Uji Penetrasi Sperma: Fungsi, Prosedur, dan Hasil

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Beberapa pasangan suami-istri yang menunggu cukup lama untuk mendapatkan keturunan mungkin akan merasa perlu untuk melakukan beberapa tes untuk mengetahui kualitas kesuburan dari masing-masing pihak.

Salah satu tes untuk pria adalah uji penetrasi sperma.

Fungsi dan Pengertian

Uji penetrasi sperma, disebut juga HEPT (hamster egg penetration test) atau tes hamster, adalah tes yang digunakan untuk memprediksi apakah sperma mampu membuahi sel telur.Tes ini biasanya dilakukan jika pasangan suami-istri mengalami kesulitan untuk hamil atau masalah kesuburan. [2]

Tes ini juga dilakukan: [2, 4]

  • Jika tes lain tidak berhasil menemukan penyebab ketidaksuburan
  • Untuk melihat bagaimana sperma berfungsi jika tes analisis sperma menunjukkan beberapa masalah, termasuk jika sperma bergerak lambat atau tampak tidak normal.
  • Untuk menguji sperma sebelum pelaksanaan in vitro fertilization (IVF) atau program bayi tabung

Tes ini diberi istilah tes hamster, karena di laboratorium sperma akan digabungkan dengan sel telur hamster yang telah dipersiapkan secara khusus. Sel-sel telur ini sudah melalui perlakukan kimia untuk memungkinkan terjadinya penetrasi oleh sperma manusia.

Langkah-Langkah Uji Penetrasi Sperma

Uji penetrasi sperma adalah tes yang dilakukan dengan beberapa langkah. Empat proses berbeda harus ada untuk uji pembuahan sperma dan sel telur: kapasitasi, reaksi acrosome, penetrasi, dan dekondensasi kromatin di dalam sel telur. [3]

Uji penetrasi sperma menggunakan sel telur hamster bebas “zona” sebagai model in vitro (uji lab) untuk melihat interaksi antara sperma dengan sel telur. [3]

Zona pellucida adalah membran bening dan tebal yang menyelubungi sel telur dan menjaga spesifitas spesies untuk pembuahan. Mengangkat zona dari sel telur hamster berarti memungkinkannya untuk dipenetrasi oleh sperma manusia dan bisa digunakan sebagai sel telur contoh. [3]

Tes dilakukan dengan menginkubasi sejumlah sel telur hamster bebas zona bersama sperma manusia selama beberapa jam. Merujuk pada persentasi sel telur yang berhasil dipenetrasi, sperma akan dinilai dalam rentang “subur” atau “tidak subur”.

Aspek-aspek fungsi sperma yang tidak diuji oleh tes ini termasuk kapasitas sperma untuk melakukan penetrasi pada pembatas serviks atau kemampuannya untuk mengikat zona pellucida pada sel telur manusia. [3]

Persiapan

Tentu saja pasien akan lebih dulu melakukan konsultasi dengan dokter untuk membicarakan mengapa ia merasa perlu melakukan tes, apa saja risikonya, bagaimana prosedurnya, atau apa hasil yang mungkin akan didapat.

Bila telah siap, maka tes akan dilakukan, dan untuk itu sampel sperma akan diambil.

Pasien tidak boleh ejakulasi selama 2 hari sebelum pelaksanaan tes, tapi juga tidak lebih dari 5 hari. [2]

Langkah Pengambilan Sampel

Sampel sperma akan diambil melalui masturbasi. [2]

  • Pertama, pasien harus buang air kecil kemudian mencuci tangan dan penis-nya sebelum sperma dikeluarkan ke sebuah cup steril.
  • Tidak boleh menggunakan pelumas atau kondom saat pengambilan sampel.
  • Jika dilakukan di rumah, pastikan untuk membawa sampel ke klinik atau lab tidak lebih dari 1 jam kemudian.
  • Jaga sampel tetap pada suhu tubuh dan terhindar dari sinar matahari langsung.
  • Tidak boleh mengambil sampel saat melakukan hubungan intim, karena sperma bisa tercampur dengan cairan vagina.

Pengujian

Sampel sperma yang telah diambil akan dibawa ke laboratorium, kemudian disatukan dengan sel telur hamster yang telah dipersiapkan.

Sekitar 15 hingga 20 sel telur hamster diinkubasi bersama sperma yang telah disiapkan. Jika sperma berfungsi normal, maka akan terjadi penetrasi. Tes akan dihentikan setelah tiga jam, dan jumlah telur yang berhasil dipenetrasi akan dihitung dan diperiksa. [1, 4]

Jika jumlah sel telur hamster yang berhasil dipenetrasi kurang dari 50 persen, maka artinya sperma tidak bisa membuahi telur sebaik sperma normal. Jika lebih dari 50 persen, maka sperma seharusnya juga bisa membuahi sel telur manusia. [1, 4]

Jika jumlah penetrasi rendah, dokter mungkin akan menyarankan intracytoplasmic sperm injection (ICSI) saat proses pembuahan bayi tabung. [4]

Tingkat Akurasi Uji Penetrasi Sperma

Tes ini bukanlah penentu absolut untuk potensi kesuburan seseorang karena tidak menganalisa beberapa aspek penting dari fungsi sperma, seperti pergerakannya, jumlah dan bentuk yang baik.

Uji penetrasi sperma juga bisa memberikan hasil yang kurang tepat, misalnya, mengindikasikan bahwa sperma tidak berhasil melakukan penetrasi sel telur hamster namun sebenarnya mampu membuahi sel telur manusia. [4]

Hasil tes juga bisa dipengaruhi oleh pengambilan sampel sperma yang tidak dilakukan dengan benar. [2]

Risiko yang Mungkin Terjadi

Umumnya tidak ada risiko yang berhubungan dengan uji penetrasi sperma, karena pengambilan sampel dilakukan oleh pasien sendiri melalui masturbasi.

Pada kasus dimana pasien tidak bisa ejakulasi, sperma bisa diambil melalui pembedahan, dan risiko karena prosedur ini ada dalam batas normal yang berhubungan dengan operasi pada umumnya seperti infeksi dan alergi obat bius. [4]

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment