mengering dan mengeras di bagian bawah tudung klitoris, mengarah pada iritasi dan sakit.
Penempelan tudung pada klitoris, baik sebagian atau sepenuhnya, mencegah tudung untuk melindungi kelenjar dengan baik.
Pengobatan Smegma
Cara paling baik untuk mengatasi spegma ialah dengan membersihkan daerah di sekitar organ genital. Dianjurkan untuk menggunakan air hangat dan sabun ringan secara rutin untuk membersihkan daerah genital selama mandi. Jika smegma menimbulkan masalah, sebaiknya mengenakan pakaian yang terbuat dari bahan yang memungkinkan sirkulasi udara yang baik[1, 3].
Untuk pria yang sudah dikhitan, pembersihan dilakukan dengan mencuci dengan pelan bagian di sekitar ujung penis, terutama di sepanjang kerutan yang membatasi bagian ujung dari batang penis[1].
Sementara untuk pria yang tidak dikhitan, proses pembersihan memerlukan perhatian lebih, yaitu dengan menarik ke belakang kulit khatan dan membersihkan bagian bawah kulit khatan satu atau dua kali per hari. Proses ini dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari terjadinya iritasi[1, 3].
Smegma pada wanita dapat ditangani dengan membersihkan bagian di bawah tudung klitoris, sebelumnya bagian bibir luar vulva perlu ditarik ke belakang. Sebaiknya menghindari penggunaan sabun dengan parfum untuk mencegah iritasi[1].
Selanjutnya, daerah genital dibilas dan dikeringkan dengan baik dengan handuk. Prosedur pembersihan harian diulangi hingga smegma menghilang[3].
Jika penumpukan smegma tidak menjadi bersih atau jika smegma tumbuh semakin buruk dan menimbulkan gejala baru, sebaiknya segera menghubungi dokter[3].
Jika smegma masih penumpuk setelah satu minggu, sebaiknya diperiksakan ke dokter. Kondisi ini dapat mengindikasikan adanya infeksi dan pasien dapat memerlukan penanganan lebih[3].
Pencegahan Smegma
Meski smegma merupakan hal normal, smegma yang terus menumpuk dapat mengarah pada berbagai masalah. Upaya untuk mencegah smegma ialah dengan menjaga kebersihan area genital[2, 3].
Area genital sebaiknya dibersihkan setidaknya dua kali setiap minggu. Pembersihan dilakukan menggunakan sabun ringan dan air hangat. Dilanjutkan dengan membilas dengan baik untuk mencegah terjadinya iritasi[3].
Berikut beberapa langkah pencegahan smegma yang dapat dilakukan oleh wanita[2]:
- Mengenakan celana dalam berbahan katun.
- Menghindari jenis serat sintetis seperti thog, nilon, atau asetat
- Menghindari mengenakan stoking nilon, legging, atau korset yang dapat menyebabkan sirkulasi udara di area genital buruk, sehingga kelembapan dan panas terjebak
- Menghindari menggunakan produk-produk pembersih seperti deodoran, feminine spray, minyak, dan zat berminyak
Menghindari vaginal douching karena dapat mengubah pH vagina dan mengarah pada pertumbuhan berlebih populasi bakteri