Tuberkulosis(TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru. Organ lainnya yang dapat terserang yaitu sistem pernapasan, gastrointestinal(GI), limforetik, kulit, saraf pusat, muskuloskeletal, sistem reproduksi, dan hati[1].
Dalam beberapa dekade terakhir, telah dilakukan pemberantasan terhadap penyakit tuberkulosis. Meskipun penyakit dapat diberantas dan dapat dikendalikan, tetapi penyakit ini masih menjadi beban besar di seluruh dunia. Tahun 2000 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2017) penyakit tuberkulosis turun 1,5% setiap tahun, sehingga angka kematian penyakit ini menjadi menurun[1].
Daftar isi
Fungsi Turunan Hidrazida
Turunan hidrazida adalah agen bakteri bekerja dengan angat spesifik dan aktif untuk melawan Mycobacterium. Turunan hidrazida memiliki sifat bakterisidal yang bekerja dengan memberantas metabolisme protein bakteri, asam nukleat, karbohidrat, dan lipid. Turunan hidrazida digunakan dengan obat liannya untuk mengobati dan mencegah tuberkulosis[2].
Turunan hidrazida merupakan agen antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi mikrobakteri yang sering digunakan dengan obat lain untuk mengobati tuberkulosis yang aktif. Obat ini menjadi pilihan utama untuk pengobatan tuberkulosis[3].
Salah satu penyakit infeksi yang banyak tersebar luas di negar-negara belahan dunia adalah tuberkulosis(TB) sehingga jumlah obat TB cenderung meningkat. Enam turunan hidrazida adalah asam 2-Thiophenecarboxylic disintesis dalam hasil 90-97%, dan 2-thiophenecarbonylhydrazone-5, 7-dibromoisatin menunjukkan aktivitas tertinggi dalam menghambat M. tuberculosis H 37 Rv[4].
Penyakit yang Diatasi dengan Turunan Hidrazida
Berikut ini beberapa penyakit yang dapat dapat diatasi dengan Turunan Hidrazida, yaitu[2] :
- Mycobacterium kansasii
Mycobacterium kansasii adalah non-tuberculosis mycobacterium (NTM) dengan pertumbuhan yang sangat lambat. Contohnya saja seperti spesies mikobakteri lainnya yang dapat menyebabkan infeksi paru, kulit dan jaringan lunak, infeksi muskuloskeletal, penyebaran penyakit, dan limfadenitis. Penyakit paling umum dari infeksi M. Kanasii adalah penyakit kavitas paru kronis di lobus atas[5].
- Tuberkulosis, Aktif
Tuberkulosis aktif adalah kondisi dimana Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyebabkan infeksi pada paru-paru. Resiko penyakit ini lebih tinggi menyerang pada pasien[6].
- Tuberkulosis, Laten
Infeksi tuberkulosis laten (LTBI) berhubungan dengan respon imun terhadap stimulasi oleh antigen Mycobacterium tuberculosis. Infeksi tuberkulosis laten (LTBI) sangat penting sekali untuk mengobati tuberkulosis. Diagnosis jika orang tersebut mengidap tuberkulosis yaitu dengan tes kulit tuberkulin dan tes pelepasan interferon gamma[7].
Orang dengan Infeksi tuberkulosis laten (LTBI) tidak memiliki tuberkulosis aktif dan tidak merasakan sakit. Akan tetapi, infeksi ini dapat lebih parah jika dibiarkan dalam waktu yang sangat lama[7].
- Tuberkulosis, Profilaksis
Terapi antibiotik profilaksis digunakan untuk menghentikan perkembangan tuberkulosis aktif yang efektif. Akan tetapi peyakit ini sangat sulit dicegah karena resiko besar efek samping kerusakan hati bisa terjadi[8].
Cara Kerja Turunan Hidrazida
Turunan hidrazida merupakan obat penghilang rasa sakit dengan cara aktivasi pada katalase bakteri. Akitvasi ini seperti reduksi mikobakteri katalase KatG katalase peroksida terhadap hidrazin dan reaksi oksigen sehingga membentuk kompleks enzim oksferrous[9].
Setelah aktivasi di aktifkan, turunan hidrazida dapat menghambat sintesis asam mikoloat yang merupakan bagian penting dari dinding sel bakteri. Obat ini memiliki sifat bakteriosidal yang dapat melawan organisme Mycobacterium tuberculosis intraseluler dan ekstraseluler yang tumbuh dengan sangat cepat[9].
Obat ini bekerja dengan cara menghmbat InhA, reduktase enoyl dari Mycobacterium tuberculosis , dengan membentuk aduk kovalen dengan kofaktor NAD[9].
Turunan hidrazida sangat mudah diserap setelah pemberian oral, akan tetapi metabolisme sangat signifikan dengan penyerapan dan ketersediaan hayati menjadi berkurang dengan jenis makanan yang di makan[9].
Dimetabolismekan melalui hati denga rute eliminasi dari 50% hingga 70% dan di ekskresikan melalui urin dalam waktu 24 jam[9]
Contoh Obat Turunan Hidrazida
Isoniazid adalah satu-satunya obat dari turunan hidrazida. Isoniazid tersedia dalam bentuk tablet dan sirup yang hanya bisa didapat dari resep dokter. Obat ini merupakan antibiotik yang digunakan untuk pengobatan infeksi mikobakteri dan paling sering digunakan bersama dengan obat antimikobakteri lain untuk mengobati tuberkulosis aktif[9].
Isoniazid digunakan untuk segala macam penyakit tuberkulosis dengan organisme yang sangat rentan. Isoniazid adalah agen bakterisida yang aktif untuk melawan organisme dan genus Mycobacterium, khususnya M. tuberculosis , M. bovis dan M. kansasii[9]
Isoniazid juga merupakan obat yang sangat spesifik tetapi tidak efektif melawan mikroorganisme lain. Karena memiliki sifat bakterisidal, mikobakteri yang tumbuh dengan sangat cepat memiliki sifat bakteriostatik jika pertumbuhannya lambat[9].
Saat mengobati TBC aktif, isoniazid harus digunakan bersama dengan obat khusus TBC lainnya. Akan tetapi jika obat ini digunakan sendiri atau tanpa kombinasi dengan obat tbc lainnya, obat bisa menadi resisten terhadap pengobatan[10].
Efek Samping Turunan Hidrazida
Semua obat kemungkinan memiliki efek samping termasuk turunan hidrazida. Penggunaan dosis yang tepat dapat mengurangi efek samping yang tidak diinginkan. Berikut ini beberapa efek samping umum yang biasa terjadi dari turunan hidrazida[10].
- Mati rasa
- Kesemutan
- Nyeri terbakar di tangan atau kaki
- Mual
- Muntah
- Sakit perut
- Tes fungsi hati yang abnormal
Tidak dibolehkan menggunakan isoniazid jika memiliki penyakit hati aktif, hal tersebut dapat menimbulka demam, menggigil, nyeri sendi, atau reaksi alergi yang sangat parah. Permsalahan pada hati yang serius bisa berakibat fatal bagi pasien dengan sia 35 dan 65 tahun. Dokter menganjurkan untuk pemeriksaan rutin untuk fungsi hati jika pasien mengkonsumsi obat ini[10].
Minum isoniazid pada saat perut kosong 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan. Obat ini dapat digunakan dalam jangka waktu yang ditentukan. Gejala mungkin membaik sebelum infeksi benar-benar sembuh. Melewatkan dosis dapat meningkatkan resiko infeksi dan resisten terdapat antibiotik. isoniazid tidak dapat mengobati infeksi virus seperti flu[10].
Tidak diketahui apakah isoniazid dapat membahayakan janin dalam kandungan. Katakan terlebih ke dokter jika anda sedang hamil atau akan berencana hamil. Obat ini dapat masuk ke dalam ASI tetapi tidak berfungsi untuk mencegah tuberkulosis pada bayi yang sedang menyusui. Ada baiknya bicarakan ke dokter jika anda sedang menyusui[10].